nusabali

Dinas Pertanian Bangli Kembangkan Kesuna

  • www.nusabali.com-dinas-pertanian-bangli-kembangkan-kesuna

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli rencanakan pengembangan kesuna (bawang putih) seluas 20 hektare di Kecamatan Kintamani.

BANGLI, NusaBali

Pengembangan bawang putih ini untuk mengimbangi gairah budidaya bawang merah. Sekretaris Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma didampingi Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Holtikulura Dinas PKP Bangli I Wayan Tagel Sujana, menjelaskan, program pusat tahun 2018 kembangkan bawang putih di areal 400 ribu hektare di seluruh Indonesia. Khusus Bangli, rencana budidaya kesuna di areal 20 hektare di Desa Songan, Kintamani. Sebelumnya ada dua lokasi yang mengembangkan bawang putih yakni Dusun Cenigaan, Desa Dausa dan Dusun Panti, Desa Bantang. Karena proses tanam lebih lama dibanding bawah merah, petani mulai beralih. "Waktu panen lebih lama, maka petani beralih dari bawang puting ke bawang merah. Selain itu kebutuhan bawang merah lebih besar," jelas Tagel, Jumat (19/1).

Bawang merah bisa dipanen pada umur 70 hari sedangkan bawang putih perlu waktu 3 bulan. Produksi bawang merah sekali panen 19-20 ton per hektare. Dikatakan, anggaran untuk pengembangan kesuna Rp 4 miliar bersumber dari Dana Tugas Pembatuan Provinsi. "Dana tersebut tidak hanya untuk penyembangan bawang putih, namun dikembangkan pula bawang merah serta cabai rawit," ujarnya. Nantinya petani akan menerima bantuan dalam bentuk sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan plastik. Bibit akan didatangkan dari luar.

Petani yang menerima bantuan dalam bentuk kelompok melalui proses verifikasi. Sedikitnya ada 15 kelompok petani bawang merah, 12 kelompok petani cabai rawit, dan untuk petani bawang putih baru 1 kelompok. "Kami sudah laksanakan verifikasi," ujarnya. Point penilain keadaan kelompok, kelompok terdaftar di sistem penyuluhan, aktivitas kelompok, administrasi, serta memiliki perencanaan. "Kelompok tidak hanya ada saat ada bantuan," imbuhnya.

Ditambahkan, pengembangan bawang merah dan cabai rawit menyasar lahan pertanian yang keterbatasan air dan tidak bisa memproduksi padi. Tagel mengatakan, pengembangan bawag merah dan cabai raawit di Desa Bangbang. "Daerah yang sulit air menjadi sasaran agar petani tetap berproduksi. Bila subak yang ketersediaan air cukup tetap diarahkan produksi padi," imbuhnya. Mempercepat pengadaan dan pelaksanaan program telah dibentuk pejabat pembuat komitmen di Pemkab Bangli dan kuasa pengguna anggara di Pemprov Bali. *e

Komentar