Belum Sebulan, Dua Kali Restoran di Pantai Geger Terendam Banjir
Nasib naas dialami Ni Ketut Sabrina, salah seorang warga Peminga, Sawangan, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Bangunan restoran miliknya di tepi Pantai Geger, Sawangan, diterjang banjir bandang pada Minggu (21/1), hingga rata dengan tanah. Tak satu pun harta benda yang ada di dalamnya dapat diselamatkan. Tak hanya menghayutkan bangunan bersama isinya, tanah tempat bangunan restoran yang telah berdiri lima tahun itu tergerus air bah sedalam 3 meter. Dikonfirmasi Senin kemarin, Sabrina mengaku restoran miliknya itu selama Januari ini telah diterjang banjir dua kali. Pertama terjadi pada malam pergantian tahun, 31 Desember 2017. Saat itu bangunan tak sampai roboh, tetapi mengalami kerusakan parah.
Ingin usahanya terus berjalan, Sabrina kembali memperbaiki restoran itu dengan mengeluarkan dana sebesar Rp 300 juta. Rencananya pada Minggu (21/1) lalu memasang atap bangunan yang diperbaiki. Belum sempat atapnya terpasang, Minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wita bangunan yang belum sempurna itu kembali diterjang banjir. Sabrina mengaku selain restoran miliknya juga ada beberapa toko yang tergerus. Ada 1 artshop dan 1 warung.
“Saya tak bisa berkata apa-apa dengan kejadian ini. Pada kerusakan pertama saya sudah mengeluarkan biaya Rp 300 juta untuk memperbaikinya. Tiba-tiba kemarin (Minggu) kembali mengalami musibah. Bahkan tanahnya juga ikut tergerus habis. Barang-barang semua hanyut. Kalau dihitung kerugian saya bertambah Rp 100 juta,” ungkapnya.
Dirinya mengaku pada saat kejadian berada di lokasi. Menurutnya setelah hujan berlangsung lama sejak dini hari, air dari jembatan yang tak jauh dari restorannya meluap. Air yang meluap itu mengalir menuju laut mengikuti jalan setapak akses menuju pantai. Saat air datang dengan tiba-tiba semua orang yang berada di lokasi tak bisa melakukan apa-apa selain menyelamatkan diri.
Akibat derasnya aliran air menggerus tanah dan pasir pantai hingga ke laut membentuk muara kecil sepanjang sekitar 100 meter. “Airnya setinggi pinggang orang dewasa. Semua warung yang ada di sini terendam. Kebetulann restoran milik saya ini berada di bibir pantai,” tutur Sabrina.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung Ni Nyoman Ermy Setiari mengaku dari sekian banyak titik yang diterjang banjir, hanya tiga yang memberikan laporan ke BPBD. Tiga titik itu yakni di Mumbul, Pecatu, dan Pantai Geger. Mumbul dan Pecatu sudah dilakukan pengecekan.
Menurutnya masalahnya sebenarnya sama yakni akibat tingginya hujan sehingga debit air tak tertampung di dalam saluran. Selain itu juga banyaknya sampah yang masuk ke dalam saluran yang menghambat aliran air.
Khusus untuk yang di Pantai Geger dirinya mengaku sebelumnya memang sempat terjadi kerusakan. Menurutnya kerusakan (tanah tergerus) sudah ditangani oleh salah satu hotel.
“Kerusakan yang pertama di Pantai Geger itu sudah ditangani oleh Hotel Mulia. Sementara untuk kerusakan yang kedua ini kemungkinan akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Badung. Besok atau lusa kami akan melakukan pendataan di sana,” tuturnya. *p
Ingin usahanya terus berjalan, Sabrina kembali memperbaiki restoran itu dengan mengeluarkan dana sebesar Rp 300 juta. Rencananya pada Minggu (21/1) lalu memasang atap bangunan yang diperbaiki. Belum sempat atapnya terpasang, Minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wita bangunan yang belum sempurna itu kembali diterjang banjir. Sabrina mengaku selain restoran miliknya juga ada beberapa toko yang tergerus. Ada 1 artshop dan 1 warung.
“Saya tak bisa berkata apa-apa dengan kejadian ini. Pada kerusakan pertama saya sudah mengeluarkan biaya Rp 300 juta untuk memperbaikinya. Tiba-tiba kemarin (Minggu) kembali mengalami musibah. Bahkan tanahnya juga ikut tergerus habis. Barang-barang semua hanyut. Kalau dihitung kerugian saya bertambah Rp 100 juta,” ungkapnya.
Dirinya mengaku pada saat kejadian berada di lokasi. Menurutnya setelah hujan berlangsung lama sejak dini hari, air dari jembatan yang tak jauh dari restorannya meluap. Air yang meluap itu mengalir menuju laut mengikuti jalan setapak akses menuju pantai. Saat air datang dengan tiba-tiba semua orang yang berada di lokasi tak bisa melakukan apa-apa selain menyelamatkan diri.
Akibat derasnya aliran air menggerus tanah dan pasir pantai hingga ke laut membentuk muara kecil sepanjang sekitar 100 meter. “Airnya setinggi pinggang orang dewasa. Semua warung yang ada di sini terendam. Kebetulann restoran milik saya ini berada di bibir pantai,” tutur Sabrina.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung Ni Nyoman Ermy Setiari mengaku dari sekian banyak titik yang diterjang banjir, hanya tiga yang memberikan laporan ke BPBD. Tiga titik itu yakni di Mumbul, Pecatu, dan Pantai Geger. Mumbul dan Pecatu sudah dilakukan pengecekan.
Menurutnya masalahnya sebenarnya sama yakni akibat tingginya hujan sehingga debit air tak tertampung di dalam saluran. Selain itu juga banyaknya sampah yang masuk ke dalam saluran yang menghambat aliran air.
Khusus untuk yang di Pantai Geger dirinya mengaku sebelumnya memang sempat terjadi kerusakan. Menurutnya kerusakan (tanah tergerus) sudah ditangani oleh salah satu hotel.
“Kerusakan yang pertama di Pantai Geger itu sudah ditangani oleh Hotel Mulia. Sementara untuk kerusakan yang kedua ini kemungkinan akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Badung. Besok atau lusa kami akan melakukan pendataan di sana,” tuturnya. *p
1
Komentar