Epilepsi Kambuh, Tewas Tenggelam di Sungai
Seorang warga Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Rodisin, 40, ditemukan tewas mengambang di Sungai Sandya kawasan Banjar Dauh Pangkung, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Jumat (19/1) siang.
NEGARA, NusaBali
Korban Rodisin diduga tewas tenggelam di sungai karena penyakit epilepsi (ayan)-nya kumat. Korban Rodisin ditemukan sudah tewas dalam posisi mengambang di Sungai Sandya, Jumat siang sekitar pukul 11.00 Wita. Sebelum ditemukan jadi mayat, pria berusia 40 tahun ini pamit dari rumahnya, Jumat pagi pukul 08.00 Wita, hendak membersihkan jukungnya di muara sungai yang berada di Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambe-ngan.
Informasi di lapangan, kematian tragis koban Rodisin pertama kali diketahui I Gusti Suarnita, 52, warga Lingkungan Pangkung Gayung, Keluraha Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana. Ketika itu, siang sekitar pukul 11.20 Wita, saksi I Gusti Suarnita sedang melintas naik motor di jembatan Sungai Sandya. Tanpa sengaja, Suarnita melihat sesosok mayat mengambang terbawa arus sungai.
Melihat pemandangan aneh, saksi Suarnita pun berhenti di Jembatan Sungai Sandya, lalu meminta bantuan warga lainnya yang melintas di lokasi. Kebetulan, ada dua warga yang mengaku memang bisa berenang, yakni Edi Wirnata, 24 (asal Banjar Klatakan, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana) dan Marsul, 35 (asal Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan).
Akhirnya, Edi Wirnata dan Marsul turun ke sungai mengejar mayat pria mengapun yang terseret arus ke arah hutan bakau. Sedangkan warga lainnya berusaha menghubungi Polsek Kota Negara. Begitu dapat laporan, jajaran Polsek Kota Negara juga terjun lokasi.
Gara-gara ada temuan mayat terapung di sungai, warga ramai-ramai berdatangan ke Jembatan Sungai Sandya, sehingga arus lalulintas sempat macet. “Tadi saya hubungi dua warga yang turun untuk mengejar mayat itu (Edi Wirnata dan Marsul, Red), katanya sudah berhasil dipegang. Ini tinggal menunggu bantuan jemputan petugas,” ungkap saksi Suarnita yang ditemui NusaBali di Jembatan Sungai Sandya sebelum mayat korban berhasil dievakuasi, Jumat siang.
Sekitar pukul 13.30 Wita, barulah datang petugas dari SAR Jembrana. Tapi, petugas SAR tidak membawa perlengkapan berupa perahu karet atau rubber boat, sehingga mereka harus menunggu kedatangan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, yang menyusul tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 Wita. Setelah datang perlengkapan perahu karet dari BPBD Jembrana, barulah petugas SAR dan BPBD memutuskan turun ke sungai mengevakuasi mayat korban. Akhirnya, mayat korban baru berhasil dievakuasi naik ke jalan raya, Jumat siang sekitar pukul 14.30 Wita.
Petugas medis dari Puskesmas II Jembrana yang diterjunkan ke lokasi, sempat melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban yang baru dievakuasi dari sungai. Saat pemeriksaan itulah, korban yang mengenakan baju warna biru tanpa pakai celana tersebut diketahui adalah Rodisin, warga dari Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan. Identitas mayat tersebut juga dipastikan secara langsung sejumlah warga Desa Pengambengan yang turun ke lokasi, termasuk Ketua RT VIII Dusun Ketapang Muara, Waidhasim.
“Katanya, Rodisin ini pamit dari rumahnya hendak membersihkan jukungnya di muara sungai (Dusun Ketapang, Desa Pengambengan) tadi pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Tapi, korban baru diketahui hilang sekitar pukul 11.00 Wita. Tadi sama warga sempat mencari-cari setelah tahu hilang di sekitar muara, ternyata sudah terbawa arus sampai ke sini,” jelas sang Ketua RT, Waidhasim.
Waidhasim memperkirakan korban Rodisin jatuh tercebur ke sungai hingga tewas tenggelam, ketika mebersihkan jukungnya karena penyakit epilepsi yang dideritanya sejak lama mendadak kambuh. “Orangnya memang ayan-ayanan (epilepsi). Penyakitnya sering kambuh,” kata Waidhasim seraya menyebut korban Rodisin memiliki satu anak sekolah SMP.
Sementara itu, Kapolsek Kota Negara, Kompol I Ketut Maret, mengakui mayat korban yang ditemukan tewas mengambang di sungai adalah warga asal Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan. Menurut Kompol Ketut Maret, mayat korban kemarin siang dibawa ke RSUD Negara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian, dari rumah sakit jenazah korban dibawa pulang keluarganya ke rumah duka di Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan untuk dikuburkan.
Menurut Kompol Ketut Maret, dari hasil pemeriksaan luar jenazah korban, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Saat dievakuasi, mayat korban sudah kaku, sementara dari hidung dan mulutnya keluar buih, yan diperkirakan karena penyakit epilepsy. Korban diperkirakan telah meninggul lebih dari 4 jam sebelum berhasil dievakuasi. “Sesuai hasil pemeriksaan dan tanda-tanda yang ditemukan, diduga kuat korban tewas tenggelam karena penyakit epilepsinya kambuh,” jelas Kompol Ketut Maret. *ode
Informasi di lapangan, kematian tragis koban Rodisin pertama kali diketahui I Gusti Suarnita, 52, warga Lingkungan Pangkung Gayung, Keluraha Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana. Ketika itu, siang sekitar pukul 11.20 Wita, saksi I Gusti Suarnita sedang melintas naik motor di jembatan Sungai Sandya. Tanpa sengaja, Suarnita melihat sesosok mayat mengambang terbawa arus sungai.
Melihat pemandangan aneh, saksi Suarnita pun berhenti di Jembatan Sungai Sandya, lalu meminta bantuan warga lainnya yang melintas di lokasi. Kebetulan, ada dua warga yang mengaku memang bisa berenang, yakni Edi Wirnata, 24 (asal Banjar Klatakan, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana) dan Marsul, 35 (asal Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan).
Akhirnya, Edi Wirnata dan Marsul turun ke sungai mengejar mayat pria mengapun yang terseret arus ke arah hutan bakau. Sedangkan warga lainnya berusaha menghubungi Polsek Kota Negara. Begitu dapat laporan, jajaran Polsek Kota Negara juga terjun lokasi.
Gara-gara ada temuan mayat terapung di sungai, warga ramai-ramai berdatangan ke Jembatan Sungai Sandya, sehingga arus lalulintas sempat macet. “Tadi saya hubungi dua warga yang turun untuk mengejar mayat itu (Edi Wirnata dan Marsul, Red), katanya sudah berhasil dipegang. Ini tinggal menunggu bantuan jemputan petugas,” ungkap saksi Suarnita yang ditemui NusaBali di Jembatan Sungai Sandya sebelum mayat korban berhasil dievakuasi, Jumat siang.
Sekitar pukul 13.30 Wita, barulah datang petugas dari SAR Jembrana. Tapi, petugas SAR tidak membawa perlengkapan berupa perahu karet atau rubber boat, sehingga mereka harus menunggu kedatangan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, yang menyusul tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 Wita. Setelah datang perlengkapan perahu karet dari BPBD Jembrana, barulah petugas SAR dan BPBD memutuskan turun ke sungai mengevakuasi mayat korban. Akhirnya, mayat korban baru berhasil dievakuasi naik ke jalan raya, Jumat siang sekitar pukul 14.30 Wita.
Petugas medis dari Puskesmas II Jembrana yang diterjunkan ke lokasi, sempat melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban yang baru dievakuasi dari sungai. Saat pemeriksaan itulah, korban yang mengenakan baju warna biru tanpa pakai celana tersebut diketahui adalah Rodisin, warga dari Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan. Identitas mayat tersebut juga dipastikan secara langsung sejumlah warga Desa Pengambengan yang turun ke lokasi, termasuk Ketua RT VIII Dusun Ketapang Muara, Waidhasim.
“Katanya, Rodisin ini pamit dari rumahnya hendak membersihkan jukungnya di muara sungai (Dusun Ketapang, Desa Pengambengan) tadi pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Tapi, korban baru diketahui hilang sekitar pukul 11.00 Wita. Tadi sama warga sempat mencari-cari setelah tahu hilang di sekitar muara, ternyata sudah terbawa arus sampai ke sini,” jelas sang Ketua RT, Waidhasim.
Waidhasim memperkirakan korban Rodisin jatuh tercebur ke sungai hingga tewas tenggelam, ketika mebersihkan jukungnya karena penyakit epilepsi yang dideritanya sejak lama mendadak kambuh. “Orangnya memang ayan-ayanan (epilepsi). Penyakitnya sering kambuh,” kata Waidhasim seraya menyebut korban Rodisin memiliki satu anak sekolah SMP.
Sementara itu, Kapolsek Kota Negara, Kompol I Ketut Maret, mengakui mayat korban yang ditemukan tewas mengambang di sungai adalah warga asal Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan. Menurut Kompol Ketut Maret, mayat korban kemarin siang dibawa ke RSUD Negara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian, dari rumah sakit jenazah korban dibawa pulang keluarganya ke rumah duka di Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan untuk dikuburkan.
Menurut Kompol Ketut Maret, dari hasil pemeriksaan luar jenazah korban, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Saat dievakuasi, mayat korban sudah kaku, sementara dari hidung dan mulutnya keluar buih, yan diperkirakan karena penyakit epilepsy. Korban diperkirakan telah meninggul lebih dari 4 jam sebelum berhasil dievakuasi. “Sesuai hasil pemeriksaan dan tanda-tanda yang ditemukan, diduga kuat korban tewas tenggelam karena penyakit epilepsinya kambuh,” jelas Kompol Ketut Maret. *ode
Komentar