Delapan Sekolah Terdampak Banjir
Banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Buleleng, Jumat (26/1) lalu tidak hanya menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan rumah warga.
SDN 1 Baktiseraga Masih Libur Pasca Bencana
SINGARAJA, NusaBali
Delapan sekolah juga terdata Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, mengalami kerusakan. Bahkan SDN 1 Baktiserga dengan kerusakan parah hingga Senin (29/1) masih meliburkan aktivitas belajar mengajar.
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa yang ditemui di kantornya menyebut dari delapan sekolah yang terdampak paling parah adalah SDN 5 Banjar dan SDN 1 Baktiseraga. Di SDN 5 Banjar, empat kelas yang ada di lahan bawah terendam lumpur setinggi 1 meter. hal tersebut dikarenakan empat ruang kelas itu posisinya ada di bawah sungai Mendaung yang arusnya sangat tinggi. Sekolah ini pun disebut langganan banjir saat musim penghujan.
“Di SDN 5 Banjar lumpur yang masuk ke ruang kelas itu setinggi satu meter, kalau yang di SDN 1 Baktiseraga, halamannya yang porak-poranda dan juga beberapa ruang kelas terendam,” kata dia. Sedangkan sekolah lainnya rata-rata mengalami kerusakan tembok penyengker jebol akibat dihantam banjir.
Menyikapi kondisi tersebut Suyasa pun mengatakan sedang merancang revitaliasasi sekolah rentan bencana, yang memang rata-rata lokasinya ada di pnggir sungai atau lebih rendah dari jalan raya. Sehingga begitu ada hujan deras air dari saluran disekitarnya meluap akan masuk ke dalam sekolah. “Kalua yang rentan bencana ke depannya jika memungkinkan akan kita revitalisasi seperti bangunan baru SDN 1 Baktiseraga dengan struktur bangunan yang kokoh, sedangkan untuk perbaikan tembok penyengker akan dikerjakan di anggaran perubahan,” kata dia.
Dalam rencana revitalisasi sekolah rentan bencana juga disebut olehnya menggunakan bangunan berlantai di lahan yang lokasinya lebih tinggi. Atau jika lahan tidak memungkinkan dasar bangunan akan dibuat lebih tinggi sehingga memperkecil kemungkinan banjir.
Terkait dengan kondisi sekolah terdampak bencana pihaknya mengaku masih memberikan toleransi hingga proses pembersihan selesai. Terutama pembersihan lumpur di ruang kelas sehingag dapat digunakan lagi untuk proses belajar mengajar.
Sementara itu kondisi di SDN 1 Baktiseraga tiga hari pasca bencana banjir bandang, masih meliburkan siswanya. Meski demikian, guru dan siswa kelas 5-6 tetap masuk sekolah untuk membersihkan lumpur yang merendam ruang kelas dan halaman sekolah.
Kepala SDN 1 Baktiseraga Putu Ada, ditemui usai melakukan pembersihan mengaku dari 9 ruang kelasnya enam ruangan yang terendam banjir. Termasuk tiga ruangan bangunan baru di sisi barat sekolah yang baru saja selesai dikerjakan akhir tahun lalu. selain enam ruang kelas, ruang guru, kepala sekolah dan perpustakaan juga ikut terendam lumpur.
Sekolah yang berbatasan langsung dengan kali di sisi Barat sekolah menjadi korban amukan banjir bandang yang mengalir dari hulu. Bahkan tembok penyengker di sisi selatan sekolah sepanjnag 20 meter, di depan sekolah 25 meter dan samping barat 10 meter dijebol banjir bandang yang membawa lumpur dan material lainnya.
“Beruntung bangunan baru disamping kali ini pondasinya kokoh, tidak ada yang tergerus, hanya terendam lumpur saja setinggi satu meter,” kata Ada. Bahkan kerugian yang paling dipikirkannya adalah kerugian berkas sekolah, seperti administrasi bos, dapodik dan lainnya yang tersimpan di ruang guru terendam semua.
Laptop dan juga barang eletronik lainnya seperti organ, tape dan komputer sudah tidak dapat difungsikan lagi. Pihak sekolah pun setelah ini harus bekerja ekstra mencari kuintansi pertanggung jawaban BOS dan administrasi sekolah lainnya. Proses pembersihan sekolah pun pada Senin (29/1) dibantu oleh dua regu pasukan dari Raider 900/SBW. Pihak sekolah juga mengaku akan mengundang orang tua siswa dan masyarakat setempat untuk membantu proses pembersihan. Sehingga proses belajar mengajar segera dapat dilangsungkan kembali.*k23
SINGARAJA, NusaBali
Delapan sekolah juga terdata Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, mengalami kerusakan. Bahkan SDN 1 Baktiserga dengan kerusakan parah hingga Senin (29/1) masih meliburkan aktivitas belajar mengajar.
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa yang ditemui di kantornya menyebut dari delapan sekolah yang terdampak paling parah adalah SDN 5 Banjar dan SDN 1 Baktiseraga. Di SDN 5 Banjar, empat kelas yang ada di lahan bawah terendam lumpur setinggi 1 meter. hal tersebut dikarenakan empat ruang kelas itu posisinya ada di bawah sungai Mendaung yang arusnya sangat tinggi. Sekolah ini pun disebut langganan banjir saat musim penghujan.
“Di SDN 5 Banjar lumpur yang masuk ke ruang kelas itu setinggi satu meter, kalau yang di SDN 1 Baktiseraga, halamannya yang porak-poranda dan juga beberapa ruang kelas terendam,” kata dia. Sedangkan sekolah lainnya rata-rata mengalami kerusakan tembok penyengker jebol akibat dihantam banjir.
Menyikapi kondisi tersebut Suyasa pun mengatakan sedang merancang revitaliasasi sekolah rentan bencana, yang memang rata-rata lokasinya ada di pnggir sungai atau lebih rendah dari jalan raya. Sehingga begitu ada hujan deras air dari saluran disekitarnya meluap akan masuk ke dalam sekolah. “Kalua yang rentan bencana ke depannya jika memungkinkan akan kita revitalisasi seperti bangunan baru SDN 1 Baktiseraga dengan struktur bangunan yang kokoh, sedangkan untuk perbaikan tembok penyengker akan dikerjakan di anggaran perubahan,” kata dia.
Dalam rencana revitalisasi sekolah rentan bencana juga disebut olehnya menggunakan bangunan berlantai di lahan yang lokasinya lebih tinggi. Atau jika lahan tidak memungkinkan dasar bangunan akan dibuat lebih tinggi sehingga memperkecil kemungkinan banjir.
Terkait dengan kondisi sekolah terdampak bencana pihaknya mengaku masih memberikan toleransi hingga proses pembersihan selesai. Terutama pembersihan lumpur di ruang kelas sehingag dapat digunakan lagi untuk proses belajar mengajar.
Sementara itu kondisi di SDN 1 Baktiseraga tiga hari pasca bencana banjir bandang, masih meliburkan siswanya. Meski demikian, guru dan siswa kelas 5-6 tetap masuk sekolah untuk membersihkan lumpur yang merendam ruang kelas dan halaman sekolah.
Kepala SDN 1 Baktiseraga Putu Ada, ditemui usai melakukan pembersihan mengaku dari 9 ruang kelasnya enam ruangan yang terendam banjir. Termasuk tiga ruangan bangunan baru di sisi barat sekolah yang baru saja selesai dikerjakan akhir tahun lalu. selain enam ruang kelas, ruang guru, kepala sekolah dan perpustakaan juga ikut terendam lumpur.
Sekolah yang berbatasan langsung dengan kali di sisi Barat sekolah menjadi korban amukan banjir bandang yang mengalir dari hulu. Bahkan tembok penyengker di sisi selatan sekolah sepanjnag 20 meter, di depan sekolah 25 meter dan samping barat 10 meter dijebol banjir bandang yang membawa lumpur dan material lainnya.
“Beruntung bangunan baru disamping kali ini pondasinya kokoh, tidak ada yang tergerus, hanya terendam lumpur saja setinggi satu meter,” kata Ada. Bahkan kerugian yang paling dipikirkannya adalah kerugian berkas sekolah, seperti administrasi bos, dapodik dan lainnya yang tersimpan di ruang guru terendam semua.
Laptop dan juga barang eletronik lainnya seperti organ, tape dan komputer sudah tidak dapat difungsikan lagi. Pihak sekolah pun setelah ini harus bekerja ekstra mencari kuintansi pertanggung jawaban BOS dan administrasi sekolah lainnya. Proses pembersihan sekolah pun pada Senin (29/1) dibantu oleh dua regu pasukan dari Raider 900/SBW. Pihak sekolah juga mengaku akan mengundang orang tua siswa dan masyarakat setempat untuk membantu proses pembersihan. Sehingga proses belajar mengajar segera dapat dilangsungkan kembali.*k23
1
Komentar