BBMKG Prakirakan Tinggi Gelombang Laut Capai 3 Meter
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memberikan peringataan dini akan terjadi gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.
MANGUPURA, NusaBali
Dari hasil analisa pemodelan cuaca, dalam beberapa hari ke depan selain terjadi gelombang tinggi akibat angin kencang juga terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Forecaster on Duty BBMKG Wilayah III Denpasar Anak Agung Putu Ekaputra Wirawan, dikonfirmasi pada Jumat (19/1), mengungkapkan angin kencang disertai hujan merupakan kondisi normal pada puncak musim penghujan. Secara umum wilayah Bali saat ini sedang memasuki musim penghujan. Puncak musim penghujan secara klimatologis terjadi pada Januari dan Febuari. Artinya wajar pada Januari hingga Febuari intensitas hujan tinggi.
Cuaca hujan disertai angin terjadi dalam beberapa hari belakangan dan diprakirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation (MJO). MJO merupakan gangguan tropis dari barat yang merambat ke arah timur sepanjang daerah tropis dengan siklus 30-60 hari. MJO memberi dampak yang luas terhadap pola hujan di wilayah tropis dan sekitarnya, sirkulasi atmosfer, dan suhu permukaan di sekitar tropis dan subtropis. MJO juga mempengaruhi siklus ENSO, berupa kontribusi terhadap kecepatan terbentuknya serta intensitas dari episode El Nino dan La Nina
“MJO saat ini aktif di wilayah Indonesia. MJO boleh dikatakan gelombang atmosfer. Gelombang atmosfer ini yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan awan penghujan di wilayah Indonesia secara umum. Penjalarannya dari barat ke timur. Biasanya membawa massa uap air. MJO bisa dikatakan terjadi penumpukan massa udara di wilayah Indonesia. Inilah yang menjadi salah satu parameter untuk mengukur potensi curah hujan,” ujarnya.
Prakiraan hingga tiga hari ke depan kondisinya akan terjadi hujan di sebagian besar wilayah Bali. Intensitas hujan secara umum ringan hingga sedang. Namun kadang-kadang terjadi hujan lebat pada dinihari dan sore hari yang disertai kilat/petir.
Sementara untuk angin secara umum normal. Angin bertiup fariasi dari barat daya dan barat menuju ke timur dan timur laut. Kecepatan 8 hingga 38 kilometer per jam. “Kondisi angin normal. Tapi yang perlu diwaspadai adalah potensi hujan lebat. Hujan lebat disertai dengan angin kencang. Angin kencang terjadi tak lama namum cuman hembusan angin. Angin sekejap ini kecepatannya lebih tinggi dari 38 km per jam,” tutur Wirawan.
Terkait kondisi ini pihak BBMKG memberikan peringatan untuk aktivitas kelautan terutama di selat Bali bagian selatan termasuk wilayah Kuta dan sekitarnya, perairan Samudera selatan Bali, Selat Badung bagian selatan, dan Selat Lombok. Pada perairan ini kisaran tinggi gelombangnya dari 0,75 hingga 2,5 meter.
“Dari radar cuaca diprakirakan besok (hari ini) ketinggian gelombang pada perairan Selat Badung bagian selatan, Selat Bali bagian selatan, dan perairan lainnya tinggi gelombangnya hingga 2,5 meter. Sementara 21 Januari ada peningkatan menjadi 3 meter. Artinya hingga tiga hari ke depan aktivitas kelautan harua diwaspadai,” tandasnya.
Akibat angin monsun baratan ini berkontribusi terhadap sampah laut kiriman pada sejumlah pantai di Badung. Sebelumnya Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak terserang sampah kiriman berupa ranting dan batang pohon, kini terjadi di Pantai Kedonganan dan Jimbaran.
Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi kemarin mengatakan pihaknya menetapkan status darurat sampah kiriman pada Pantai Kedonganan dan Jimbaran. “Kami menetapkan status darut sampah untuk Pantai Kedonganan dan Jimbaran. Kami siaga penuh dengan menerjunkan 1.000 personel. Kami komit untuk perang sampah pantai untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan,” kata Merthawan. *p
Forecaster on Duty BBMKG Wilayah III Denpasar Anak Agung Putu Ekaputra Wirawan, dikonfirmasi pada Jumat (19/1), mengungkapkan angin kencang disertai hujan merupakan kondisi normal pada puncak musim penghujan. Secara umum wilayah Bali saat ini sedang memasuki musim penghujan. Puncak musim penghujan secara klimatologis terjadi pada Januari dan Febuari. Artinya wajar pada Januari hingga Febuari intensitas hujan tinggi.
Cuaca hujan disertai angin terjadi dalam beberapa hari belakangan dan diprakirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation (MJO). MJO merupakan gangguan tropis dari barat yang merambat ke arah timur sepanjang daerah tropis dengan siklus 30-60 hari. MJO memberi dampak yang luas terhadap pola hujan di wilayah tropis dan sekitarnya, sirkulasi atmosfer, dan suhu permukaan di sekitar tropis dan subtropis. MJO juga mempengaruhi siklus ENSO, berupa kontribusi terhadap kecepatan terbentuknya serta intensitas dari episode El Nino dan La Nina
“MJO saat ini aktif di wilayah Indonesia. MJO boleh dikatakan gelombang atmosfer. Gelombang atmosfer ini yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan awan penghujan di wilayah Indonesia secara umum. Penjalarannya dari barat ke timur. Biasanya membawa massa uap air. MJO bisa dikatakan terjadi penumpukan massa udara di wilayah Indonesia. Inilah yang menjadi salah satu parameter untuk mengukur potensi curah hujan,” ujarnya.
Prakiraan hingga tiga hari ke depan kondisinya akan terjadi hujan di sebagian besar wilayah Bali. Intensitas hujan secara umum ringan hingga sedang. Namun kadang-kadang terjadi hujan lebat pada dinihari dan sore hari yang disertai kilat/petir.
Sementara untuk angin secara umum normal. Angin bertiup fariasi dari barat daya dan barat menuju ke timur dan timur laut. Kecepatan 8 hingga 38 kilometer per jam. “Kondisi angin normal. Tapi yang perlu diwaspadai adalah potensi hujan lebat. Hujan lebat disertai dengan angin kencang. Angin kencang terjadi tak lama namum cuman hembusan angin. Angin sekejap ini kecepatannya lebih tinggi dari 38 km per jam,” tutur Wirawan.
Terkait kondisi ini pihak BBMKG memberikan peringatan untuk aktivitas kelautan terutama di selat Bali bagian selatan termasuk wilayah Kuta dan sekitarnya, perairan Samudera selatan Bali, Selat Badung bagian selatan, dan Selat Lombok. Pada perairan ini kisaran tinggi gelombangnya dari 0,75 hingga 2,5 meter.
“Dari radar cuaca diprakirakan besok (hari ini) ketinggian gelombang pada perairan Selat Badung bagian selatan, Selat Bali bagian selatan, dan perairan lainnya tinggi gelombangnya hingga 2,5 meter. Sementara 21 Januari ada peningkatan menjadi 3 meter. Artinya hingga tiga hari ke depan aktivitas kelautan harua diwaspadai,” tandasnya.
Akibat angin monsun baratan ini berkontribusi terhadap sampah laut kiriman pada sejumlah pantai di Badung. Sebelumnya Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak terserang sampah kiriman berupa ranting dan batang pohon, kini terjadi di Pantai Kedonganan dan Jimbaran.
Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi kemarin mengatakan pihaknya menetapkan status darurat sampah kiriman pada Pantai Kedonganan dan Jimbaran. “Kami menetapkan status darut sampah untuk Pantai Kedonganan dan Jimbaran. Kami siaga penuh dengan menerjunkan 1.000 personel. Kami komit untuk perang sampah pantai untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan,” kata Merthawan. *p
Komentar