Totalitas Massa Dukung Putra Buleleng
KBS–Ace dapat ‘kado’ enam usulan pembangunan di Bali Utara, salah satunya adalah membangun transmisi siaran televisi.
Deklarasi KBS–Ace di Kabupaten Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sempat diguyur hujan deras, deklarasi pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Cagub–Cawagub) I Wayan Koster–Tjokorda Arta Ardhana Sukawati alias KBS–Ace di Kabupaten Buleleng, Sabtu (20/1) siang, tetap berlangsung semarak.
Sekitar 30.000 massa pendukung menyemut memadati ruas Jalan Ngurah Rai Singaraja hingga ke Lapangan Taman Kota Singaraja. Hingar bingar berbagai kesenian yang ditampilkan mulai dari Tugu Singa hingga di Lapangan Taman Kota, menambah semarak deklarasi KBS-Ace di tanah kelahiran I Wayan Koster.
Massa sejak pagi sekitar pukul 10.00 Wita sudah mulai berdatangan memenuhi ruas Jalan Ngurah Rai Singaraja hingga ke Lapangan Taman Kota. Masa yang hadir seakan ingin menunjukkan totalitas dukungannya pada I Wayan Koster sebagai putra Buleleng, asal Banjar Dukuh, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula. Kendati hujan deras sempat mengguyur wilayah kota Singaraja dan sekitarnya, pada pukul 13.00 Wita, massa yang hadir tidak beranjak dari tempatnya. Massa dengan setia menanti kehadiran KBS–Ace.
Sedianya acara dimulai pukul 13.00 Wita dengan persembahyangan bersama pasangan KBS–Ace di merajan leluhur Megawati Soekarnoputri, di Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Singaraja, Kecamatan Buleleng. Acara ini sekaligus sebagai mohon doa restu kepada leluhur Megawati. Namun karena hujan cukup deras, acara tersebut diundur sekitar satu jam.
Dalam persembahyangan itu, pasangan KBS–Ace didampingi Ketua Tim Pemenangan Buleleng Gede Supriatni, Ketua DPC PDIP Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua DPP PDIP I Made Urip, beserta sejumlah elite PDIP. Usai persembahyangan di merajan leluhur Megawati, pasangan KBS–Ace bersama rombongan melanjutkan persembahyangan di Pura Desa Pakraman Buleleng yang berada di sebelah Merajan Bale Agung. Pasangan disambut tari Rejang Renteng massal.
Usai persembahyangan, pasangan KBS–Ace bersama rombongan naik mobil menuju Tugu Singa Ambara Raja yang berjarak sekitar 800 meter. Pasangan KBS–Ace sudah ditunggu puluhan ribu massa di Tugu Singa, mulai dari sekaa kesenian, komunitas, kelompok masyarakat. Ketua Tim Pemenangan KBS–Ace Provinsi Bali Nyoman Giri Prasta terlihat mendampingi pasangan KBS–Ace sejak di Tugu Singa.
Sempat melihat atraksi Megoak-goakan dan tari Wayang Wong, pasangan KBS–Ace melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju Taman Kota.
Di sepanjang ruas Jalan Ngurah Rai menuju Taman Kota sejauh 1 kilometer, pasangan KBS–Ace disambut berbagai kesenian, mulai dari adi merdangga, baleganjur, pencak silat massal, Janger Menyali, Genjek, dan kesenian lainnya. Jumlah sekaa kesenian yang turut memeriahkan deklarasi KBS–Ace mencapai 105 sekaa. Saking banyaknya jumlah massa, para sekaa ini tidak leluasa menunjukkan kebolehannya. Dalam deklarasi itu, KBS–Ace mengajak semua masyarakat Buleleng menyatukan pilihannya. “Buleleng minimal 80 persen. Jangan lagi ke mana-mana, sekarang waktunya nindihin nyama gelah (membela saudara) putra dari Buleleng,” tegas Koster.
Saat deklarasi, KBS–Ace mendapat ‘kado’ dari masyarakat Buleleng. ‘Kado’ tersebut berupa usulan pembangunan di Bali Utara, jika kelak pasangan KBS–Ace terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periode 2018–2023. Usulan masyarakat tersebut disampaikan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, selaku Ketua DPC PDIP Buleleng.
Agus Suradnyana mengatakan, ada enam aspirasi yang disampaikan warga Buleleng. Uniknya satu dari enam aspirasi usulan itu adalah pembangunan transmisi siaran televisi. Agus menyebut, selama ini warga Buleleng sangat sulit menonton siaran nasional maupun internasional, seperti pertandingan sepakbola Piala Dunia dan Piala Eropa, termasuk siaran hiburan lainnya. Untuk dapat menonton siaran televisi, sebagian besar warga Buleleng berlangganan TV kabel atau TV berbayar lainnya. Dalam hitungannya, warga harus membayar langganan itu setiap bulannya antara Rp 250.000 sampai Rp 450.000. “Jika nanti ada transmisi yang dapat menyiarkan siaran tanpa harus berlangganan, maka uang yang dikeluarkan setiap bulan untuk membayar TV berlangganan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Tentu ini salah satu upaya mensejahterakan masyarakat juga,” kata Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana juga menyampaikan lima usulan lainnya, yakni mewujudkan shortcut ruas jalan Singaraja-Bedugul, kemudian penataan Pelabuhan Celukan Bawang yang sudah mulai ramai dikunjungi kapal pesiar, pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat, menyediakan pasar bagi hasil panen pertanian dan perkebunan Buleleng, dan terakhir menyangkut kepastian pembangunan bandara internasional di Bali Utara.
“Ini aspirasi masyarakat, bagaimana buah lokal bisa masuk ke seluruh kamar hotel. Sehingga Buleleng yang sekarang memfokuskan bidang pertanian, dapat berjalan maksimal, karena Buleleng memiliki banyak buah lokal yang terkenal,” tegasnya.
Wayan Koster dalam pidatonya menyanggupi semua usulan tersebut. Untuk transmisi siaran televisi, Koster berjanji secepatnya berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, karena menyangkut soal perizinan. “Lakar peragatang tiang niki (Akan saya tuntaskan ini). Karena ini urusan perizinan tentu hubungannya dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Karena ini menyangkut uang dalam perizinan, kalau nanti kurang, kal ajak Bupati Badung mampitungan. Nyoman ajak tiang mampitungan ne (Nanti Bupati Badung diajak berkomunikasi menyangkut pendanaan. Nyoman Giri Prasta akan saya ajak berembuk),” ujar Koster.
Menyangkut Pelabuhan Celukan Bawang, Cok Ace mengaku selaku Ketua PHRI Bali sudah berkirim surat ke pusat agar Pelabuhan Celukan Bawang dapat dimaksimalkan sebagai pelabuhan kapal pesiar. “Ketika bandara internasional tidak bisa dimanfaatkan seperti ketika semburan abu Gunung Agung, saya sangat berharap pelabuhan laut dapat menggantikan. Tiang sampun (saya sudah) bersurat ke pusat,” tutur Cok Ace.
Terkait shortcut dan bandara internasional di Kubutambahan, Koster memastikan kedua proyek tersebut akan dikerjakan. Pengerjaan bandara internasional di Buleleng, dipastikan dikerjakan ketika dirinya sudah menjadi Gubernur Bali. *k19
1
Komentar