nusabali

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Selamat Berkat Panjat Atap Rumah

  • www.nusabali.com-sekretaris-dinas-ketahanan-pangan-selamat-berkat-panjat-atap-rumah

Mobil dinas milik Wayan Nadiarta sempat terseret air bah sejauh 3 meter, sebelum akhirnya berhenti karena salah satu rodanya nyangkut dalam got. Pasca rumahnya dihantam air bah setinggi 2,3 meter, Nadiarta terpaksa ngantor pulang pergi Busungbiu-Singaraja

Kisah Dramatis di Balik Bencana Banjir Bandang di Wilayah Kecamatan Buleleng, Jumat (26/1) Malam

SINGARAJA, NusaBali
Ada Kisah dramatis di balik bencana banjir bandang yang menerjang wilayah Kecamatan Buleleng, Jumat (26/1) malam. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng, Wayan Nadiarta, 50, berhasil selamat dari maut setelah panjat atap rumahnya di BTN Pesona Paramita kawasam Banjar Dauh Margi, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng.

Korban Wayan Nadiarta mengisahkan, sebelum banjir bandang menerjang rumahnya, dia sempat berolahraga sepulang kantor. Usai olahraga, Jumat petang sekitar pukul 18.30 Wita Nadiarta ketiduran di rumahnya. Selama ini, Nadiarta memang tinggal sendirian di rumah BTN Pesona Paramita, sementara keluarganya tinggal di tempat terpisah di kampung halamannya di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Buleleng.

Ketika sedang tidur, Jumat malam sekitar pukul 20.30 Wita, Nadiarta mendadak terbangun karena tempat tidurnya bergoyang-goyang. “Kasur saya pendek di bawah, saya baru sadar setelah merasa tempat tidur bergoyang. Awalnya, saya kira gempa. Begitu saya turunkan kaki, ternyata air sudah masuk ke dalam rumah,” kenang Nadiarta saat ditemui NusaBali di rumahnya di BTN Pesona Paramita kawasam Banjar Dauh Margi, Desa Pemaron, Senin (29/1) pagi.

Dalam situasi terkejut dan panik, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Buleleng ini langsung ke luar rumah untuk mengecek situasi. Ternyata, air sudah meluber di mana-mana. Saat dia membuka pintu rumah, jalan di depan rumahnya sudah rata dengan air sungai. Air yang masuk ke garase di rumah Nadiarta pun sudah tinggi. Maklum, lokasi perumahan BTN yang dihuni Nadiarta sejak tahun 2013 itu dikelilingi sungai sedalam 1,5 meter yang hulunya dari Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Nah, Nadiarta yang malam itu membawa pulang mobil Dinas Ketahanan Pangan Buleleng bernopol DK 1873 UK, selanjutnya membuka pintu pagar dan berusaha menyelamatkan mobilnya. Hanya saja, upayanya sia-sia, karena air yang mengalir cukup deras.

“Saya sempat ingin keluarkan mobil ke jalan, tapi begitu saya buka pintu pagar, airnya sudah besar. Saya tidak kuat menahannya, saya sudah tengge-lam sepinggang. Akhirnya, saya putuskan naik ke atas atap rumah dengan memanjat tembok penyengker,” tutur Nadiarta.

Setelah dirinya berada di atas atap rumah, menurut Nadiarta, luberan air dengan cepat membesar. Nadiarta pun menoton banjir yang begitu dahsyat di tengah kegelapan malam. Dia menonton dengan harap-harap cemas banjir di BTN Pesona Paramita yang lokasinya tidak jauh dari Jembatan Pemaron.

Dari atas atap rumahnya, Nadiarta menyaksikan bagaimana sampah dan rumpun bambu dihanyutkan air bah. Nadiarta juga dengan jelas menyaksikan rumah tetangganya dihantam air bah yang sangat besar. “Sedangkan mobil dinas saya terseret banjir sejauh 3 meter dari garase rumah,” katanya.

Untungnya, kata Nadiarta, mobil dinas Sekretaris Ketahanan Pangan Buleleng itu berhenti terseret air bah, setelah satu rodanya masuk ke dalam got. Sedangkan air bah terus membesar dan mencapai puncaknya malam sekitar 22.30 Wita, ketika ketinggian air yang merendam rumahnya mencapai 2,3 meter.

Nadiarta seniri baru berani turun dari atap rumahnya setelah banjir surut, Sabtu (27/1) dinihari sekitar pukul 01.30 Wita. “Saya tunggu di atas atap sampai air surut. Sebelum air irut, tidak berani turun, saya sudah pasrah,” beber Nadiarta.

Menurut Nadiarta, ada 25 unit rumah di BTN Pesona Paramita yang tenggelam karena banjir bandang, Jumat malam. Bahkan, ada rumah yang tembok penyengkernya ambruk, sementara barang-barang yang ada dihanjutkan air bah. Bukan hanya itu, akses jalan di perumahan BTN ini pun terputus, sehinga Nadiarta tidak bisa mengevakuasi mobil yang sempat terseret banjir. Pasca bencana banjir, Nadiarta terpaksa pulang kampung ke Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng seraya berkumpul bersama istri dan anaknya yang selama ini tinggal di sana. “Ya, saya terpaksa harus PP Singaraja-Busungbiu saat ngator,” jelas Nadiarta.

Di sisi lain, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Buleleng, Nyoman Surya Temaja,  mengaku pihaknya akan segera akan berkoordinasi dengan PD Swatantra terkait mobil dinas sekretarisnya yang sempat terseret banjir. “Karena ini mobil ini adalah kendaraan sewaan, kami akan kembalikan ke PD Swatantra untuk diperbaiki,” ungkap Surya Temaja yang ditemui NusaBali saat menjenguk rumah Nadiarta yang kebanjiran di BTN Pesona Paramita, Senin kemarin.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng masih fokus melakukan penanganan di Jembatan Pemaron yang tersumbat rumpun bambu dan sampah, Senin kemarin. Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur, menjelaskan penanganan pasca bencana di Jembatan Pemaron merupakan prioritas. Pasalnya, jembatan ini dikhawatirkan akan terputus jika hujan deras kembali mengguyur.

Pembersihan aliran sungai pun dilaksakan secara berthap dan ekstra hati-hati, karena bambu-bambu yang berduri sangat membahayakan. “Pembersihan harus dilakukan secara manual. Kemarin coba diupayakan alat berat, tapi tidak ada akses masuk, karena perumahan warga sangat full. Jadi, pelan-pelan kita bersihkan. Setengah aliran sungai sudah terbuka,” papar Made Subur.

Terkait penanganan bencana, kata Made Subur, BPBD Buleleng juga sudah mengerahkan habis personelnya. Personel yang ada dibagi-bagi penyebarannya, karena cukup banyak titik bencana yang terjadi di Buleleng.

Menurut Made Subur, pihaknya berencana melibatkan pasukan elite Yonif Raider 900/SBW, selain juga masyarakat setempat, untuk gotong royong penanganan pasca bencana. Upaya pembersihan sampah di saluran air dan drainase juga dilakukan oleh petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Buleleng. “Seluruh instansi terkait bersinergi untuk penanganan bencana di Buleleng,” papar Made Subur. *k23

Komentar