Demer Sundul Gus Adhi di Struktur DPP Golkar
Gus Adhi Turun Kelas, Dewa Nida Masuk Struktur, Geredeg Mental
DENPASAR, NusaBali
Seperti diprediksi NusaBali, terjadi perombakan kader Beringin asal Bali dalam struktur kepengurusan DPP Golkar 2017-2019 hasil revitalisasi di bawah Ketua Umum Airlangga Hartarto. AA Bagus Adhi Mahendra alias Gus Adhi terpental dari kursi Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar. Sebagai gantinya, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer masuk struktur pengurus harian dengan menduduki kursi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (PP) Wilayah Bali DPP Golkar.
Dalam struktur kepengurusan DPP Golkar sebelumnya di bawah pimpinan Setya Novanto, Demer duduk sebagai anggota Dewan Pakar Partai Golkar. Selain Demer dan Gus Adhi (masuk pengurus harian), di era Setya Novanto juga ada Wayan Geredeg yang duduk sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar (pengurus harian). Namun, nama Wayan Geredeg (mantan Bupati Karangasem dua periode) menghilang dari daftar kepengurusan DPP Golkar hasiul revitalisasi yang diumumkan Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (21/1).
Meski demikian, kader Beringin asal Bali dalam kepengurusan DPP Golkar di bawah Airlangga tetap berjumlah 3 orang. Selain Demer, masuk juga nama Gus Adhi dan Dewa Made Widiyasa Nida. Gus Adhi---politisi Golkar asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang juga anggota DPR RI Dapil Bali---dialihkan sebagai anggota Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar.
Demikian pula Dewa Made Widiyasa Nida---kader senior Golkar asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung yang mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung---masuk sebagai anggota Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. Dewa Nida yang dikenal sebagai loyalis Airlangga, sejak awal memang diprediksi masuk struktur DPP Golkar hasil revitalisasi. Pasalnya, mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali versi Munas Ancol ini sejak awal masuk barisan Airlangga.
Seperti halnya Dewa Nida, Demer juga masuk barisan Airlangga. Dalam struktur kepengurusan di bawah pimpinan Airlangga, Demer---politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang anggota DPR RI Dapil Bali tiga kali periode---diplot menjadi Kedua Bidang PP Wilayah Bali DPP Golkar.
"Demer masuk Pengurus Harian DPP Golkar sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. Sementara Gus Adhi dan Dewa Nida sebagai anggota PP Wilayah Bali di Departemen Pemenangan Pemilu DPP Golkar, yang statusnya pengurus pleno. Kalau Demer masuk pengurus harian. Sebaliknya, Pak Geredeg nggak masuk pengurus lagi," ujar sumber NusaBali di Golkar, Senin kemarin.
Dia menyebutkan, masuknya Dewa Nida dalam struktur kepengurusan DPP Golkar di bawah Airlangga, cukup mengejutkan juga. Dewa Nida disebut dapat ‘hadiah’, karena selama ini dia pasang badan buat Airlangga. Bahkan, Airlangga pernah menunjuk Dewa Nida jadi Koordinator Tim Pemenangan Airlangga Hartarto saat Menteri Perindustrian ini bertarung melawan Setya Novanto dalam Munaslub Golkar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Mei 2016 lalu. Dewa Nida juga menjadi Tim Airlangga di Munaslub Golkar, 20 Desember 2017.
Saat penyusunan kepengurusan DPP Golkar hasil revitalisasi, kata sumber tadi, tidak ada yang mengusulkan nama Dewa Nida. Tapi, politisi plontos bertubuh kekar ini malah masuk struktur. "Dewa Nida nggak ada yang mengusulkan. Sedangkan Pak Geredeg dprediksi masuk, malah terpental,” katanya.
Terungkap pula, Demer dipercaya naik ke kursi pengurus harian DPP Golkar, karena suaranya cukup signifikan ketika lolos ke Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2014 lalu. Kala itu, Demer selaku incumbent lolos ke Senayan dengan raihan 141.168 suara. Dia hanya kalah suara dari Wayan Koster (Fraksi PDIP) dan Made Urip (Fraksi PDIP) dalam perebutan kursi DPR RI Dapil Bali saat itu.
Dengan perolehan 141.168 suara di Dapil Bali, Demer tembus peringkat lima dari total 91 anggota Fraksi Golkar DPR RI hasil Pileg 2014. Demer bersyukur memperoleh kepercayaan sebagai Ketua Bidang PP Wilayah Bali DPP Golkar, jabatan yang sebelumnya pernah dipegang di era Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Bedanya, di era Ical, ruang lingkupnya masih membawahi Bali-NTB-NTT---sama seperti yang digenag Gus Adi di era Setya Novanto. "Tidak masalah hanya memegang satu provinsi. Justru ini lebih spesifik dan saya bisa lebih fo-kus menanganinya," ujar Demer kepada NusaBali di Jakarta, Senin kemarin.
Demer pun janji akan bekerja keras untuk memenangkan calon kepala daerah yang diusung Golkar dalam Pilkada serentak 2018 di Bali. Dia juga siap berusaha menaikkan elektabilitas Golkar. Demer meminta kader Golkar di seluruh Bali lebih kerja keras lagi demi membangkitkan kejayaan partainya.
Demer juga menegaskan, dirinya sudah punya target kerja untuk pemenangan Golkar di Bali. Dalam Pileg 2019 mendatang, Demer menargetkan Golkar bisa meloloskan 3 wakilnya ke kursi DPR RI Dapil Bali. "Kalau di Pileg 2014 suara Golkar di Bali hanya 14 persen dan kebagian 2 kursi DPR RI, mungkin tahun 2019 nanti tembus 16 persen-lah," tandas Demer.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin, Gus Adhi mengatakan dirinya masuk di Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. "Ya, bagi saya, setiap penugasan partai harus dilaksanakan. Seperti sering saya sampaikan, mengabdi di partai bukan hanya sebagai pengurus. Tidak jadi pengurus juga harus bekerja, kalau merasa sebagai seorang kader," ujar Gus Adhi, yang sebelumnya menjabat Ketrua Pemenangan Pemilu Bali-NTB-NTT DPP Golkar.
Gus Adhi menegaskan dirinya akan tetap loyal dan bekerja keras untuk membesarkan Golkar dengan napas karya-kekaryaan. "Aktualisasi sebagai insan organisasi dengan napas karya-kekaryaan di Golkar yang kita mantapkan terus untuk kebesaran organisasi," ujar Gus Adhi.
Sementara, Dewa Nida mengaku sudah dengar informasi dirinya masuk struktur Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. Dewa Nida pun siap melaksanakan amanat dan penugasan partai dengan penuh loyalitas. "Saya belum terima SK. Tapi, kalau ditugasi partai, ini adalah tanggung jawab yang harus kita laksanakan dengan sungguh-sungguh," ujar Dewa Nida.
Sebaliknya, Wayan Geredeg yang terpental dari struktur kepengurusan, mengatakan keputusan Ketua Umum Airlangga Hartarto terkait susunan kepengurusan DPP Golkar adalah yang terbaik buat semua kader. Geredeg tidak kecewa, walaupun tidak lagi masuk kepengurusan di pusat. "Saya akan tetap kerja dan all out membesarkan Partai Golkar,” jelas mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem dan Bupati Karangasem dua periode (2005-2010, 2010-2015) ini. *nat,k22
Dalam struktur kepengurusan DPP Golkar sebelumnya di bawah pimpinan Setya Novanto, Demer duduk sebagai anggota Dewan Pakar Partai Golkar. Selain Demer dan Gus Adhi (masuk pengurus harian), di era Setya Novanto juga ada Wayan Geredeg yang duduk sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar (pengurus harian). Namun, nama Wayan Geredeg (mantan Bupati Karangasem dua periode) menghilang dari daftar kepengurusan DPP Golkar hasiul revitalisasi yang diumumkan Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (21/1).
Meski demikian, kader Beringin asal Bali dalam kepengurusan DPP Golkar di bawah Airlangga tetap berjumlah 3 orang. Selain Demer, masuk juga nama Gus Adhi dan Dewa Made Widiyasa Nida. Gus Adhi---politisi Golkar asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang juga anggota DPR RI Dapil Bali---dialihkan sebagai anggota Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar.
Demikian pula Dewa Made Widiyasa Nida---kader senior Golkar asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung yang mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung---masuk sebagai anggota Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. Dewa Nida yang dikenal sebagai loyalis Airlangga, sejak awal memang diprediksi masuk struktur DPP Golkar hasil revitalisasi. Pasalnya, mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali versi Munas Ancol ini sejak awal masuk barisan Airlangga.
Seperti halnya Dewa Nida, Demer juga masuk barisan Airlangga. Dalam struktur kepengurusan di bawah pimpinan Airlangga, Demer---politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang anggota DPR RI Dapil Bali tiga kali periode---diplot menjadi Kedua Bidang PP Wilayah Bali DPP Golkar.
"Demer masuk Pengurus Harian DPP Golkar sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. Sementara Gus Adhi dan Dewa Nida sebagai anggota PP Wilayah Bali di Departemen Pemenangan Pemilu DPP Golkar, yang statusnya pengurus pleno. Kalau Demer masuk pengurus harian. Sebaliknya, Pak Geredeg nggak masuk pengurus lagi," ujar sumber NusaBali di Golkar, Senin kemarin.
Dia menyebutkan, masuknya Dewa Nida dalam struktur kepengurusan DPP Golkar di bawah Airlangga, cukup mengejutkan juga. Dewa Nida disebut dapat ‘hadiah’, karena selama ini dia pasang badan buat Airlangga. Bahkan, Airlangga pernah menunjuk Dewa Nida jadi Koordinator Tim Pemenangan Airlangga Hartarto saat Menteri Perindustrian ini bertarung melawan Setya Novanto dalam Munaslub Golkar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Mei 2016 lalu. Dewa Nida juga menjadi Tim Airlangga di Munaslub Golkar, 20 Desember 2017.
Saat penyusunan kepengurusan DPP Golkar hasil revitalisasi, kata sumber tadi, tidak ada yang mengusulkan nama Dewa Nida. Tapi, politisi plontos bertubuh kekar ini malah masuk struktur. "Dewa Nida nggak ada yang mengusulkan. Sedangkan Pak Geredeg dprediksi masuk, malah terpental,” katanya.
Terungkap pula, Demer dipercaya naik ke kursi pengurus harian DPP Golkar, karena suaranya cukup signifikan ketika lolos ke Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2014 lalu. Kala itu, Demer selaku incumbent lolos ke Senayan dengan raihan 141.168 suara. Dia hanya kalah suara dari Wayan Koster (Fraksi PDIP) dan Made Urip (Fraksi PDIP) dalam perebutan kursi DPR RI Dapil Bali saat itu.
Dengan perolehan 141.168 suara di Dapil Bali, Demer tembus peringkat lima dari total 91 anggota Fraksi Golkar DPR RI hasil Pileg 2014. Demer bersyukur memperoleh kepercayaan sebagai Ketua Bidang PP Wilayah Bali DPP Golkar, jabatan yang sebelumnya pernah dipegang di era Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Bedanya, di era Ical, ruang lingkupnya masih membawahi Bali-NTB-NTT---sama seperti yang digenag Gus Adi di era Setya Novanto. "Tidak masalah hanya memegang satu provinsi. Justru ini lebih spesifik dan saya bisa lebih fo-kus menanganinya," ujar Demer kepada NusaBali di Jakarta, Senin kemarin.
Demer pun janji akan bekerja keras untuk memenangkan calon kepala daerah yang diusung Golkar dalam Pilkada serentak 2018 di Bali. Dia juga siap berusaha menaikkan elektabilitas Golkar. Demer meminta kader Golkar di seluruh Bali lebih kerja keras lagi demi membangkitkan kejayaan partainya.
Demer juga menegaskan, dirinya sudah punya target kerja untuk pemenangan Golkar di Bali. Dalam Pileg 2019 mendatang, Demer menargetkan Golkar bisa meloloskan 3 wakilnya ke kursi DPR RI Dapil Bali. "Kalau di Pileg 2014 suara Golkar di Bali hanya 14 persen dan kebagian 2 kursi DPR RI, mungkin tahun 2019 nanti tembus 16 persen-lah," tandas Demer.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin, Gus Adhi mengatakan dirinya masuk di Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. "Ya, bagi saya, setiap penugasan partai harus dilaksanakan. Seperti sering saya sampaikan, mengabdi di partai bukan hanya sebagai pengurus. Tidak jadi pengurus juga harus bekerja, kalau merasa sebagai seorang kader," ujar Gus Adhi, yang sebelumnya menjabat Ketrua Pemenangan Pemilu Bali-NTB-NTT DPP Golkar.
Gus Adhi menegaskan dirinya akan tetap loyal dan bekerja keras untuk membesarkan Golkar dengan napas karya-kekaryaan. "Aktualisasi sebagai insan organisasi dengan napas karya-kekaryaan di Golkar yang kita mantapkan terus untuk kebesaran organisasi," ujar Gus Adhi.
Sementara, Dewa Nida mengaku sudah dengar informasi dirinya masuk struktur Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar. Dewa Nida pun siap melaksanakan amanat dan penugasan partai dengan penuh loyalitas. "Saya belum terima SK. Tapi, kalau ditugasi partai, ini adalah tanggung jawab yang harus kita laksanakan dengan sungguh-sungguh," ujar Dewa Nida.
Sebaliknya, Wayan Geredeg yang terpental dari struktur kepengurusan, mengatakan keputusan Ketua Umum Airlangga Hartarto terkait susunan kepengurusan DPP Golkar adalah yang terbaik buat semua kader. Geredeg tidak kecewa, walaupun tidak lagi masuk kepengurusan di pusat. "Saya akan tetap kerja dan all out membesarkan Partai Golkar,” jelas mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem dan Bupati Karangasem dua periode (2005-2010, 2010-2015) ini. *nat,k22
Komentar