Biang Kerok Banjir Dijebol
Warga, TNI, Polri bahu-membahu memulihkan tiga desa di Kecamatan Banjar dari kerusakan banjir.
Kerugian Banjir Sudah Terdata Lebih Rp 3 Miliar
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng menggelar pemulihan (recovery) pasca banjir yang melanda sejumlah desa di wilayah Kecamatan Banjar dengan melibatkan warga, TNI dan Polri, Jumat (26/1) pagi. Ada tiga titik pemulihan dalam aksi tersebut, masing-masing di Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Desa Tanguwisia dan Desa Kalianget di Kecamatan Seririt.
Khusus di Kecamatan Banjar, pemulihan dipusatkan di Desa Dencarik, karena ada dua lokasi yang mengalami kerusakan cukup berat yakni Banjar Corot dan Banjar Bajangan. Dalam aksi tersebut, senderan dan beton penutup saluran irigasi pemicu luapan banjir yang merusak belasan hektare padi berumur 30-70 hari, langsung dibongkar. Pembongkaran dilakukan BPBD Buleleng, bersama warga, TNI dan Polri.
Senderan tersebut menjadi pemicu karena saluran irigasi menjadi sempit. Senderan dibuat guna memperluas akses masuk menuju sebuah kaplingan di Desa Dencarik. Selain membongkar senderan pemicu luapan air, warga, PNS, anggota TNI dan Polri ikut memotong dan memindahkan potongan kayu yang tersangkut di aliran sungai. Pembersihan juga dilakukan di tengah lahan persawahan, karena banyak padi tertimbun material lumpur bercampur krikil.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengatakan, gotong-royong bersama warga, TNI/Polri dan PNS ini merupakan wujud sinergi untuk membantu warga masyarakat yang terdampak bencana alam. Meski waktu gotong royong hanya hitungan jam, tetapi partisipasi ini memberikan hasil positif menggugah kesadaran setiap komponen masyarakat sadar dan mau berpartisipasi dalam proses pemulihan setiap terjadi pasca bencana. “Hasilnya lumayan sekarang batu atau kayu yang tadinya berserakan di petak sawah sudah bersih dan gotong royong TNI dan PNS sinergi dan harapannya berimbas untuk masyarakat juga senantiasa membantu pemulihan setelah terjadi bencana alam,” katanya.
Terkait data kerugian akibat bencana, Subur mengatakan, data desa yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor sampai kemarin tercatat ada 14 desa di Buleleng yang terdampak bencana di awal tahun ini. Dari jumlah itu, kerugian dari segi materiil yang sudah masuk ditaksir lebih dari Rp 3 miliar.
Jumlah kerugian ini dipastikan akan bertambah karena masih ada tujuh desa yang belum menyetorkan data kerugian akibat bencana kepada BPBD Buleleng. Dari skema awal, penanganan pasca bencana ini akan tetap dipilah antara yang bisa didanai dari APBD Buleleng dan penanganan yang diusulkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
“Yang masuk baru tujuh desa dan kami masih tunggu tujuh desa lain yang juga terdampak bencana ini. Nanti data internal desa akan kami padukan dengan pendataan kita untuk selanjutnya disusun skema penanganan pasca bencana,” katanya.
Sementara, Danramil Banjar Kapten Inf Suyono di lokasi gotong royong menjelaskan, dalam aksi ini TNI dari jajaran Kodim 1609 Buleleng dan Batalyon 900 Raider SBW dan personel masing-masing Koramil diterjunkan untuk berpartisipasi melakukan pemulihan kerusakan pasca banjir bandang.
Personel TNI ini dibagi dalam dua kelompok di mana satu kelompok ditugaskan membersihkan batu atau beton di areal sawah. Sementara satu kelompok lagi diterjunkan untuk membantu warga di Dusun Corot untuk membersihkan lumpur yang menutup jalan, rumah-rumah penduduk, dan infrastruktur yang terdampak banjir bandang. “Sesuai perintah atasan, hari ini kami bagi dua tim dan meski mendadak tim solid untuk berpartisipasi dalam membantu warga untuk pemulihan kerusakan pasca banjir,” katanya. *k19
Komentar