nusabali

Banjir-Longsor Kepung Kawasan Banjar

  • www.nusabali.com-banjir-longsor-kepung-kawasan-banjar

Badan jalan sepanjang Jalur Denpasar-Seririt via Desa Munduk, Kecamatan Banjar amblas di beberapa titik

306 Unit Rumah Tenggelam


SINGARAJA, NusaBali
Delapan (8) desa di wilayah Kecamatan Banjar, Buleleng diterjang bencana longsor dan banjir akibat hujan deras, Selasa (23/1) malam. Meski tak ada laporan korban jiwa maupun terluka, namun hingga Rabu (24/1) ada ratusan rumah milik 306 kepala keluarga (KK) yang terendam Lumpur.

Desa-desa di Kecamatan Banjar yang diterjang bencana longsor-banjir, masing-maing Desa Dencarik. Desa Bnjar, Desa Kayuputih, Desa Tirtasari, Desa Banyutis, Desa Kaliangetr, Desa Munduk, dan Desa Pedawa. Dampak bencana paling parah dialami Desa Dencarik, di mana ratusan rumuah milik 250 KK teredam lumpur. Rumah-rumah yang tenggelam akibat diterjang banjir bandang ini berada di tiga banjar, yakni Banjar Baingin, Banjar Bajangan, dan Banjar Corot.

Menurut kesaksian seorang korban bencana di Banjar Corot, Made Mara, 61, banjir bandang yang menerjang Desa Dencarik diawali hujan lebat, Selasa sore pukul 15.00 Wita. Semakin malam, hujan kian deras. Air Sungai Tampekan pun meluap, hingga banjir setinggi 60 cm atau selutut orang dewasa menenggelamkan 250 rumah plus SDN 3 Dencarik.

“Karena hujan tak kunjung reda, tadi malam (Selasa) sekitar pukul 22.00 Wita saya berinisiatif keluar rumah untuk melihat air sungai. Mulanya saya lihat air sungai sudah setinggi jembatan, kemudian tiba-tiba datang air besar disertai lumpur setinggi lutut memasuki rumah-rumah warga,” ungkap korban Made Mara saat ditemui NusaBali di rumahnya yang tenggelam, Rabu kemarin.

Made Mara menyaksikan sendiri air bercampur lumpur mengalir ke dalam rumahnya yang berjarak sekitar 200 meter dari bibir sungai. Karena air telanjur membesar, Made Mara berusaha menyelamatkan cucu dan anggota keluarga lainnya untuk mengungsi ke rumah tetangga di sebelah timur yang kondisinya masih aman. “Saya semalaman tidak bisa tidur dan numpang sementara di rumah tetangga. Kalau mau nyeberang, sudah tidak mungkin karena jembatan tidak kelihatan lagi,” kenang Made Mara.

Ini bencana banjir bandang pertama di Desa Dencarik sejak tahun 1991. Made Mara menduga banjir bandang yang menerjang desanya ini akibat longsor di hulu perbukitan, yang material longsorannya bermuara di tukad Desa Dencarik. Banjir bandang yang menyapu Desa Dencarik ini juga membuat ruas jalan nasional yakni Singaraja-Gilimanuk via Seririt terendam lumpur. Selain itu, puluhan hektare sawah di pinggir jalan juga terdam lumpur dan diperkirakan akan mengalami gagal panen.

Selain Desa Dencarik, bencana banjir bandang juga menerjang Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng. Di kawasan ini, ada 40 KK terdampak, karena rumah-rumah mereka terendam lumpur. SDN 5 Banjar juga terendam lumpur. Kondisi ini maish berlangsung hingga Rabu kemarin.

Sedangkan Desa Padawa, Kecamatan Banjar yang berlokasi di perbukitan (hulu), diterjang bencana longsor. Dalam bencana ini, sebuah rumah semi permanen milik keluarga Nyoman Sutama hancur hingga rata dengan tanah. Sementara akses jalan antar desa jebol akibat gorong-gorong di bawahnya tersumbat oleh dahan pohon dan rumpun bambu, sehingga air sungai meluap dan menjebol badan jalan.

Seorang warga Desa Padawa, Dwi Suta, jalan jebol diperkirakan terjadi saat tengah malam. “Ini sudah dua kali pernah terjadi bencana luapan air hingga menjebol badan jalan, karena gorong-gorong tersumbat. Harapan kami ke depan, pemerintah bisa membuatkan jembatan yang tinggi,” ujar Dwi Suta, yang kemarin gersih-bersih di sekitar gorong-gorong terseumbat itu.

Kondisi jalan jebol akibat bencana longsor juga terpantau di jalur Denpasar-Seririt via Desa Munduk, Kecamatan Banjar. Sejumlah titik badan jalan di Desa Munduk jebol, hingga tidak bisa dilalui kendaraan besar.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Buleleng, Made Subur, mengatakan hingga Rabu petang pihaknya masih terus melakukan assessment rumah dan fasilitas umum yang terdampak bencana longsor-banjir di Kecamatan Banjar, termasuk jumlah kerugian material. “Data sementara, ada ratusan rumah di Kecamatan Banjar yang terdamapk. Selain itu, ada tiga sekolah dan fasilitas umum lainnya seperti jalan serta bale banjar yang terendam lumpur,” ujar Made Subur saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, tadi malam.

Untuk penanganan sementara, kata Made Subur, baru sebatas pembersihan lumpur yang juga melibatkan masyarakat setempat. Selanjutnya, BPBD Buleleng akan membersihan potongan-potongan kayu dan ranting yang selama ini menghambat aliran sungai. “Kami sarankan warga yang tinggal di bantaran sungai dengan situsi yang mengancam keselamata, untuk mengungsi ke rumah keluarga atau tetangga terdekat yang dalam posisi aman,” katanya. *k23

Komentar