BPBD Pasok Air ke Sejumlah Desa di Buleleng yang Kena Bencana
Belasan desa di wilayah Kecamatan Banjar, Buleleng mulai didera krisis air bersih akibat dampak bencana banjir-longsor, Rabu (24/1).
SINGARAJA, NusaBali
Untuk menangani masalah ini, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng menyuplai air bersih menggunakan mobil tangki ke desa-desa yang terdampak bencana. Desa-desa di Kecamatan Banjar yang diterjang bencana banjir-longsor hingga terjadi krisis air bersih, antara lain, Desa Dencarik. Desa Banjar, Desa Kayuputih, Desa Tirtasari, Desa Banyutis, Desa Kalianget, Desa Gobleg, Desa Munduk, Desa Pedawa, Desa Banyusri, dan Desa Sidatapa.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur, mengatakan pihaknya dan PDAM Buleleng mulai berbagi tugas untuk menyuplai air bersih di desa-desa yang terdampak bencana, sejak Kamis (25/1). Dengan pasukan air bersih menggunakan mobil tangki, masyarakat terdampak bencana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Beberapa saluran PDAM memang sudah diperbaiki dan airnya telah mengalir kembali. Tapi, bagi desa-desa yang mengalami kerusakan parah akibat bencana banjir dan longsor, buat sementara disuplai dengan air tangki dulu. Kami BPBD berbagi tugas dengan PDAM Buleleng,” ujar Made Subur di Singaraja, Jumat (26/1).
Khusus untuk Desa Gobleg yang berada di hulu (bagian atas sisi selatan) Kecamatan Banjar, kata Made Subur, hingga Jumat kemarin belum bisa diberi pasokan air bersih dengan mobil tangki, Masalahnya, akses jalannya belum mendukung untuk dilewati mobil tangki, karena sebagian badan jalan masih tertutup material longsoran.
“Sebelum kita pasok air bersih menggunakan mobil tangki ke Desa Gobleh, kita akan diawali dengan pembersihan jalan dulu. Untuk sementara, warag Desa Gobleg bisa memanfaatkan sumber mata air lainnya yang masih mengalir di sana,” terang Made Subur.
Bukan hanya warga Desa Gobleg yang krisis air, tapi juga desa-desa lainnya di Kecamatan Banjar, seperti Desa Dencarik. Menurut seorang warga Desa Dencarik, Made Sari, air pam di desanya sudah macet sejak bencana banjir bandang menerjang, Selasa (23/1) malam.
Gara-gara krisis air, Kamis lalu Made Sari terpaksa membeli air galon lebih banyak untuk dipakai memasak. “Tidak ada air, kami terpaksa beli air galon. Mau cari sumber mata air, di sini juga tidak ada,” cerita Made Sari yang ditemui NusaBali saat sedang mengambil air bersih yang disuplai BPBD Buleleng menggunakan mobil tangki, Jumat kemarin.
Jaringan air pam Desa Dencarik berasal dari sumber mata air di Desa Padawa yang berada di hulu. Jaringan air bersih itu pun menyatu dengan Desa Tampekan, Kecamatan Banjar. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Gobleg. Jaringan air pam di Desa Gobleg macet total, sejak bencana banjir-longsor menerjang kawasan perbukitan tersebut, Rabu dinihari. Masalahnya, jaringan air bersih yang selama ini menempel di dinding sungai tergerus akibat luapan air bah. Jaringan air bersih yang macet total di hulu ini mengaliri tiga desa sekaligus, yakni Desa Gobleg, Desa Sidatapa, dan Desa Banyusri.
Desa Gobleg sendiri termasuk kawasan di Kecamatan Banjar yang paling parah kerusakannya akibat banjir-longsor, Rabu dinihari. Desa Gobleg porakporanda, di mana tiga jembatan putus, satu setra tergerus, 5 pura rusak, dan 10 rumah penduduk rusak. Lima pura yang nengalami kerusakan masing-masing Merajan Jeroan Gobleg, Sanggah keluarga Nyoman Sudaya, Pura Subak Abian Guna Sari, Pura Bali, dan Pura Pamulungan Agung.
Yang paling memprihatinkan, tiga jembatan pengubung Desa Gobleg dengan desa-desa lainnya terputus akibat diterjang air bah. Ketiga jembatan yang putus tersebut, masing-masing Jembatan di Banjar Jembong (Desa Gobleg) menuju Banjar Pasuk (Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng), Jembatan di Banjar Asah (Desa Gobleg) menuju Banjar Bulakan (Desa Munduk), dan Jembatan di Banjar Tengah (Desa Gobleg) menuju Banjar Menabung (Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar).
Jembatan di Banjar Asah (Desa Gobleg) dan Jembatan di Banjar Jembong (Desa Gobleg) yang melitang di atas Sungai Mendaung, dengan lebar sungai sekitar 30 meter ini, amblas tanpa bekas karena diterjang air bah.
Demikian pula Jembatan di Banjar Tengah menuju Banjar Menabung (Desa Kayuputih), amblas tidak berbekas. Karena ambruknya Jembatan di Banjar Jembong, warga Desa Gobleg pun kesulitan mengambil air bersih dari sumber Mata Air Mendaung di Desa Munduk.
Sementara itu, krama Desa Pakraman Gobleg, Desa Gobleg rencananya akan ngayah bersama di setra yang tergerus seluas 300 meter persegi, Sabtu (27/1) ini. Mereka akan ngayah mengumpulkan mayat dan tulang belulang yang hanyut bersama longsoran. Dalam gotong royong ini, juga akan dilakukan identifikasi jumlah liang kubur yang tergerus.
Kelian Desa Pakraman Gobleg, Jro Mangku Gede Birgia, mengatakan kegiatan gotong royong hari ini akan melibatkan seluruh krama desa setempat. Sebelum gotong royong, akan diawali dengan upacara atur piuning di Setra Desa Pakraman Gobleg. “Besok pagi (hari ini) krama desa akan gotong royong mengumpulkan mayat dan tulang belulang yang ikut tergerus, kemudian dijadikan satu. Setelah terkumpul nanti, baru kami upacarai,” ungkap Jro Mangku Birgia kepada NusaBali melalui SMS, Jumat kemarin.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengatakan pihaknya akan membantu kegiatan gotong royong krama Desa Pakraman Gobleg di setra setempat, hari ini. Untuk menghindari terjadinya longsor susulan di Setra Desa Pakraman Gobleg, BPBD menyiapkan 200 karung pasir. “Sementara, kita pakai tanggul dari karung pasir untuk mencegah amblas susulan, karena di sana tanahnya sangat gembur,” ujar Made Subur. *k23
Untuk menangani masalah ini, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng menyuplai air bersih menggunakan mobil tangki ke desa-desa yang terdampak bencana. Desa-desa di Kecamatan Banjar yang diterjang bencana banjir-longsor hingga terjadi krisis air bersih, antara lain, Desa Dencarik. Desa Banjar, Desa Kayuputih, Desa Tirtasari, Desa Banyutis, Desa Kalianget, Desa Gobleg, Desa Munduk, Desa Pedawa, Desa Banyusri, dan Desa Sidatapa.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur, mengatakan pihaknya dan PDAM Buleleng mulai berbagi tugas untuk menyuplai air bersih di desa-desa yang terdampak bencana, sejak Kamis (25/1). Dengan pasukan air bersih menggunakan mobil tangki, masyarakat terdampak bencana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Beberapa saluran PDAM memang sudah diperbaiki dan airnya telah mengalir kembali. Tapi, bagi desa-desa yang mengalami kerusakan parah akibat bencana banjir dan longsor, buat sementara disuplai dengan air tangki dulu. Kami BPBD berbagi tugas dengan PDAM Buleleng,” ujar Made Subur di Singaraja, Jumat (26/1).
Khusus untuk Desa Gobleg yang berada di hulu (bagian atas sisi selatan) Kecamatan Banjar, kata Made Subur, hingga Jumat kemarin belum bisa diberi pasokan air bersih dengan mobil tangki, Masalahnya, akses jalannya belum mendukung untuk dilewati mobil tangki, karena sebagian badan jalan masih tertutup material longsoran.
“Sebelum kita pasok air bersih menggunakan mobil tangki ke Desa Gobleh, kita akan diawali dengan pembersihan jalan dulu. Untuk sementara, warag Desa Gobleg bisa memanfaatkan sumber mata air lainnya yang masih mengalir di sana,” terang Made Subur.
Bukan hanya warga Desa Gobleg yang krisis air, tapi juga desa-desa lainnya di Kecamatan Banjar, seperti Desa Dencarik. Menurut seorang warga Desa Dencarik, Made Sari, air pam di desanya sudah macet sejak bencana banjir bandang menerjang, Selasa (23/1) malam.
Gara-gara krisis air, Kamis lalu Made Sari terpaksa membeli air galon lebih banyak untuk dipakai memasak. “Tidak ada air, kami terpaksa beli air galon. Mau cari sumber mata air, di sini juga tidak ada,” cerita Made Sari yang ditemui NusaBali saat sedang mengambil air bersih yang disuplai BPBD Buleleng menggunakan mobil tangki, Jumat kemarin.
Jaringan air pam Desa Dencarik berasal dari sumber mata air di Desa Padawa yang berada di hulu. Jaringan air bersih itu pun menyatu dengan Desa Tampekan, Kecamatan Banjar. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Gobleg. Jaringan air pam di Desa Gobleg macet total, sejak bencana banjir-longsor menerjang kawasan perbukitan tersebut, Rabu dinihari. Masalahnya, jaringan air bersih yang selama ini menempel di dinding sungai tergerus akibat luapan air bah. Jaringan air bersih yang macet total di hulu ini mengaliri tiga desa sekaligus, yakni Desa Gobleg, Desa Sidatapa, dan Desa Banyusri.
Desa Gobleg sendiri termasuk kawasan di Kecamatan Banjar yang paling parah kerusakannya akibat banjir-longsor, Rabu dinihari. Desa Gobleg porakporanda, di mana tiga jembatan putus, satu setra tergerus, 5 pura rusak, dan 10 rumah penduduk rusak. Lima pura yang nengalami kerusakan masing-masing Merajan Jeroan Gobleg, Sanggah keluarga Nyoman Sudaya, Pura Subak Abian Guna Sari, Pura Bali, dan Pura Pamulungan Agung.
Yang paling memprihatinkan, tiga jembatan pengubung Desa Gobleg dengan desa-desa lainnya terputus akibat diterjang air bah. Ketiga jembatan yang putus tersebut, masing-masing Jembatan di Banjar Jembong (Desa Gobleg) menuju Banjar Pasuk (Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng), Jembatan di Banjar Asah (Desa Gobleg) menuju Banjar Bulakan (Desa Munduk), dan Jembatan di Banjar Tengah (Desa Gobleg) menuju Banjar Menabung (Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar).
Jembatan di Banjar Asah (Desa Gobleg) dan Jembatan di Banjar Jembong (Desa Gobleg) yang melitang di atas Sungai Mendaung, dengan lebar sungai sekitar 30 meter ini, amblas tanpa bekas karena diterjang air bah.
Demikian pula Jembatan di Banjar Tengah menuju Banjar Menabung (Desa Kayuputih), amblas tidak berbekas. Karena ambruknya Jembatan di Banjar Jembong, warga Desa Gobleg pun kesulitan mengambil air bersih dari sumber Mata Air Mendaung di Desa Munduk.
Sementara itu, krama Desa Pakraman Gobleg, Desa Gobleg rencananya akan ngayah bersama di setra yang tergerus seluas 300 meter persegi, Sabtu (27/1) ini. Mereka akan ngayah mengumpulkan mayat dan tulang belulang yang hanyut bersama longsoran. Dalam gotong royong ini, juga akan dilakukan identifikasi jumlah liang kubur yang tergerus.
Kelian Desa Pakraman Gobleg, Jro Mangku Gede Birgia, mengatakan kegiatan gotong royong hari ini akan melibatkan seluruh krama desa setempat. Sebelum gotong royong, akan diawali dengan upacara atur piuning di Setra Desa Pakraman Gobleg. “Besok pagi (hari ini) krama desa akan gotong royong mengumpulkan mayat dan tulang belulang yang ikut tergerus, kemudian dijadikan satu. Setelah terkumpul nanti, baru kami upacarai,” ungkap Jro Mangku Birgia kepada NusaBali melalui SMS, Jumat kemarin.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengatakan pihaknya akan membantu kegiatan gotong royong krama Desa Pakraman Gobleg di setra setempat, hari ini. Untuk menghindari terjadinya longsor susulan di Setra Desa Pakraman Gobleg, BPBD menyiapkan 200 karung pasir. “Sementara, kita pakai tanggul dari karung pasir untuk mencegah amblas susulan, karena di sana tanahnya sangat gembur,” ujar Made Subur. *k23
1
Komentar