Perbekel Akan Diajari Cara Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar
Seluruh perbekel se–Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, mengikuti sosialisasi mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar.
TABANAN, NusaBali
Sosialisasi dilakukan LSM Wirawana. Ketua LSM I Wayan Wirawan, mengatakan sampah plastik merupakan salah satu ancaman bagi kehidupan manusia. Terlebih lagi bagi Bali yang telah dikenal sebagai daerah tujuan wisata dunia. “Khususnya kebersihan pada titik-titik yang dikunjungi wisatawan,” ujarnya di hadapan perbekel yang melakukan rapat rutin dirangkai dengan sosialisasi sampah plastik di Kantor Desa Sangketa, Kecamatan Penebel, Selasa (23/1).
Dikatakan sampah sejatinya memiliki nilai ekonomi yang bagus jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu pihaknya berencana mendirikan pengolahan sampah plastik, karena sampah plastik bisa dijadikan bahan bakar. “Kalau dibiarkan begitu saja, sampah plastik akan menjadi ancaman untuk kita,” imbuhnya.
Wayan Wirawan yang mantan anggota DPRD Tabanan ini menyampaikan, selain mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar, pihaknya juga akan merealisasikan program Emas Hijau. Program ini diharapkannya mendapat respons masyarakat Penebel melalui pemanfaatan lahan tidur dengan menanam tanaman obat. “Seperti budidaya sereh wangi dan lainnya, penting ditanam karena memiliki pasar yang menjanjikan,” katanya.
Camat Penebel I Gusti Ayu Supartiwi menyambut baik gagasan LSM Wirawana tersebut, khususnya dalam mengolah sampah plastik untuk dijadikan bahan bakar. Dia berharap, program tersebut bisa segera terwujud, sehingga persoalan sampah plastik menemukan solusi penanganan. Supartiwi mengatakan, Penebel ibaratnya memiliki dua potensi besar. Yakni sebagai salah satu benteng spiritual Bali dengan warisan berbagai pura kahyangan jagad dan sebagai benteng pangan Tabanan dengan kesuburan lahan-lahannya. Dua potensi tersebut tentu sangat memungkinkan di Penebel tumbuh kantong-kantong wisata pedesaan, selain memiliki DTW Jatiluwih. “Kesemuanya itu tentu harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat Penebel dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, atau terbebasnya Penebel dari sampah, khususnya sampah plastik,” tegasnya. *d
Dikatakan sampah sejatinya memiliki nilai ekonomi yang bagus jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu pihaknya berencana mendirikan pengolahan sampah plastik, karena sampah plastik bisa dijadikan bahan bakar. “Kalau dibiarkan begitu saja, sampah plastik akan menjadi ancaman untuk kita,” imbuhnya.
Wayan Wirawan yang mantan anggota DPRD Tabanan ini menyampaikan, selain mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar, pihaknya juga akan merealisasikan program Emas Hijau. Program ini diharapkannya mendapat respons masyarakat Penebel melalui pemanfaatan lahan tidur dengan menanam tanaman obat. “Seperti budidaya sereh wangi dan lainnya, penting ditanam karena memiliki pasar yang menjanjikan,” katanya.
Camat Penebel I Gusti Ayu Supartiwi menyambut baik gagasan LSM Wirawana tersebut, khususnya dalam mengolah sampah plastik untuk dijadikan bahan bakar. Dia berharap, program tersebut bisa segera terwujud, sehingga persoalan sampah plastik menemukan solusi penanganan. Supartiwi mengatakan, Penebel ibaratnya memiliki dua potensi besar. Yakni sebagai salah satu benteng spiritual Bali dengan warisan berbagai pura kahyangan jagad dan sebagai benteng pangan Tabanan dengan kesuburan lahan-lahannya. Dua potensi tersebut tentu sangat memungkinkan di Penebel tumbuh kantong-kantong wisata pedesaan, selain memiliki DTW Jatiluwih. “Kesemuanya itu tentu harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat Penebel dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, atau terbebasnya Penebel dari sampah, khususnya sampah plastik,” tegasnya. *d
Komentar