Gali Potensi, Wantilan Diberdayakan Jadi Panggung Seni
Ratusan krama desa pakraman Buleleng, Sabtu (27/1) malam memadati wantilan Pura Desa Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka antusias menonton sejumlah kesenian yang disuguhkan kali pertama oleh seniman lokal krama desa setempat. Malam gelar seni itu merupakan upaya penggalian potensi seni pada krama desa pakraman Buleleng.
Ketua Panitia Pelaksana Ketut Wiratmaja, mengatakan malam gelar seni ini memang sengaja dilakukan di wantilan Pura Desa Buleleng sebagai panggung seni krama, untuk memberdayakan wantilan yang ada selama ini. Dalam pagelaran itu pun dihadirkan seniman lokal dari 14 desa adat yang bernaung di bawah Desa Pakraman Buleleng.
Baik kesenian tradisional mapun modern. Seperti Tari Rejang Renteng yang ditarikan oleh ibu-ibu dari Banjar Paketan yang diiringi alunan tabuh selonding dari Sangar Wireka Suara Jagat. Ada juga penampilan gong kebyar dari Sekaa Gong anak-anak Eka Wakya Banjar Paketan Kelurahan Paket Agung dengan tiga garapan tabuh.
Selain dua kesenian modern berupa musikalisasi puisi oleh Mahima Institute dan penampilan band lokal hingga lagu pop Bali dari Kelurahan Bale Agung dan Liligundi sebagai bagian dari Pengempon Pura Desa Adat Pakraman Buleleng. “Dengan slogan Wantilan Berdaya, Krama Berbudaya ini kami pihak desa pakraman mengingikan masyarakat menjadikan tempat ini sebagai lahirnya kreativitas berkesenian. Sehingga upaya pelestarian seni dan budaya yang menjadi tuga pokok desa pakraman dapat terwujud,” ujar Wiratmaja.
Dalam pagelaran seni yang dilakukan untuk pertama kalinya, mendapatkan respon yang cukup tinggi dari masyarakat. Bahkan wantilan yang baru saj direnovasi itu dipenuhi oleh penonton dan krama yang ingin menyaksikan kebolehan keluarganya tampil berkesenian.
Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengaku bahwa kegiatan malam gelar seni ini akan menjadi program kegiatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan setiap bulan. Pihaknya pun akan memberikan kesempatan kepada masing-masing Banjar Adat untuk tampil memanfaatkan wantilan. “Harapannya bisa menghidupkan seni, selain juga kami memperkenalkan kepada masyarakat luas wantilan di wilayah Pura Desa ini yang sanagt kental dengan seni ukiran khas Buleleng,” ungkap dia.
Selain itu, Sutrisna yang juga Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng berharap agar wantilan ini bisa dilirik oleh Pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan Buleleng, sebagai salah satu tempat pementasan untuk kegiatan yang digelar seperti Buleleng Festival.
Sementara itu malam gelar seni Desa Pakraman Buleleng, mendapat apresiasi dari Sekretaris Dinas Kebudayaan Buleleng, Made Sudirba. Ia yang sempat hadir dalam kesempatan itu menilai pagelaran seni yang dilangsungkan Desa Pakraman Buleleng adalah salah satu bukti perkembangan pembangunan Buleleng dalam bidang seni dan budaya.
Terkait usulan pemanfaatan wantilan sebagai salah satu lokasi pementasan dalam ajang Buleleng Festival, Dia mengaku sependapat dan akan mempertimbangkan usulan itu. “Kalau memang nanti disetujui Pak Bupati, agar pementasan yang di tempat lain bisa digeser ke sini,” kata dia. *k23
Ketua Panitia Pelaksana Ketut Wiratmaja, mengatakan malam gelar seni ini memang sengaja dilakukan di wantilan Pura Desa Buleleng sebagai panggung seni krama, untuk memberdayakan wantilan yang ada selama ini. Dalam pagelaran itu pun dihadirkan seniman lokal dari 14 desa adat yang bernaung di bawah Desa Pakraman Buleleng.
Baik kesenian tradisional mapun modern. Seperti Tari Rejang Renteng yang ditarikan oleh ibu-ibu dari Banjar Paketan yang diiringi alunan tabuh selonding dari Sangar Wireka Suara Jagat. Ada juga penampilan gong kebyar dari Sekaa Gong anak-anak Eka Wakya Banjar Paketan Kelurahan Paket Agung dengan tiga garapan tabuh.
Selain dua kesenian modern berupa musikalisasi puisi oleh Mahima Institute dan penampilan band lokal hingga lagu pop Bali dari Kelurahan Bale Agung dan Liligundi sebagai bagian dari Pengempon Pura Desa Adat Pakraman Buleleng. “Dengan slogan Wantilan Berdaya, Krama Berbudaya ini kami pihak desa pakraman mengingikan masyarakat menjadikan tempat ini sebagai lahirnya kreativitas berkesenian. Sehingga upaya pelestarian seni dan budaya yang menjadi tuga pokok desa pakraman dapat terwujud,” ujar Wiratmaja.
Dalam pagelaran seni yang dilakukan untuk pertama kalinya, mendapatkan respon yang cukup tinggi dari masyarakat. Bahkan wantilan yang baru saj direnovasi itu dipenuhi oleh penonton dan krama yang ingin menyaksikan kebolehan keluarganya tampil berkesenian.
Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengaku bahwa kegiatan malam gelar seni ini akan menjadi program kegiatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan setiap bulan. Pihaknya pun akan memberikan kesempatan kepada masing-masing Banjar Adat untuk tampil memanfaatkan wantilan. “Harapannya bisa menghidupkan seni, selain juga kami memperkenalkan kepada masyarakat luas wantilan di wilayah Pura Desa ini yang sanagt kental dengan seni ukiran khas Buleleng,” ungkap dia.
Selain itu, Sutrisna yang juga Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng berharap agar wantilan ini bisa dilirik oleh Pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan Buleleng, sebagai salah satu tempat pementasan untuk kegiatan yang digelar seperti Buleleng Festival.
Sementara itu malam gelar seni Desa Pakraman Buleleng, mendapat apresiasi dari Sekretaris Dinas Kebudayaan Buleleng, Made Sudirba. Ia yang sempat hadir dalam kesempatan itu menilai pagelaran seni yang dilangsungkan Desa Pakraman Buleleng adalah salah satu bukti perkembangan pembangunan Buleleng dalam bidang seni dan budaya.
Terkait usulan pemanfaatan wantilan sebagai salah satu lokasi pementasan dalam ajang Buleleng Festival, Dia mengaku sependapat dan akan mempertimbangkan usulan itu. “Kalau memang nanti disetujui Pak Bupati, agar pementasan yang di tempat lain bisa digeser ke sini,” kata dia. *k23
1
Komentar