Hanura 'Ambhara' Dituntut Minta Maaf
“Menuduh seseorang menggelapkan uang partai itu bukan masalah yang sederhana”
Soal Tuduhan OSO Gelapkan Uang
JAKARTA, NusaBali
Waketum Hanura 'Manhattan' Gede Pasek Suardika menuntut kubu ‘Ambhara’ meminta maaf soal tuduhan penggelapan uang Rp 200 miliar. Ini terkait dengan tudingan uang partai yang dimasukkan ke OSO Securities.
"Terkait isu Rp 200 M, saya ingin sampaikan, hati-hati menuduh kalau tidak punya bukti kuat karena dampaknya serius," ujar Pasek dalam jumpa pers di Hotel Manhattan, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/1), seperti dilansir detik.com.
Menurut Pasek, Hanura 'Manhattan' masih memberi kesempatan kepada kubu Ambhara untuk meminta maaf. Tudingan ini disampaikan oleh Ketua DPD Hanura Sumsel Mularis Djahri, yang dipecat oleh Oesman Sapta Odang (OSO). "Menuduh seseorang menggelapkan uang partai itu bukan masalah yang sederhana. Itu yang saya sampaikan ke yang bicara. Karena itu masih keluarga Hanura, saya masih beri kesempatan untuk minta maaf," tuturnya.
Pasek juga menyatakan OSO pasti akan memaafkan apa yang dilakukan kubu Ambhara selama mereka meminta maaf. Kubu Ambhara memecat OSO dari kursi ketum dengan mosi tidak percaya. "Kita ini tidak sedang berperang, hanya bersitegang. Kalau mau minta maaf, Pak OSO saya rasa pemaaf. Ketua umum kami sedang mengajarkan kami bagaimana partai modern dengan dana terukur, itu mimpi beliau. Ini masih embrio," sebut Pasek.
Senator asal Bali ini memastikan OSO juga bisa memaafkan apabila Sarifuddin Sudding cs mau minta maaf kepada mereka. Sudding, yang jadi motor Hanura Ambhara, dipecat oleh OSO sebagai sekjen. "Di dalam politik itu tidak ada kematian karier yang permanen. Kalau memang tersesat, ya balik lagi, jangan tambah jauh. Kan tidak ada urusan gengsi-gengsian, soal tafsir saja. Kalau kita berpolitik, selalu ada rasa senang, rasa sedih, macam-macam itu bergabung. Tapi tidak mesti ketika kecewa harus membakar lumbung begitu, tapi bisa juga kita lakukan yang lain," ungkapnya.
Kubu Ambhara memecat OSO karena tidak suka dengan gaya kepemimpinannya sejak menjadi Ketum Hanura setahun lalu. Mereka yang tergabung di Hanura Ambhara ini merupakan kader lama dan pendiri partai. Sementara itu, Hanura 'Manhattan' merupakan loyalis OSO. "Kalau ngomong kecewa, saya juga kecewa kok karena tidak semua keinginan saya dikabulkan ketua umum. Tapi kan nggak boleh begitu kita. Ya sudah, kita pendem-pendem dulu, tapi kita cari yang lainnya," tukas Pasek.
Sebelumnya, Hanura kubu Ambhara menuding OSO memasukkan dana parpol sekitar Rp 200 miliar ke rekening pribadi. Uang tersebut dimasukkan ke perusahaan OSO, OSO Securities, untuk diinvestasikan. "Uang partai lebih-kurang Rp 200 M dipindahkan ke rekening pribadi OSO Securities. Dana yang harusnya dimasukkan ke rekening partai sebesar Rp 200 miliar dimasukkan ke rekening pribadi OSO Securities," ujar Ketua DPD Hanura Sumsel Mularis Djahri dalam acara munaslub.
Kemudian Wasekjen Hanura Dadang Rusdiana mengatakan, uang yang dimasukkan ke OSO Securities itu terkait Pilkada 2018. Menurutnya, duit parpol yang dimasukkan ke OSO Securities itu gabungan mahar pilkada dari masing-masing calon. Mahar pilkada sendiri merupakan setoran duit calon kepala daerah demi mendapatkan rekomendasi partai. "Ini yang jadi problem itu uang masuk dan kemudian disimpan di rekening perusahaan. Ini kan jadi masalah. Nyalon-nyalon juga harus bayar, ketua DPD nyalon harus bayar. Ya bervariasi. Minimal 1 kursi Rp 350 juta (untuk bupati) kan standar tuh, tapi ini kan lebih. Gubernur Rp 1,3 miliar, Rp 1,25 miliar," papar Dadang dalam kesempatan yang sama. *
"Terkait isu Rp 200 M, saya ingin sampaikan, hati-hati menuduh kalau tidak punya bukti kuat karena dampaknya serius," ujar Pasek dalam jumpa pers di Hotel Manhattan, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/1), seperti dilansir detik.com.
Menurut Pasek, Hanura 'Manhattan' masih memberi kesempatan kepada kubu Ambhara untuk meminta maaf. Tudingan ini disampaikan oleh Ketua DPD Hanura Sumsel Mularis Djahri, yang dipecat oleh Oesman Sapta Odang (OSO). "Menuduh seseorang menggelapkan uang partai itu bukan masalah yang sederhana. Itu yang saya sampaikan ke yang bicara. Karena itu masih keluarga Hanura, saya masih beri kesempatan untuk minta maaf," tuturnya.
Pasek juga menyatakan OSO pasti akan memaafkan apa yang dilakukan kubu Ambhara selama mereka meminta maaf. Kubu Ambhara memecat OSO dari kursi ketum dengan mosi tidak percaya. "Kita ini tidak sedang berperang, hanya bersitegang. Kalau mau minta maaf, Pak OSO saya rasa pemaaf. Ketua umum kami sedang mengajarkan kami bagaimana partai modern dengan dana terukur, itu mimpi beliau. Ini masih embrio," sebut Pasek.
Senator asal Bali ini memastikan OSO juga bisa memaafkan apabila Sarifuddin Sudding cs mau minta maaf kepada mereka. Sudding, yang jadi motor Hanura Ambhara, dipecat oleh OSO sebagai sekjen. "Di dalam politik itu tidak ada kematian karier yang permanen. Kalau memang tersesat, ya balik lagi, jangan tambah jauh. Kan tidak ada urusan gengsi-gengsian, soal tafsir saja. Kalau kita berpolitik, selalu ada rasa senang, rasa sedih, macam-macam itu bergabung. Tapi tidak mesti ketika kecewa harus membakar lumbung begitu, tapi bisa juga kita lakukan yang lain," ungkapnya.
Kubu Ambhara memecat OSO karena tidak suka dengan gaya kepemimpinannya sejak menjadi Ketum Hanura setahun lalu. Mereka yang tergabung di Hanura Ambhara ini merupakan kader lama dan pendiri partai. Sementara itu, Hanura 'Manhattan' merupakan loyalis OSO. "Kalau ngomong kecewa, saya juga kecewa kok karena tidak semua keinginan saya dikabulkan ketua umum. Tapi kan nggak boleh begitu kita. Ya sudah, kita pendem-pendem dulu, tapi kita cari yang lainnya," tukas Pasek.
Sebelumnya, Hanura kubu Ambhara menuding OSO memasukkan dana parpol sekitar Rp 200 miliar ke rekening pribadi. Uang tersebut dimasukkan ke perusahaan OSO, OSO Securities, untuk diinvestasikan. "Uang partai lebih-kurang Rp 200 M dipindahkan ke rekening pribadi OSO Securities. Dana yang harusnya dimasukkan ke rekening partai sebesar Rp 200 miliar dimasukkan ke rekening pribadi OSO Securities," ujar Ketua DPD Hanura Sumsel Mularis Djahri dalam acara munaslub.
Kemudian Wasekjen Hanura Dadang Rusdiana mengatakan, uang yang dimasukkan ke OSO Securities itu terkait Pilkada 2018. Menurutnya, duit parpol yang dimasukkan ke OSO Securities itu gabungan mahar pilkada dari masing-masing calon. Mahar pilkada sendiri merupakan setoran duit calon kepala daerah demi mendapatkan rekomendasi partai. "Ini yang jadi problem itu uang masuk dan kemudian disimpan di rekening perusahaan. Ini kan jadi masalah. Nyalon-nyalon juga harus bayar, ketua DPD nyalon harus bayar. Ya bervariasi. Minimal 1 kursi Rp 350 juta (untuk bupati) kan standar tuh, tapi ini kan lebih. Gubernur Rp 1,3 miliar, Rp 1,25 miliar," papar Dadang dalam kesempatan yang sama. *
Komentar