Disperindag Pantau Harga Beras
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem memantau harga beras di sejumlah toko kawasa kota Amlapura, Kamis (18/1).
AMLAPURA, NusaBali
Hasilnya, terjadi kenaikan harga beras, hanya saja Disperindag belum ada rencana menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga beras. Alasannya, suplai beras masih lancar.
Kepala Disperindag Karangasem, I Gusti Ngurah Suarta, mengungkapkan, saat cek harga beras di Toko UD Bintang dan UD Astiti Merta rata-rata mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras terjadi akinat turunnya produksi, apalagi di sejumlah tempat di Karangasem gagal panen akibat tanaman padi terpapar abu vulkanik. Terutama buah padi yang baru tumbuh kena abu vulkanik langsung kering dan menghitam. “Meski harga beras naik, kami belum ada rencana menggelar operasi pasar. Sebab, suplai beras masih lancar,” kata Gusti Suarta.
Gusti Suarta mengaku akan terus memantau harga beras di Pasar Amlapura Timur, Pasar Amlapura Barat, dan Pasar Pagi Subagan Amlapura. “Sementara belum ada keluhan atas kenaikan harga beras, meski demikian kami tetap melakukan pemantauan,” katanya. Pemantauan dilakukan agar tidak terjadi penimbunan beras di gudang pengusaha. Jika dibiarkan bisa mempengaruhi harga. “Jangan sampai ada spekulasi dengan cara menimbun beras, itu tidak boleh. Makanya kami secara rutin melakukan pengecekan,” tambahnya.
Sementara pemilik UD Astiti Merta, Ni Nengah Suati, mengakui suplai beras dari Jawa cukup lancar. Dikatakan, beeras Osing kenaikannya hampir tiap tiga hari sekali. Sebelumnya Rp 278.000 per 25 kilogram menjadi Rp 282.000. Sedangkan C4 dan Putri Agung sebelumnya Rp 269.000 per 25 kilogram kali ini Rp 275.000 per 25 kilogram. *k16
Kepala Disperindag Karangasem, I Gusti Ngurah Suarta, mengungkapkan, saat cek harga beras di Toko UD Bintang dan UD Astiti Merta rata-rata mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras terjadi akinat turunnya produksi, apalagi di sejumlah tempat di Karangasem gagal panen akibat tanaman padi terpapar abu vulkanik. Terutama buah padi yang baru tumbuh kena abu vulkanik langsung kering dan menghitam. “Meski harga beras naik, kami belum ada rencana menggelar operasi pasar. Sebab, suplai beras masih lancar,” kata Gusti Suarta.
Gusti Suarta mengaku akan terus memantau harga beras di Pasar Amlapura Timur, Pasar Amlapura Barat, dan Pasar Pagi Subagan Amlapura. “Sementara belum ada keluhan atas kenaikan harga beras, meski demikian kami tetap melakukan pemantauan,” katanya. Pemantauan dilakukan agar tidak terjadi penimbunan beras di gudang pengusaha. Jika dibiarkan bisa mempengaruhi harga. “Jangan sampai ada spekulasi dengan cara menimbun beras, itu tidak boleh. Makanya kami secara rutin melakukan pengecekan,” tambahnya.
Sementara pemilik UD Astiti Merta, Ni Nengah Suati, mengakui suplai beras dari Jawa cukup lancar. Dikatakan, beeras Osing kenaikannya hampir tiap tiga hari sekali. Sebelumnya Rp 278.000 per 25 kilogram menjadi Rp 282.000. Sedangkan C4 dan Putri Agung sebelumnya Rp 269.000 per 25 kilogram kali ini Rp 275.000 per 25 kilogram. *k16
Komentar