PPTK Tambal Jalan Berlubang di Kampial
Jalan berlubang akibat galian pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung di Jalan Darmawangsa, Kampial, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, ditambal pada Senin (29/1).
MANGUPURA, NusaBali
Penambalan jalan itu menyusul aksi warga Kampial yang menanami pohon pada jalan yang berlubang.Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Ketut Golak dikonfirmasi, Senin (29/1), membenarkan bahwa pada jalan berlubang itu bekas galian PDAM. Dirinya mengaku galian itu terjadi pada anggaran 2017 menggunakan APBD Badung.
“Itu proyek APBD tahun 2017. Yang mengerjakan proyeknya adalah Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Badung. Itu memang proyek PDAM tetapi pelaksananya oleh PUPR,” kata Golak.
Hal itu dibenarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis (PPTK) Dinas PUPR Badung Ngurah Jaya. Dirinya mengaku penggalian pipa itu tepat berada di bawah saluran air pada bahu jalan raya. Proyek itu dikerjakan oleh Cipta Karya dan saat ini masih dalam masa pemeliharaan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, pihaknya telah melakukan penambalan pada sejumlah titik jalan yang berlubang. Selain tetap akan melakukan perbaikan susulan lantaran proyek tersebutmasih dalam masa pemeliharaan hingga dua tahun.
“Ya benar pada tempat itu terjadi galian pada bahu jalan untuk pipa PDAM. Pipa itu posisinya berada di bawah U-Ditch saluran pada bahu jalan. Setelah mendapat laporan, hari ini (Senin kemarin) kami sudah mulai melakukan pengerjaan penutupan pada jalan yang berlubang itu,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Bendesa Adat Kampial Made Badra, mengatakan kerusakan itu akibat banjir yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Pada jalan yang rusak itu merupakan bekas lubang galian PDAM. Penggalian itu untuk menyalurkan pipa yang besar menuju reservoir Pecatu.
Galiam pipa itu sebenarnya sudah dilengkapi dengan drainase. Namun bekas galian yang berada di bahu jalan belum diaspal. Proyek yang baru selesai itu ditutup ala kadarnya sehingga mudah tergerus air. Aliran air hujan yang cukup deras saat hujan lebat membuat bekas galian itu tergerus air. Atas hal tersebut diakuinya kepala lingkungan setempat sudah melapor ke kabupaten.
Dirinya berharap adanya respons cepat dari pihak terkait. Menurutnya jalan tersebut merupakan salah satu jalur yang padat dilalui oleh kendaraan menuju sejumlah objek wisata di Kuta Selatan. Kerusakan itu sangat berbahaya baik bagi wisatawan maupun masyarakat setempat yang sering melintas. “Galiannya sih dalam, itu ditanam pipa di atasnya, baru di atasnya ada gorong-gorong. Tapi itu di pinggir jalan dan sudah ditutup, tapi yang bermasalah ini kan galian di pinggir jalan,” kata Badra, Minggu (28/1). *p
“Itu proyek APBD tahun 2017. Yang mengerjakan proyeknya adalah Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Badung. Itu memang proyek PDAM tetapi pelaksananya oleh PUPR,” kata Golak.
Hal itu dibenarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis (PPTK) Dinas PUPR Badung Ngurah Jaya. Dirinya mengaku penggalian pipa itu tepat berada di bawah saluran air pada bahu jalan raya. Proyek itu dikerjakan oleh Cipta Karya dan saat ini masih dalam masa pemeliharaan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, pihaknya telah melakukan penambalan pada sejumlah titik jalan yang berlubang. Selain tetap akan melakukan perbaikan susulan lantaran proyek tersebutmasih dalam masa pemeliharaan hingga dua tahun.
“Ya benar pada tempat itu terjadi galian pada bahu jalan untuk pipa PDAM. Pipa itu posisinya berada di bawah U-Ditch saluran pada bahu jalan. Setelah mendapat laporan, hari ini (Senin kemarin) kami sudah mulai melakukan pengerjaan penutupan pada jalan yang berlubang itu,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Bendesa Adat Kampial Made Badra, mengatakan kerusakan itu akibat banjir yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Pada jalan yang rusak itu merupakan bekas lubang galian PDAM. Penggalian itu untuk menyalurkan pipa yang besar menuju reservoir Pecatu.
Galiam pipa itu sebenarnya sudah dilengkapi dengan drainase. Namun bekas galian yang berada di bahu jalan belum diaspal. Proyek yang baru selesai itu ditutup ala kadarnya sehingga mudah tergerus air. Aliran air hujan yang cukup deras saat hujan lebat membuat bekas galian itu tergerus air. Atas hal tersebut diakuinya kepala lingkungan setempat sudah melapor ke kabupaten.
Dirinya berharap adanya respons cepat dari pihak terkait. Menurutnya jalan tersebut merupakan salah satu jalur yang padat dilalui oleh kendaraan menuju sejumlah objek wisata di Kuta Selatan. Kerusakan itu sangat berbahaya baik bagi wisatawan maupun masyarakat setempat yang sering melintas. “Galiannya sih dalam, itu ditanam pipa di atasnya, baru di atasnya ada gorong-gorong. Tapi itu di pinggir jalan dan sudah ditutup, tapi yang bermasalah ini kan galian di pinggir jalan,” kata Badra, Minggu (28/1). *p
Komentar