Menghilang Sepulang dari Lokasi Pengungsian
Seorang pekak (kakek), I Nyoman Sukanada, 55, menghilang dari rumahnya di Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, sejak Kamis (18/1) pagi.
AMLAPURA, NusaBali
Pekak berusia 55 tahun ini menghilang setelah diajak pulang keluarganya dari lokasi pengungsian di Banjar Bambang Pande, Desa/Kecamatan Rendang.
Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih di mana korban Pekak Nyoman Sukanada berasal, masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, sehingga seluruh penduduknya diwajibkan mengungsi. Namun, Pekak Sukanada pagi itu diajak keluarganya pulang, sehubungan Karya Usaba Dalem Puri di Pura Dalem Besakih, yang puncaknya jatuh pada Sukra Wage Uye, Jumat (19/1).
Awalnya, korban Pekak Sukanada dan keluarganya pulang dari lokasi pengungsian di Banjar Bambang Pande, Desa Rendang, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari rumah asalnya, Kamis pagi pukul 06.00 Wita. Tiba di rumahnya di Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih sekitar pukul 06.30 Wita, keluarga korban memasak di dapur dengan menggunakan kayu bakar. Korban Pekak Sukanada sendiri sempat ke dapur untuk ngidu (menghangatkan badan).
Tak lama berselang, istri korban, Ni Nengah Sukerti, 50, berangkat ke Pura Dalem Besakih untuk jualan, dengan diantar anak kandungnya, I Nengah Parwita. Sedangkan cucu korban (anak-anak dari nengah parita) berangkat ke sekolah. Karenanya, korban Pekak Sukanada tinggal di rumah sendirian.
Namun, ketika sang anak Nengah Parwita balik dari mengantar ibunya ke Pura Dalem Besakih, Pekak Sukanada sudah menghilang. Nengah Parwita pun langsung me-mberitahukan masalah ini kepada kerabatnya. Mereka kemudian melakukan pencarian di sejumlah tempat, termasuk di sekitar kebun yang merupakan jalur menuju Embung Temukus di Banjar Temukus, Desa Besakih. Namun, Pekak Sukanada tidak ditemukan.
Karena korban menghilang tanpa meninggalkan jejak, Nengah Parwita kemudian melaporkan kasus kehilangan ayahnya ini ke Kelian Banjar Kiduling Kreteg, I Ketut Suma, Jumat siang pukul 14.00 Wita. Laporan juga dilakukan ke Polsek Rendang, kemarin nsiang pukul 14.30 Wita.
Polisi bersama warga pun lanjut melakukan pencarian korban Pekak Sukanada. Upaya pencarian kemarin dipimpin langsung Kelian Banjar Kiduling Kreteg, Ketut Suma, dan petugas Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Berata. Namun, hingga tadi malam pukul 19.00 Wita, upaya pencarian pekak hilang belum membuahkan hasil.
"Ya, kami ikut melakukan pencarian, tapi korban belum ketemu," ungkap Kelian Banjar, Ketut Suma, saat dikonfirmasi NusaBali tadi malam. "Pencarian akan dilanjutkan besok (Sabtu) pagi, karena hari ini (kemarin) hujan lebat hingga sore," sambung Kapolsek Rendang, Kompol Nengah Berata, secara terpish. *k16
Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih di mana korban Pekak Nyoman Sukanada berasal, masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, sehingga seluruh penduduknya diwajibkan mengungsi. Namun, Pekak Sukanada pagi itu diajak keluarganya pulang, sehubungan Karya Usaba Dalem Puri di Pura Dalem Besakih, yang puncaknya jatuh pada Sukra Wage Uye, Jumat (19/1).
Awalnya, korban Pekak Sukanada dan keluarganya pulang dari lokasi pengungsian di Banjar Bambang Pande, Desa Rendang, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari rumah asalnya, Kamis pagi pukul 06.00 Wita. Tiba di rumahnya di Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih sekitar pukul 06.30 Wita, keluarga korban memasak di dapur dengan menggunakan kayu bakar. Korban Pekak Sukanada sendiri sempat ke dapur untuk ngidu (menghangatkan badan).
Tak lama berselang, istri korban, Ni Nengah Sukerti, 50, berangkat ke Pura Dalem Besakih untuk jualan, dengan diantar anak kandungnya, I Nengah Parwita. Sedangkan cucu korban (anak-anak dari nengah parita) berangkat ke sekolah. Karenanya, korban Pekak Sukanada tinggal di rumah sendirian.
Namun, ketika sang anak Nengah Parwita balik dari mengantar ibunya ke Pura Dalem Besakih, Pekak Sukanada sudah menghilang. Nengah Parwita pun langsung me-mberitahukan masalah ini kepada kerabatnya. Mereka kemudian melakukan pencarian di sejumlah tempat, termasuk di sekitar kebun yang merupakan jalur menuju Embung Temukus di Banjar Temukus, Desa Besakih. Namun, Pekak Sukanada tidak ditemukan.
Karena korban menghilang tanpa meninggalkan jejak, Nengah Parwita kemudian melaporkan kasus kehilangan ayahnya ini ke Kelian Banjar Kiduling Kreteg, I Ketut Suma, Jumat siang pukul 14.00 Wita. Laporan juga dilakukan ke Polsek Rendang, kemarin nsiang pukul 14.30 Wita.
Polisi bersama warga pun lanjut melakukan pencarian korban Pekak Sukanada. Upaya pencarian kemarin dipimpin langsung Kelian Banjar Kiduling Kreteg, Ketut Suma, dan petugas Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Berata. Namun, hingga tadi malam pukul 19.00 Wita, upaya pencarian pekak hilang belum membuahkan hasil.
"Ya, kami ikut melakukan pencarian, tapi korban belum ketemu," ungkap Kelian Banjar, Ketut Suma, saat dikonfirmasi NusaBali tadi malam. "Pencarian akan dilanjutkan besok (Sabtu) pagi, karena hari ini (kemarin) hujan lebat hingga sore," sambung Kapolsek Rendang, Kompol Nengah Berata, secara terpish. *k16
Komentar