nusabali

Dua Palinggih Tetap Kokoh

  • www.nusabali.com-dua-palinggih-tetap-kokoh

Rumpun Bambu Roboh Timpa Pura Beji Batuyang

GIANYAR, NusaBali

Serumpun pohon bambu roboh menimpa Pura Beji di Desa Pakraman Batuyang, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Senin (22/1) sekitar pukul 20.00 Wita. Meski tertimpa, dua palinggih yakni Padmasana dan Ratu Ngurah tetap berdiri kokoh.

Namun Balai Laplapan dan Balai Pangaruman rusak cukup parah. Tembok panyengker bagian barat dan selatan pura pun ambruk pasca tertimpa ranting bambu. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sebab malam itu, tak ada aktivitas di dalam pura. Proses evakuasi terhadap rumpun bambu yang tumbang itupun baru bisa dilakukan pada Selasa (23/1) pagi. Sejumlah petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gianyar dibantu masyarakat sekitar melakukan pembersihan secara gotong royong.

Perbekel Desa Batubulan Kangin I Wayan Suarjaya ditemui di lokasi, mengatakan cuaca pada Senin malam memang cukup ekstrem. "Hujan turun cukup deras. Sementara di atas sebelah barat pura juga ada saliran irigasi Subak Uma Desa. Jadi lengkap sudah yang menyebabkan tanah labil, sehingga pohon bambu itu tumbang," jelasnya.

Akibat tumbangnya rumpun bambu ini, lanjut Suarjaya, tanah di sisi utara dan barat pura ikut tergerus longsor. Termasuk material berupa bebatuan besar. "Saluran irigasi subak juga rusak, sekitar 10 hektar sawah terancam tak maksimal dialiri air," ujarnya khawatir. Pihaknya berharap perbaikan pasca bencana bisa segera dilakukan. Termasuk untuk upacara pasca bencana, akan dibahas bersama pihak desa pakraman. "Kami berharap pemerintah bisa membantu. Karena tebing sisi barat dan utara pura ini juga perlu dibuatkan senderan agar tidak longsor lagi dikemudian hari," harapnya. Selain itu, perbaikan mendesak untuk segera dilakukan mengingat Pura Beji ini memiliki fungsi religius. "Setiap rahinan krama nunas toya ning di Beji. Juga setiap odalan Khayangan Tiga," jelasnya.

Pihaknya masih bisa bersyukur. Sebab tidak ada kerusakan pada dua palinggih utama. "Astungkara sweca Hyang Widhi, palinggih tidak kena. Padahal sebelum bambu ini roboh lokasinya persis di atas sebelah utara pelinggih. Untung jatuhnya ke barat sehingga palinggih tidak kena," jelasnya. Selain dua palinggih, tiga togog di kolam juga tampak tak tersentuh bencana. "Percaya atau tidak, ini sebuah keajaiban. Coba lihat posisi togog di atas toya klebutan itu. Tidak bergeser sedikitpun.

Satu sisi, musibah longsor ini menghambat rencana krama untuk mengembangkan Pura Beji sebagai objek wisata baru. Sebab, beberapa bagian yang sudah ditata sejak empat bulan terakhir menjadi rusak akibat tertimpa pohon. "Pemandangan dengan batu-batu besar di sekitar beji, rencananya mau dibuatkan objek wisata. Sudah mulai ditata sejak empat bulan lalu, tapi tetap menonjolkan suasana yang alami," terangnya.

Saat ditata, pihak desa bersama kelompok masyarakat peduli kebersihan rutin bergotongroyong di sekitar Pura Beji. Termasuk membersihkan pinggiran sungai yang awalnya dipenuhi dengan tumpukan sampah. "Perlahan dan rutin kami bersihkan. Karena ada rencana besar nanti untuk sebuah view yang menarik untuk selfie," ujarnya.

Dengan bencana ini, pihaknya pun tetap akan berusaha mewujudkan objek wisata baru ini. "Ya pelan-pelan kami tata kembali, karena tempat ini punya potensi secara alami," imbuhnya.*nvi

Komentar