Orgil Wayan Mustara Sempat Dua Kali Bakar Rumah Keluarganya
Pelaku Wayan Mustara menderita gangguan jiwa sejak kecil, hingga putus sekolah di Kelas II SD. Dia kerap ngamuk jika makanan yang disuguhkan orangtuanya tidak sesuai selera
Pasutri Korban Diracuni Sang Anak Masih Dirawat di Ruang ICU RSUD Bangli
BANGLI, NusaBali
Sehari pasca diduga diracuni anaknya, pasangan suami istri (pasutri) I Nyoman Tunas, 68, dan Ni Nengah Bina, 68, masih dirawat intensif di Ruang ICU RSUD Bangli, Minggu (28/1). Sedangkan putranya yang diduga meracuni pasutri sepuh ini, I Wayan Mustara alias Payah, 45, telah dikirim ke RSJ Provinsi Bali di Bangli untuk menjalani observasi. Terungkap, pelaku Wayan Mustara yang menderita gangguan kejiwaan, sebelumnya pernah dua kali nekat bakar rumah orantuanya sekitar tahun 2009.
Pasutri korban diracun asal Banjar Tambahan Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli ini menjalani perawatan insentif di Ruang ICU RSUD Bangli, sejak Minggu dinihari. Sang suami, Pekak (Kakek) Nyoman Tunas, lebih dulu dimasukkan ke Ruang ICU sekitar pukul 00.45 Wita. Sedangkan istrinya, Dadong (Nenek) Nengah Bina baru masuk Ruang ICU dinihari kemarin pukul 01.00 Wita.
Menurut Wakil Direktur Umum-Keuangan-SDM RSUD Bangli, Putu Ganda Wijaya, kondisi Pekak Tunas masih sama seperti ketika awal dilarikan keluarganya ke rumah sakit, Sabtu (27/1) sore sekitar pukul 17.00 Wita. Hingga Minggu kemarin, pekak berusia 68 tahun ini masih dalam kondisi tidak sadarkan diri.
“Ya, pasien Nyoman Tunas masih tidak sadarkan diri sampai sekarang,” jelas Putu Ganda Wijaya saat ditemui NusaBali di RSUD Bangli, Minggu kemarin. Sedangkan kondisi sang istri, Dadong Bina, jauh lebih baik. “Pasien Nengah Bina menunjukan perubahan menggembirakan. Yang bersangkutan sudah mulai membuka mata," jelas Ganda Wijaya.
Pantauan NusaBali, sejumlah keluarga menunggui pasutri Pekak Tunas dan Dadong Bina di depan Ruang ICU RSUD Bangli, Minggu kemarin. Termasuk di antaranya I Made Sadiana, 40, adik kandung pelaku Wayan Mustara. Pihak keluarga silih berganti datang menjenguk dan menunggui pasutri Pekak Tunas dan Dadong Bina.
SELANJUTNYA . . .
Komentar