nusabali

Ibu Korban Tewas Sempat Pingsan

  • www.nusabali.com-ibu-korban-tewas-sempat-pingsan

Ibu siswi SMP yang tewas setelah berhubungan intim dengan pacar, pingsan ketika menghadiri kampanye stop kekerasan seksual kepada perempuan dan anak, di Tabanan, Senin (29/1).

P2TP2A Kampanye Hentikan Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak  


TABANAN, NusaBali
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tabanan menggelar aksi solidaritas terkait kasus kematian siswi SMP LGDS, 14, asal Selemadeg usai melakukan hubungan intim dengan pacarnya Gung De Wir, 25, asal Singaraja pada Minggu (21/1) lalu. Ibu korban LGDS yang hadir di kampanye tersebut sempat pingsan.

Bersama dengan Women Crisic Center (WWC), pemerhati perempuan dan anak di Tabanan, keluarga korban, Forum Anak Daerah, menggelar aksi di patung Wagimin Jalan Pahlawan, Tabanan, Senin (29/1). Sekitar 35 orang terlibat kampanye untuk menghentikan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, kemarin. Hadir di lokasi acara, dari Dinas Sosial Tabanan, Polres Tabanan, pihak desa dan prajuru asal korban tinggal. Satpol PP Tabanan dan polisi berjaga-jaga di sekitar lokasi kegiatan.

Sebelum kampanye, mereka terlebih dahulu audiensi ke Polres Tabanan yang diterima oleh Wakapolres Tabanan Kompol Wimboko. Selanjutnya bersama-sama audiensi ke Kantor Bupati Tabanan yang diterima Sekda I Nyoman Wirna Ariwangsa.

Dalam perjalanan menuju ke Kantor Bupati Tabanan, ibu korban, NNM sempat lemas hampir pingsan hingga akhirnya dipapah oleh suami bersama pihak kepolisian dan TNI. Ibu korban pingsan lantaran melihat anak SMP lewat yang mengingatkannya kepada almarhum putrinya. Sesekali NNM menyebutkan nama ‘iluh, iluh’, sembari menangis.

Ketua P2TP2A Tabanan Ni Nengah Budawati, menjelaskan aksi dilakukan untuk mendukung Pemkab dan Polres Tabanan agar kasus tewasnya siswi SMP itu berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Menurutnya, digelarnya aksi ini sebagai bentuk solidaritas penghapusan kekerasan seksual di Tabanan. Dan tentu kasus ini menjadi pembelajaran agar tidak lagi ada kasus serupa. “Ini penting disuarakan, agar masyarakat peduli, care, bahwa korban adalah anak kita bersama dan supaya tidak ada lagi kasus serupa,” jelasnya.

Budawati menegaskan kasus ini adalah kejadian luar biasa dan sangat disayangkan, karena pelaku melakukan hubungan intim dengan anak di bawah umur, dan mengatakan hal tersebut karena suka sama suka. “Kalau memang suka harusnya tidak memperdaya seperti ini, harusnya mengayomi, mendukung belajarnya dan bijaksana. Ini merupakan kekerasan seksual,” tandasnya.

Sekda Ariwangsa mengatakan, pihaknya sangat prihatin atas kasus yang terjadi. Maka dari itu perlu digencarkan langkah-langkah antisipasi baik di tingkat desa maupun di sekolah. “Kami sebelumnya sudah lakukan langkah-langkah antisipasi menyangkut perlindungan anak, rupanya kami kecolongan,” ungkapnya.

Sekda Ariwangsa juga menyampaikan, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti pun sangat berkomitmen atas hal ini. Untuk proses upacara korban dibantu dana sebesar Rp 20 juta. “Kami harapkan kepada orangtua, agar bangkit. Memang sakit hati jika terjadi seperti ini, hanya saja semangat awal harus kembali supaya imbasnya tidak fatal,” ujarnya.

Ibu korban, NNM, mengharapkan agar pelaku diberikan hukuman yang setimpal karena sudah membuat anak pertamanya meninggal. “Saya harapkan hukum tetap berlanjut karena sudah membuat anak saya meninggal,” ujarnya sembari menahan tangis.

Diakui saat peristiwa itu, memang anaknya tidak izin akan pergi dengan pelaku. Saat itu korban LDGS di rumah bersama sang adik dan dia bersama suaminya sedang di sawah. “Saya juga tidak kenal dengan pelaku, dan anak saya juga tidak pernah cerita jika punya pacar,” bebernya.

Hingga akhirnya berita duka itu dikabarkan oleh keponakannya, sampai dia dan suami dicari ke sawah, dikabari bahwa LDGS sudah meninggal. “Kami shock saat itu seolah tidak percaya, dan akhirnya bersama-sama menuju BRSUD Tabanan dan benar saja anak saya sudah meninggal,” tuturnya.

Sampai saat ini NNM mengaku masih terbayang-bayang dengan korban. Memang sebelumnya tidak ada firasat buruk atau hal buruk yang dialaminya dan keluarga. Bahkan tidak ada mimpi yang aneh-aneh. *d

Komentar