Job Berkurang, Kusir Dokar Pilih Kembali Angkut Barang
Sejak ditetapkannya sistem tarif untuk dokar hias oleh Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar menyebabkan kusir dokar hias lebih memilih mengambil pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan.
Kini Dokar Hias Hanya Gratis Setiap Sabtu-Minggu
DENPASAR, NusaBali
Seperti terlihat pada Minggu (28/1), beberapa kusir lebih memilih mengangkut barang belanjaan di Pasar Kumbasari. Alasannya, dokar hias yang dioperasikan bergilir setiap harinya.
Salah satu kusir dokar, I Nyoman Manik, 45, mengatakan, ia memilih untuk mencari tambahan penghasilan dari mengangkut barang di pasar lantaran dokarnya hanya dipakai pada Sabtu dan Minggu. Padahal sebelumnya, permintaan dari Disparda, dokarnya beroperasi setiap hari. Namun, dengan tahun perubahan 2018 ini pihaknya diberdayakan saat ada panggilan untuk melayani masyarakat saja.
"Kami kan tinggal menunggu panggilan saja. Kemarin, kami dapat tiap hari keluar melayani penumpang karena gratis. Kalau sekarang kan aturannya baru pakai tarif, Hari gratisnya hanya Sabtu dan Minggu, dan jadwal saya hanya dua hari itu," ungkap Manik. Ia mengatakan, dengan diterapkannya sistem tarif, penghasilan yang didapatnya dari penumpang belum diperhitungkan karena beroperasinya setiap Sabtu dan Minggu bahkan jika ada panggilan.
Dengan begitu, ia yang sudah menjadi kusir puluhan tahun lebih memilih kembali ke pekerjaan awal dengan membawa barang belanjaan di pasar. "Penghasilan sekarang sama aja. Sekarang digilir kan ya harus dijalani saja sesuai perintah, dan di pasar ini memang saya dari awal menjadi pembawa barang belanjaan. Dari pukul 04.00 Wita sampai 09.00 Wita, jadi sudah terbiasa lah kembali lagi ke pekerjaan awal," ungkapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar MA Dezire Mulyani mengatakan, penerapan sistem tarif dilakukan setiap hari Senin hingga Jumat dari pukul 09.00 Wita sampai 15.00 Wita. Hal itu dilakukan untuk memberikan pekerjaan yang mandiri bagi kusir dokar. Karena subsidi yang disediakan oleh pemerintah dengan menggunakan APBD hanya Rp 300 ribu perhari untuk satu dokar.
"Ya karena sudah kami evaluasi dan antusiasme warga, kami terapkan sistem tarif yakni sekali naik Rp 25 ribu. Jadi, untuk Senin hingga Jumat akan dilakukan sistem bergilir untuk pengoperasian sehingga bisa merata mendapatkan penumpang. Jika Sabtu dan Minggu akan keseluruhannya dioperasikan. Maka dari itu pihak kami bermaksud agar para kusir bisa mengelola hasil sendiri," tandasnya. *m
DENPASAR, NusaBali
Seperti terlihat pada Minggu (28/1), beberapa kusir lebih memilih mengangkut barang belanjaan di Pasar Kumbasari. Alasannya, dokar hias yang dioperasikan bergilir setiap harinya.
Salah satu kusir dokar, I Nyoman Manik, 45, mengatakan, ia memilih untuk mencari tambahan penghasilan dari mengangkut barang di pasar lantaran dokarnya hanya dipakai pada Sabtu dan Minggu. Padahal sebelumnya, permintaan dari Disparda, dokarnya beroperasi setiap hari. Namun, dengan tahun perubahan 2018 ini pihaknya diberdayakan saat ada panggilan untuk melayani masyarakat saja.
"Kami kan tinggal menunggu panggilan saja. Kemarin, kami dapat tiap hari keluar melayani penumpang karena gratis. Kalau sekarang kan aturannya baru pakai tarif, Hari gratisnya hanya Sabtu dan Minggu, dan jadwal saya hanya dua hari itu," ungkap Manik. Ia mengatakan, dengan diterapkannya sistem tarif, penghasilan yang didapatnya dari penumpang belum diperhitungkan karena beroperasinya setiap Sabtu dan Minggu bahkan jika ada panggilan.
Dengan begitu, ia yang sudah menjadi kusir puluhan tahun lebih memilih kembali ke pekerjaan awal dengan membawa barang belanjaan di pasar. "Penghasilan sekarang sama aja. Sekarang digilir kan ya harus dijalani saja sesuai perintah, dan di pasar ini memang saya dari awal menjadi pembawa barang belanjaan. Dari pukul 04.00 Wita sampai 09.00 Wita, jadi sudah terbiasa lah kembali lagi ke pekerjaan awal," ungkapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar MA Dezire Mulyani mengatakan, penerapan sistem tarif dilakukan setiap hari Senin hingga Jumat dari pukul 09.00 Wita sampai 15.00 Wita. Hal itu dilakukan untuk memberikan pekerjaan yang mandiri bagi kusir dokar. Karena subsidi yang disediakan oleh pemerintah dengan menggunakan APBD hanya Rp 300 ribu perhari untuk satu dokar.
"Ya karena sudah kami evaluasi dan antusiasme warga, kami terapkan sistem tarif yakni sekali naik Rp 25 ribu. Jadi, untuk Senin hingga Jumat akan dilakukan sistem bergilir untuk pengoperasian sehingga bisa merata mendapatkan penumpang. Jika Sabtu dan Minggu akan keseluruhannya dioperasikan. Maka dari itu pihak kami bermaksud agar para kusir bisa mengelola hasil sendiri," tandasnya. *m
Komentar