nusabali

Gelombang Laut Mengancam

  • www.nusabali.com-gelombang-laut-mengancam

Warga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai Bali Utara, kini mesti waspada.

BPBD Imbau Warga Hentikan Aktivitas di Pantai


SINGARAJA, NusaBali
Gelombang laut mulai pasang disertai angin kencang tengah menerjang wilayah pesisir Buleleng, sejak sepekan terakhir. BPBD pun telah mengimbau nelayan agar tidak melaut untuk sementara waktu.

Pantuan Senin (29/1) siang, menyusul gelombang tinggi, hampir semua nelayan sudah menyelamatkan perahu mereka ke tempat yang lebih aman. Ketinggian gelombang saat ini diperkirakan antara 2-2,5 meter. Gelombang pasang yang terjadi, disertai dengan angin kencang. Puncak gelombang pasang disertai angin kecang ini diperkirakan berlangsung pada bulan Februari 2018. “Kita istirahat dulu, gelombangnya tinggi sekali. Perahu sudah kita pindahkan ke tempat yang lebih tinggi,” terang Ketut Teken, nelayan yang ditemui di Kelurahan Kampung Baru.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng I Made Subur dikonfirmasi terpisah mengaku sudah menyiapkan langkah antisipasi penanganan dampak dari gelombang pasang air laut. Di antaranya disebutkan, mengimbau kepada seluruh nelayan agar tidak melaut selama gelombang pasang terjadi. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan bantuan paket sembako untuk beberapa hari kepada nelayan ketika puncak gelombang pasang terjadi. “Kita sudah mengimbau agar tidak melaut selama gelombang pasang. Karena puncak gelombang pasang akan terjadi pada Februari nanti,” terangnya.

Sedangkan terkait dengan paket sembako yang disiapkan, ternyata tidak bisa dibagikan akibat terendam banjir bandang yang terjadi pada Jumat (26/1) malam. Subur mengungkapkan, upaya penanganan saat bencana gelombang pasang air laut, pihaknya telah menyiapkan 1.400 paket sembako, berisi 2 Kg beras, minyak goreng, mie, kopi gula, termasuk bantuan lainnya seperti sabun mandi. Namun, saat banjir bandang yang menerjang wilayah Kota Singaraja dan sekitarnya pada Jumat malam, ikut menerjang Kantor BPBD di Desa Pemaron. Air bercampur lumpur masuk hingga ke gudang penyimpanan paket sembako. “Hampir 20 persen paket sembako itu tidak bisa dimanfaatkan, karena kemasukan air,” ungkapnya.

Menurut Subur, pihaknya akan melaporkan kejadian tersebut kepada BPBD Provinsi maupun BPBN agar diberikan bantuan paket sembako. Sehingga persediaan paket sembako dapat disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana gelombang pasang air laut. “Sampai sekarang kita masih bersihkan lumpurnya, sejak kejadian itu kita sudah bersihkan, sekarang lumpur di areal kantor baru kita bisa bersihkan sebagian,” imbuhnya. *k19

Komentar