Jalur Wisata Jimbaran-Nusa Dua Diterjang Banjir
Hujan lebat yang mengguyur kawasan Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (21/1) sjak dinihari hingga pagi, menyebabkan bencana banjir di sejumlah titik.
MANGUPURA, NusaBali
Termasuk di antaranya banjir di jalur wisata Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran-Nusa Dua, selain juga menyebabkan munculnya air terjun dadakan di tebing Pantai Pandawa, Desa Kutuh Bencana banjir di kawasan Kuta Selatan terjadi Minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Salah satu titik banjir parah terjadi Jalan Bypass Gusti Ngurah kawasan Mumbul, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Banjir di kawasan Mumbul merendam badan jalan sepanjang 300 meter dengan ketinggian air hampir 1 meter, mulai dari Kilometer 32.200 hingga gerbang Tol Bali Mandara Nusa Dua.
Titik banjir lainnya di Jalan Bypass Ngurah Rai terjadi di kawasan Simpang Jimbaran, Kelurahan Jimbaran. Ketinggian air hampir 1 meter menggenangi badan jalan sepanjang 100 meter. Banjr di Jalur Bypass Ngurah Rai Jimbaran-Nusa Dua ini bukan hanya menyebabkan kemacetan parah, namun banyak kendaraan yang mogok.
Selain itu, banjir di Simpang Jimbaran juga menenggelamkan sebuah rumah kos-kosan berisia 10 kamar dan bangunan SDN 6 Jimbaran. Untuk mempercepat surutnya air, warga setempat terpaksa melubangi median jalan. Titik banjir lainnya di kawasan Kuta Selatan, Minggu kemarin, juga tersebar di Pantai Geger, Jalan Dharmawangsa Kampial (Nusa Dua), dan Jalan Siligita Gang Jambu Nusa Dua.
Banjar tak kalah parah juga menerjang Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan. Tebing sebelah barat pintu masuk Pantai Pandawa berubah menjadi air terjun, karena luberan air dari beberapa anakan sungai. Air terjun dadakan ini berlangsung selama 5 jam, sejak pagi pukul 06.00 Wita hingga siang pukul 11.00 Wita. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka, karena air terjun di beberapa meter sebelah barat areal parkir Pantai Pandawa.
Pengelola Kawasan Pantai Pandawa, Wayan Letra, mengatakan banjir di tebing Pantai terjadiu karena meluapnya satu sungai mati berukuran kecil. Sungai yang hanya dialiri air saat musim hujan ini memiliki panjang 5 kilometer, dengan banyak anakan sungai.
Menurut Wayan Letra, banjir seperti ini sering terjadi ketika curah hujan tinggi di Pantai Pandawa. Untuk menghindari bahaya, pihaknya sejak awal sudah mengosongkan area parkir bus yang berada di bawah tebing sisi barat Pantai Pandawa.
“Karena cukup berbahaya, kami lebih awal sudah sterilkan parkiran bus yang berada di bawah tebih di mana air terjun muncul. Selain itu, pengunjung yang hendak mengambil foto juga dilarang mendekat. Meski ada banjir. Pantai Pandawa masih aman untuk dikunjungi. Setiap harinya, Pantai Pandawa dikunjungi 2.500 wisatawan,” ungkap Wayan Letra saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Sedangkan Bendesa Pakraman Kutuh, I Made Wena, mengatakan kejadian banjir di tebing Pantai Pandawa sebenarnya sudah diantisipasi. Pihaknya sejak lama sudah membangun tanggul penahan agar aliran air tidak membias saat sampai di jurang. Hanya saja, karena hujan sangat lebat, air tetap meluber. “Ke depan, kami akan membangunan tanggul yang lebih tinggi dari semula,’ jelas Made Wena yang dikonfirmasi terpisah kemarin.
Meski air meluber, kata Made Wena, tak ada korban maupun barang dan bangunan yang hanyut di Pantai Pandawa dalam bencana kemarin. Pasalnya, saat sampai ke dasar tebing Pantai Pandawa, air yang terjun sudah langsung diterima saluran khusus ukuran besar yang telah ada sebelumnya.
“Bencana seperti ini sering terjadi saat musim hujan. Sungai kecil yang menerjunkan air di tebing Pantai Pandawa itu berada sekitar 5 meter di kanan atas (barat) parkiran Bus. Meski tetap aman, namun kami mengimbau agar pengunjung jangan mendakat,” jelas bendesa yang juga mantan ketua Panitia pengawas Pemilu (Panwaslu) Bali ini.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Metropolitan Denpasar, Nyoman Yasmara, mengatakan banjir di kawasan wisata Kuta Selatan, terutama Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran-Nusa Dua, terjadi akibat banyaknya lumpur dan sampah yang datang dari perbukitan. Menurut Yasmara, drainase yang disiapkan sebenarnya sudah memadai. Namun, banjir tidak terelakkan.
Untuk mengatasi sampah dan lumpur yang yang masuk ke badan jalan pun, Minggu kemarin, pihaknya menerjunkan 20 tenaga kebersihan. “Setelah air surut, kami langsung membersikan lumpur dan sampah,” kata Yasmara. *p
Termasuk di antaranya banjir di jalur wisata Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran-Nusa Dua, selain juga menyebabkan munculnya air terjun dadakan di tebing Pantai Pandawa, Desa Kutuh Bencana banjir di kawasan Kuta Selatan terjadi Minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Salah satu titik banjir parah terjadi Jalan Bypass Gusti Ngurah kawasan Mumbul, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Banjir di kawasan Mumbul merendam badan jalan sepanjang 300 meter dengan ketinggian air hampir 1 meter, mulai dari Kilometer 32.200 hingga gerbang Tol Bali Mandara Nusa Dua.
Titik banjir lainnya di Jalan Bypass Ngurah Rai terjadi di kawasan Simpang Jimbaran, Kelurahan Jimbaran. Ketinggian air hampir 1 meter menggenangi badan jalan sepanjang 100 meter. Banjr di Jalur Bypass Ngurah Rai Jimbaran-Nusa Dua ini bukan hanya menyebabkan kemacetan parah, namun banyak kendaraan yang mogok.
Selain itu, banjir di Simpang Jimbaran juga menenggelamkan sebuah rumah kos-kosan berisia 10 kamar dan bangunan SDN 6 Jimbaran. Untuk mempercepat surutnya air, warga setempat terpaksa melubangi median jalan. Titik banjir lainnya di kawasan Kuta Selatan, Minggu kemarin, juga tersebar di Pantai Geger, Jalan Dharmawangsa Kampial (Nusa Dua), dan Jalan Siligita Gang Jambu Nusa Dua.
Banjar tak kalah parah juga menerjang Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan. Tebing sebelah barat pintu masuk Pantai Pandawa berubah menjadi air terjun, karena luberan air dari beberapa anakan sungai. Air terjun dadakan ini berlangsung selama 5 jam, sejak pagi pukul 06.00 Wita hingga siang pukul 11.00 Wita. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka, karena air terjun di beberapa meter sebelah barat areal parkir Pantai Pandawa.
Pengelola Kawasan Pantai Pandawa, Wayan Letra, mengatakan banjir di tebing Pantai terjadiu karena meluapnya satu sungai mati berukuran kecil. Sungai yang hanya dialiri air saat musim hujan ini memiliki panjang 5 kilometer, dengan banyak anakan sungai.
Menurut Wayan Letra, banjir seperti ini sering terjadi ketika curah hujan tinggi di Pantai Pandawa. Untuk menghindari bahaya, pihaknya sejak awal sudah mengosongkan area parkir bus yang berada di bawah tebing sisi barat Pantai Pandawa.
“Karena cukup berbahaya, kami lebih awal sudah sterilkan parkiran bus yang berada di bawah tebih di mana air terjun muncul. Selain itu, pengunjung yang hendak mengambil foto juga dilarang mendekat. Meski ada banjir. Pantai Pandawa masih aman untuk dikunjungi. Setiap harinya, Pantai Pandawa dikunjungi 2.500 wisatawan,” ungkap Wayan Letra saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Sedangkan Bendesa Pakraman Kutuh, I Made Wena, mengatakan kejadian banjir di tebing Pantai Pandawa sebenarnya sudah diantisipasi. Pihaknya sejak lama sudah membangun tanggul penahan agar aliran air tidak membias saat sampai di jurang. Hanya saja, karena hujan sangat lebat, air tetap meluber. “Ke depan, kami akan membangunan tanggul yang lebih tinggi dari semula,’ jelas Made Wena yang dikonfirmasi terpisah kemarin.
Meski air meluber, kata Made Wena, tak ada korban maupun barang dan bangunan yang hanyut di Pantai Pandawa dalam bencana kemarin. Pasalnya, saat sampai ke dasar tebing Pantai Pandawa, air yang terjun sudah langsung diterima saluran khusus ukuran besar yang telah ada sebelumnya.
“Bencana seperti ini sering terjadi saat musim hujan. Sungai kecil yang menerjunkan air di tebing Pantai Pandawa itu berada sekitar 5 meter di kanan atas (barat) parkiran Bus. Meski tetap aman, namun kami mengimbau agar pengunjung jangan mendakat,” jelas bendesa yang juga mantan ketua Panitia pengawas Pemilu (Panwaslu) Bali ini.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Metropolitan Denpasar, Nyoman Yasmara, mengatakan banjir di kawasan wisata Kuta Selatan, terutama Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran-Nusa Dua, terjadi akibat banyaknya lumpur dan sampah yang datang dari perbukitan. Menurut Yasmara, drainase yang disiapkan sebenarnya sudah memadai. Namun, banjir tidak terelakkan.
Untuk mengatasi sampah dan lumpur yang yang masuk ke badan jalan pun, Minggu kemarin, pihaknya menerjunkan 20 tenaga kebersihan. “Setelah air surut, kami langsung membersikan lumpur dan sampah,” kata Yasmara. *p
Komentar