Sinabung Meletus Dua Kali
Gunung Sinabung kembali meletus Kamis (25/1).
JAKARTA, NusaBali
Sepanjang pagi hingga siang kemarin, gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu erupsi sebanyak dua kali dengan menyemburkan awan panas setinggi 2500 meter. Belum ada laporan kerusakan akibat erupsi tersebut.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung Armen Putra mengatakan, selain menyemburkan awan panas, Gunung Sinabung juga mengeluarkan guguran lava. Armen mengingatkan masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung juga diimbau waspada terhadap potensi bahaya lahar. "Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan banjir bandang ke hilir," jelasnya seperti dilansir cnnindonesia.
BPBD Kabupaten Tanah Karo menurutnya segera melakukan sosialisasi ancaman bencana banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus. Gunung Sinabung dilaporkan terakhir meletus pada 27 Desember 2017. Saat itu, Pos Pengamatan Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan letusan disertai dengan awan panas setinggi 3.500 meter mengarah ke Tenggara-Timur dan 4.600 meter ke arah Selatan-Tenggara.
Ketika itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan menaati rekomendasi pemerintah.
"Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung," kata Sutopo. *
Kepala Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung Armen Putra mengatakan, selain menyemburkan awan panas, Gunung Sinabung juga mengeluarkan guguran lava. Armen mengingatkan masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung juga diimbau waspada terhadap potensi bahaya lahar. "Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan banjir bandang ke hilir," jelasnya seperti dilansir cnnindonesia.
BPBD Kabupaten Tanah Karo menurutnya segera melakukan sosialisasi ancaman bencana banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus. Gunung Sinabung dilaporkan terakhir meletus pada 27 Desember 2017. Saat itu, Pos Pengamatan Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan letusan disertai dengan awan panas setinggi 3.500 meter mengarah ke Tenggara-Timur dan 4.600 meter ke arah Selatan-Tenggara.
Ketika itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan menaati rekomendasi pemerintah.
"Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung," kata Sutopo. *
Komentar