Wanita Tewas Setelah Lompat dari Angkot
Cekcok dengan Suami
SEMARANG, NusaBali
Sri Rahayu (43), warga Getasan, Kabupaten Semarang, tewas setelah melompat dari angkot yang sedang berjalan. Menurut keterangan polisi, Sri melompat setelah sebelumnya terlibat pertengkaran dengan suaminya di dalam angkot tersebut.
Kasubag Humas Polres Semarang, AKP Teguh Hadi Susilo, membenarkan adanya laporan kejadian tersebut. Peristiwa itu terkadi pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 10.00 - 10.30 WIB di Dusun Tugu, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Pada saat kejadian korban naik angkot bersama suaminya, Nur Chamid (51).
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban ini sebelumnya cekcok (dengan suaminya). Diduga korban lompat dari angkot hingga jatuh, ketika itu sempat dibawa ke RS DKT Salatiga, tapi sampai rumah sakit sudah meninggal," kata Teguh saat dihubungi, Minggu (28/1) seperti dilansir detik.
Korban mengalami luka-luka sobek di belakang kepala, luka lebam di pipi sebelah kiri, luka memar di lengan sebelah kiri dan luka lecet di tangan kanan. Jenazahnya lalu dibawa ke rumah duka di Dusun Macanan, Desa Tajuk, Kecamatan Mancanan, Kabupaten Semarang.
Persoalan tak berhenti di situ. Keluarga mencurigai ada kekerasan terhadap korban lalu melaporkan Nur Chamid ke polisi. Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab kematian, Sabtu malam dilakukan autopsi jenazah di RS Bhayangkara Semarang.
"Hasil pemeriksaan medis RS Bhayangkara akan jadi pedoman kami. Terlapor sudah kami amankan dan angkot H 1055 BB, kami sita sebagai barang bukti," kata Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Yusi Andi Sukmana.
Darius, seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian, mengaku melihat kejadian saat Sri sudah tergeletak di pinggir jalan setelah melompat dari angkot. Dia mengaku mendengar sopir angkot mengatakan' 'kenapa ndadak loncat' (kenapa harus melompat).
"Ada angkot berhenti, terus korban dinaikkan di angkot kembali," kata Darius (31), warga Dusun Tugu, Desa Bener sembari menambahkan warga setempat kemudian membersihkan darah yang berceceran di jalan.
Nur Khamid saat ini diamankan di Mapolsek Getasan dan rencananya akan dibawa ke Mapolres Semarang guna penyelidikan lebih lanjut. Sedangkan mobil angkot yang di dalamnya penuh bercak darah juga disita polisi sebagai barang bukti.
Hingga saat ini polisi belum bisa menyimpulkan soal kematian Sri Rahayu. Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang untuk diotopsi. "Beberapa saksi termasuk keluarga korban juga akan dimintai keterangan," tuntasnya.*
Sri Rahayu (43), warga Getasan, Kabupaten Semarang, tewas setelah melompat dari angkot yang sedang berjalan. Menurut keterangan polisi, Sri melompat setelah sebelumnya terlibat pertengkaran dengan suaminya di dalam angkot tersebut.
Kasubag Humas Polres Semarang, AKP Teguh Hadi Susilo, membenarkan adanya laporan kejadian tersebut. Peristiwa itu terkadi pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 10.00 - 10.30 WIB di Dusun Tugu, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Pada saat kejadian korban naik angkot bersama suaminya, Nur Chamid (51).
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban ini sebelumnya cekcok (dengan suaminya). Diduga korban lompat dari angkot hingga jatuh, ketika itu sempat dibawa ke RS DKT Salatiga, tapi sampai rumah sakit sudah meninggal," kata Teguh saat dihubungi, Minggu (28/1) seperti dilansir detik.
Korban mengalami luka-luka sobek di belakang kepala, luka lebam di pipi sebelah kiri, luka memar di lengan sebelah kiri dan luka lecet di tangan kanan. Jenazahnya lalu dibawa ke rumah duka di Dusun Macanan, Desa Tajuk, Kecamatan Mancanan, Kabupaten Semarang.
Persoalan tak berhenti di situ. Keluarga mencurigai ada kekerasan terhadap korban lalu melaporkan Nur Chamid ke polisi. Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab kematian, Sabtu malam dilakukan autopsi jenazah di RS Bhayangkara Semarang.
"Hasil pemeriksaan medis RS Bhayangkara akan jadi pedoman kami. Terlapor sudah kami amankan dan angkot H 1055 BB, kami sita sebagai barang bukti," kata Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Yusi Andi Sukmana.
Darius, seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian, mengaku melihat kejadian saat Sri sudah tergeletak di pinggir jalan setelah melompat dari angkot. Dia mengaku mendengar sopir angkot mengatakan' 'kenapa ndadak loncat' (kenapa harus melompat).
"Ada angkot berhenti, terus korban dinaikkan di angkot kembali," kata Darius (31), warga Dusun Tugu, Desa Bener sembari menambahkan warga setempat kemudian membersihkan darah yang berceceran di jalan.
Nur Khamid saat ini diamankan di Mapolsek Getasan dan rencananya akan dibawa ke Mapolres Semarang guna penyelidikan lebih lanjut. Sedangkan mobil angkot yang di dalamnya penuh bercak darah juga disita polisi sebagai barang bukti.
Hingga saat ini polisi belum bisa menyimpulkan soal kematian Sri Rahayu. Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang untuk diotopsi. "Beberapa saksi termasuk keluarga korban juga akan dimintai keterangan," tuntasnya.*
1
Komentar