Malam Ini, Gerhana Bulan Perigi
Selama Januari 2018 terjadi dua kali bulan purnama yakni pada 2 Januari dan 31 Januari. Mala mini akan terjadi gerhana bulan total supermoon dan blue moon.
Terjadi 152 Tahun Sekali, Selama Januari 2018 Ada Dua Kali Purnama
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena alam langka gerhana bulan total perigi pada 31 Januari 2018 membentuk fenomena langka lainnya yakni supermoon dan blue moon. Peristiwa ini terbilang langka karena hanya terjadi dalam kurun waktu 152 tahun sekali. Selain itu peristiwa ini terbilang langka karena dalam sebulan terjadi dua kali bulan purnama.
Kepala Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Ardhianto Septiadhi SSi
dikonfirmasi, Selasa (30/1), menjelaskan gerhana bulan total perigi adalah jarak bulan terdekat dengan bumi. Saat bulan berada lebih dekat dengan bumi, volume bulan terlihat lebih besar dari biasanya. Secara ilmiah itu disebut supermoon. Bulan terlihat lebih besar dari biasanya itu terjadi pada bulan purnama.
Gerhana bulan total perigi yang supermoon dan blue moon ini adalah suatu fenomena alam langka yang terjadi selama 152 tahun sekali. Gerhana yang terjadi kali ini adalah gerhana bulan terbesar seabad ini. Kejadian ini adalah gabungan antara tiga fenomena alam yakni gerhana bulan total perigi, supermoon, dan blue moon.
Septiadhi memaparkan gerhana bulan total perigi malam ini mulai terjadi pukul 19.00 Wita. Gerhana bulan sebagian terjadi pukul 19.48 Wita. Gerhana bulan totalnya terjadi pada pukul 20.51 Wita dan berakhir pada pukul 22.07 Wita. Jadi durasi gerhana totalnya 1 jam 16 menit.
Apakah berbahaya atau tidak ? Gerhana bulan perigi ini tak berbahaya bila dilihat mata telanjang, apabila kondisi cuaca memungkinkan. Gerhana bulan total berbeda dengan gerhana matahari total. Gerhana matahari total sinar matahari intensitasnya tinggi dan berbahaya.
“Yang menarik dari gerhana bulan total 31 Januari ini adalah gerhana bulan perigi atau jarak bulan terdekat dengan bumi. Jadi ada dua jarak dalam gerhana bulan yaitu jarak terjauh yaitu apigi dan terdekat adalah perigi. Pada gerhana bulan total perigi kali ini jarak bulan dengan bumi 26.500 kilometer lebih dekat dari biasanya. Biasanya tampak 30 persen lebih terang dari cahaya bulan biasanya dan 14 persen lebih besar dari kelihatan bulan seperti biasanya,” tutur Septiadhi.
Fenomena gerhana bulan total perigi ini jadi menarik karena dalam sebulan terjadi dua kali bulan purnama. Ada dua purnama dalam satu tahun masehi disebut dengan blue moon atau yang terkenal superblue red moon. Kenapa gerhana bulan total itu disebut red moon, karena kondisi matahari, bumi, dan bulan dalam posisi sejajar. Posisi sejajar itu yang membuat cahaya yang sampai ke bulan tertutup oleh bumi. Mengapa masih ada warna merah di bulan? Karena bumi dilindungi oleh lapisan yang disebut atmofer. Atmosfer memantulkan cahaya dari matahari. Biasanya matahari ada warna hijau dan merah sehingga bulan terlihat seperti merah atau blat.
“Kejadian ini menarik untuk didokumentasikan karena hanya terjadi sekali dalam 152 tahun. Yang tak kalah menariknya selama Januari ini terjadi dua kali bulan purnama yakni pada 2 Januari dan 31 Januari malam ini. Karena ini adalah fenomena alam langka, maka penting bagi kami untuk mencatatnya untuk didokumentasikan. Besok (malam ini) kami melakukan pengamatan dari lantai atas kantor,” kata Septiadhi.
Supermoon biasanya dikaitkan dengan bahaya berupa bencana alam, namun itu tak bisa dibuktikan secara ilmiah. Sebenarnya secara kajian ilmiah hanya mempengaruhi tinggi pasang surut air laut. Biasanya ketika terjadi gerhana bulan total pasang surut air laut mengalami sedikit kenaikan dari biasanya. Meskipun terjadi hujan dengan intensitas tinggi pada saat gerhana bulan total itu tak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Jadi penegasannya gerhana bulan total perigi tak ada hubungannya dengan bencana alam, selain terjadi kenaikan pasang surut air laut. Karena secara ilmiah belum bisa dipertanggunjawabkan,” ungkapnya.
Selama 2018 ini akan terjadi lima kali gerhana. Pertama gerhana bulan total 31 Januari yang dapat diamati di Indonesia. Gerhana matahari sebagian 15 Febuari tak bisa diamati dari Indonesia, gerhana matahari sebagian 13 Juli juga tak bisa diamati di Indonesia, gerhana bulan total 28 Juli dapat dilihat di Indonesia. Gerhana matahari sebagian 11 Agustus tak bisa diamati di Indonesia. Jadi yang bisa diamati di Indonseia hanya gerhana bulan total saja. *p
1
Komentar