Anak Meninggal, Ayah-Ibu Dirawat
Duka merundung satu keluarga berjumlah 4 orang di Banjar Kaja, Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang digigit legu poleng (nyamuk belang), hingga semuanya menderita demam berdarah (DB).
Kisah Satu Keluarga dari Busungbiu Terserang DB
SINGARAJA, NusaBali
Setelah anak pertamanya meninggal akibat DB, giliran pasutri I Putu Agus Jayadi, 38, dan Ni Putu Juliani, 35, yang kini dirawat di RSUD Bleleng. Mereka dirawat bersama anak bungsunya, Erik Indra Jaya, 4, yang juga terserang DB.
Putri sulung pasdangan Putu Agus Jayadi-Putu Juliani, yakni Erin Yuliantari, 10, dinyatakan meninggal akibat gejala DB, Jumat (29/1) sore sekitar pukul 15.30 Wita. Janazah Erin Yuliantari kemudian dimakamkan di Setra Desa Pakraman Busungbia pada Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (30/1).
Sehari setelah Erin Yuliantari dikuburkan, ternyata adik lelakinya yakni Erik Indra Jaya dan kedua orangtuanya, Putu Agus Jayadi-Putu Juliani, dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja atas gejala serangan DB, Minggu (31/1). Si kecil Erik Indra dirawat terpisah di Sal Melati, sementara kedua orangtuanya dirawat di Sal Lely RSUD Buleleng.
Informasi di lapangan, si sulung Erin Yuliantari awalnya mengalami gejala panas tinggi, Kamis (28/1) lalu. Namun, karena kedua orangtuannya tengah sakit, bocah perempuan berusia 10 tahun ini tidak sempat diajak ke dokter. Jumat pagi, kondisi Erin memburuk karena sampai mimisan (keluar darah dari hidung,Red), hingga kerabat terdekat melarikannya ke Puskesmas Busungbiu I.
Saat dibawa ke Puskesmas, panas badanya mencapai 37,6 drajat celcius. Dari hasil diagnose, kesadaran Erin dinyatakan stabil dan tidak ditemukan bintik merah. Petugas Puskesmas hanya memberikan obat atibiotik dan penurun panas. Namun, untuk memastikan jenis penyakitnya, petugas menyarankan agar dites darah ke Laboratorium.
Setibanya di rumah, Erin hanya diberikan obat yang didapat dari Puskesmas. Nah, Jumat sore, kondisi Erin kembali memburuk dan dilarikan lagi ke Puskesmas Busungbiu I. Namun, bocah malang ini meninggal saat dibawa ke Puskesmas. Setelah Erin meninggal, justru adik bungsu dan kedua orangtuanya dilarikan ke RSUD Buleleng.
Ketika NusaBali menjenguknya ke RSUD Buleleng, Senin (1/2) pagi, pasutri Putu Agus Jayadi-Putu Juliani terlihat masih shock atas maut yang merengut nyawa anak sulungnya. Putu Juliani mengisahkan, putri sulungnya sudah menunjukkan gejala demam sejak Senin (25/1) lalu. Sepulang sekolah pukul 13.00 Wita, putrinya itu mengeluhkan panas badan. Saat akan diajak periksa ke dokter, bocah Erin malah menolak.
Saat itu juga, anak bungsunya, Erik Indra, juga tengah demam, sehingga dibawa ke dokter anak bersama kakaknya. “Waktu kejadian, Erin seperti tidak sakit, panasnya juga sudah turun. Namun, tidak tahunya anak kami itu sudah meninggal. Setelah anak kami dikubur, justru kami sekeluarga ke rumah sakit, karena berdasarkan uji Lab kami dinyatakan positif demam berdarah,” cerita Juliani kepada NusaBali.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Buleleng I Gusti Ngurah Mahapramana mengatakan sekeluaga asal Desa Busungbiu yang kini masih dirawat di RSUD belum bisa dipastikan positif DB, karena belum ada hasil Lab. “Ah, tidak ada yang meninggal karena DB. Biasanya begitu kalau sudah panas dibilang DB, ini masih perlu uji Lab untuk mamastikan,” jelas Mahapramana di Kantor Bupati Buleleng, Senin kemarin.
Data yang dihimpun NusaBali di RSUD Buleleng, jumlah pasien DB berfluktuasi dalam tiga hari terakhir. Pada 29 Januari 2016, jumlah pasien DB mencapai 34 orang. hari berikutnya, 30 Januari 2016, jumlah pasien DB sebanyak 30 orang. Sedangkan 31 Januari 2016, pasien DB di RSUD Buleleng mencapai 41 orang. 7 k19
Komentar