Bupati Suwirta Temui Warga Berkisah Pilu
Selalu ada kisah pilu ditemui Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ketika melaksanakan bedah desa.
SEMARAPURA, NusaBali
Seperti di Dusun Griya, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Rabu (24/1). Seorang wanita lanjut usia, Desak nyoman Sayang,80, berhasil menggugah rasa iba puluhan peserta bedah desa yang dipimpin Bupati Suwirta dan Ny Ayu Suwirta.
Desak Nyoman Sayang hidup seorang diri di sebuah rumah tidak layak huni. Dirinya menempati bangunan yang sebenarnya adalah dapur dengan kondisi atap terbuka tanpa pemubug. Akibatnya seluruh ruangan menjadi basah saat hujan turun. Dia menggunakan terpal plastik sebagai selimut supaya tidak basah oleh hujan.
Parahnya kondisi fisik Desak Nyoman Sayang juga benar-benar memprihatinkan. Dia tidak mampu berjalan, hanya bisa berpindah di atas dipan tempat tidurnya dengan menggerakkan pantat dan dengan bantuan sebuah tongkat penyangga.
Kepala Dusun Griya Gusti Putu Parwati mengatakan Desak Nyoman Sayang telah lama ditinggal suaminya meninggal. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia sangat bergantung pada pemberian para tetangganya. Untuk meringankan beban hidup Desak Nyoman Sayang, Kadus Gusti Putu Parwati selalu mengarahkan bantuan yang datang ke desa untuk nenek ini. “Pihak desa sudah memberikan bantuan rehab rumah untuk Desak Nyoman Sayang, namun belum rampung,” ujar Kadus Gusti Putu Parwati.
Atas kondisi itu, Bupati Suwirta perintahkan kadus untuk mempercepat pengerjaan rehab rumah milik lansia tersebut. Bupati Suwirta juga memberikan sumbangan sejumlah uang serta terpal untuk menutupi atap rumah Desak Nyoman Sayang untuk sementara.
Selain Desak Nyoman Sayang, terdapat pula seorang anak perempuan bernama Ni Putu Wida Joyliani,10, yang hidup sekamar bersama kakeknya Ketut Gamba,68. Ni Putu Wida Joyliani, siswa kelas 5 di SD 1 Nyalian harus tinggal bersama kakeknya yang petani. Ayah dari Ni Putu Wida Joyliani telah lama meninggal, ibunya menikah lagi.
Desak Nyoman Sayang hidup seorang diri di sebuah rumah tidak layak huni. Dirinya menempati bangunan yang sebenarnya adalah dapur dengan kondisi atap terbuka tanpa pemubug. Akibatnya seluruh ruangan menjadi basah saat hujan turun. Dia menggunakan terpal plastik sebagai selimut supaya tidak basah oleh hujan.
Parahnya kondisi fisik Desak Nyoman Sayang juga benar-benar memprihatinkan. Dia tidak mampu berjalan, hanya bisa berpindah di atas dipan tempat tidurnya dengan menggerakkan pantat dan dengan bantuan sebuah tongkat penyangga.
Kepala Dusun Griya Gusti Putu Parwati mengatakan Desak Nyoman Sayang telah lama ditinggal suaminya meninggal. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia sangat bergantung pada pemberian para tetangganya. Untuk meringankan beban hidup Desak Nyoman Sayang, Kadus Gusti Putu Parwati selalu mengarahkan bantuan yang datang ke desa untuk nenek ini. “Pihak desa sudah memberikan bantuan rehab rumah untuk Desak Nyoman Sayang, namun belum rampung,” ujar Kadus Gusti Putu Parwati.
Atas kondisi itu, Bupati Suwirta perintahkan kadus untuk mempercepat pengerjaan rehab rumah milik lansia tersebut. Bupati Suwirta juga memberikan sumbangan sejumlah uang serta terpal untuk menutupi atap rumah Desak Nyoman Sayang untuk sementara.
Selain Desak Nyoman Sayang, terdapat pula seorang anak perempuan bernama Ni Putu Wida Joyliani,10, yang hidup sekamar bersama kakeknya Ketut Gamba,68. Ni Putu Wida Joyliani, siswa kelas 5 di SD 1 Nyalian harus tinggal bersama kakeknya yang petani. Ayah dari Ni Putu Wida Joyliani telah lama meninggal, ibunya menikah lagi.
Saat menemui Ni Putu Wida Joyliani di sekolahnya, Bupati Suwirta dan Ny Ayu Suwirta langsung meneteskan air matanya. Keduanya berusaha keras membujuk Ni Putu Wida Joyliani supaya tinggal dan tidur sekamar dengan saudara kakeknya yang perempuan. Bahkan Bupati Suwirta menawarkan televisi dan kasur.
Namun dia tetap bersikukuh untuk tetap tidur sekamar dengan sang kakek. Atas kondisi itu Bupati Suwirta hanya bisa berharap supaya Ni Putu Wida Joyliani bisa dirawat dan dijaga dengan baik oleh sang kakek, I Ketut Gamba. “Untuk mencegah hal-hal yang tidak diharapkan, kami akan terus membujuk Ni Putu Wida Joyliani dengan televisi dan kasur supaya dia mau tinggal dan tidur bersama saudara kakeknya yang perempuan,” ujar Bupati Suwirta sambil mengusap air matanya. Kepada Kadis Pendidikan Dewa Gede Dharmawan, Bupati Suwirta perintahkan supaya Ni Putu Wida Joyliani selalu mendapatkan bantuan beasiswa.*wan
Namun dia tetap bersikukuh untuk tetap tidur sekamar dengan sang kakek. Atas kondisi itu Bupati Suwirta hanya bisa berharap supaya Ni Putu Wida Joyliani bisa dirawat dan dijaga dengan baik oleh sang kakek, I Ketut Gamba. “Untuk mencegah hal-hal yang tidak diharapkan, kami akan terus membujuk Ni Putu Wida Joyliani dengan televisi dan kasur supaya dia mau tinggal dan tidur bersama saudara kakeknya yang perempuan,” ujar Bupati Suwirta sambil mengusap air matanya. Kepada Kadis Pendidikan Dewa Gede Dharmawan, Bupati Suwirta perintahkan supaya Ni Putu Wida Joyliani selalu mendapatkan bantuan beasiswa.*wan
Komentar