Gugah Masyarakat Peduli Lingkungan, Sumerta Dirikan Gubuk dari 'Sampah'
Langkah unik dan menggugah dilakukan oleh I Wayan Sumerta, 52, asal Banjar Pekandelan, Desa/Kecamatan Kerambitan, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Sumerta mendirikan gubuk dari sampah kayu yang terdampar di pesisir Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan. Gubuk yang terbuat dari sampah itu tampak elegan dan unik. Bagian atapnya berupa ilalang dan dindingnya dari limbah sampah kayu ataupun kelapa. Sampah itu ditata sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetika tinggi.
Sumerta merupakan aktivis lingkungan yang sudah lama mengumpulkan sampah kayu, ranting, dan kelapa, yang ada di pesisir untuk dijadikan gubuk. Ini bertujuan selain untuk memerangi sampah, juga untuk menggugah masyarakat agar peduli lingkungan.
Dikatakannya, gubuk itu dibangun sesuai dengan komitmennya untuk perang melawan sampah. Katanya dalam berperang harus membuat markas untuk menyusun strategi, sehingga gubuk tersebut dijadikan sebagai markas para prajurit yang akan melawan sampah. “Dasar buat gubuk hanya dijadikan markas buat perangi sampah,” ungkapnya, Selasa (30/1).
Tak hanya itu, kata Sumerta, dengan adanya gubuk ini, bisa menggugah masyarakat dan generasi muda agar peduli terhadap sampah. Sekaligus menjadi inspirasi agar melakukan hal sama. “Terlebih generasi muda saat ini doyan selfie, jadi saya harapkan mereka melihat-lihat ke lokasi sekaligus kampanyekan aksi peduli lingkungan melalui medsos,” bebernya.
Gubuk tersebut dia buat sejak sepekan. Dan sudah banyak orang yang datang khususnya generasi muda untuk bertanya-tanya dan melakukan selfie. “Semoga dengan adanya gubuk ini bisa menggugah masyarakat agar peduli lingkungan,” tuturnya sembari mengatakan jika pembuatan gubuk ini tidak mengeluarkan biaya karena bahan didapatkan dari pantai. Dirinya hanya beli paku saja. *d
Sumerta mendirikan gubuk dari sampah kayu yang terdampar di pesisir Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan. Gubuk yang terbuat dari sampah itu tampak elegan dan unik. Bagian atapnya berupa ilalang dan dindingnya dari limbah sampah kayu ataupun kelapa. Sampah itu ditata sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetika tinggi.
Sumerta merupakan aktivis lingkungan yang sudah lama mengumpulkan sampah kayu, ranting, dan kelapa, yang ada di pesisir untuk dijadikan gubuk. Ini bertujuan selain untuk memerangi sampah, juga untuk menggugah masyarakat agar peduli lingkungan.
Dikatakannya, gubuk itu dibangun sesuai dengan komitmennya untuk perang melawan sampah. Katanya dalam berperang harus membuat markas untuk menyusun strategi, sehingga gubuk tersebut dijadikan sebagai markas para prajurit yang akan melawan sampah. “Dasar buat gubuk hanya dijadikan markas buat perangi sampah,” ungkapnya, Selasa (30/1).
Tak hanya itu, kata Sumerta, dengan adanya gubuk ini, bisa menggugah masyarakat dan generasi muda agar peduli terhadap sampah. Sekaligus menjadi inspirasi agar melakukan hal sama. “Terlebih generasi muda saat ini doyan selfie, jadi saya harapkan mereka melihat-lihat ke lokasi sekaligus kampanyekan aksi peduli lingkungan melalui medsos,” bebernya.
Gubuk tersebut dia buat sejak sepekan. Dan sudah banyak orang yang datang khususnya generasi muda untuk bertanya-tanya dan melakukan selfie. “Semoga dengan adanya gubuk ini bisa menggugah masyarakat agar peduli lingkungan,” tuturnya sembari mengatakan jika pembuatan gubuk ini tidak mengeluarkan biaya karena bahan didapatkan dari pantai. Dirinya hanya beli paku saja. *d
1
Komentar