Jasad Ayah dan Anak Disimpan 2 Tahun
Tak ditemukan indikasi pembunuhan, polisi amankan ibu dan anak
BANDUNG, NusaBali
Warga Kota Cimahi digegerkan dengan temuan 2 mayat manusia yang sudah menjadi kerangka. Dua kerangka itu ditemukan di dalam kamar sebuah rumah di Komplek Cijerah II, Gang Nusaindah 6 Blok 13 No 117, RT 7 RW 17, Kota Cimahi. Dua jasad itu ternyata ayah dan anak. Polisi menduga kedua jasad itu telah disimpan sejak tahun 2016 silam dalam rumah tanpa terendus warga sekitar. Keluarga menyebut keduanya sakit. Polisi masih menyelidiki kasus ini.
Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Niko N Adiputra membenarkan adanya temuan mayat tersebut. Namun ia membantah apabila mayat ditemukan dalam posisi dirantai. "Memang ada ditemukan mayat di sebuah rumah, tapi bukan dirantai. Posisi mayat ada di atas tempat tidur," ujar Niko saat dikonfirmasi via telepon genggam. Ia menduga jasad manusia itu bukan korban pembunuhan. Sejauh ini polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada mayat tersebut.
"Kalau dilihat dari tulang saat ini ya memang kan harus diautopsi. Tapi secara kasat mata tidak ada bekas sayatan atau luka. Bilamana ada indikasi kekerasan, harusnya logikanya kalau dibunuh barang bukti (mayat) enggak mungkin ditunjukkan dong. Pasti dikubur atau dibuang. Enggak masuk ke rasional kita kalau misalkan itu dibunuh, kenapa harus ditonjolkan," imbuh Niko lagi.
Dari hasil pengecekan sementara, sambung Niko, kondisi kedua mayat sudah berbentuk kerangka. Bahkan berdasarkan keterangan yang didapat, mayat tersebut telah disimpan sejak dua tahun lalu. "Itu diduga sejak tahun 2016," kata Niko dilansir detik.
Penemuan dua kerangka manusia tersebut bermula dari pemeriksaan rutin petugas Puskesmas Melong Asih terhadap seluruh warga pada Senin (29/1) pagi. Menurut salah seorang petugas Puskesmas Zacky Rahman, saat ia dan petugas lainnya mendatangi rumah itu, hanya ditemui oleh Neneng Hatidjah (76) dan salah satu anaknya Denny Rohmat (42). Sementara berdasarkan data, di rumah itu ditinggali enam orang.
Ketika ditanya keberadaan penghuni rumah yang lain, yakni Hanung Sobana (84), Neneng mengatakan tengah tidur. "Pas saya tanya untuk periksa bapak, katanya lagi tidur di kamar," ujar Zacky di lokasi, Selasa (30/1).
Karena curiga, Zakcy dan petugas lainnya kembali mendatangi rumah itu. Saat diintip kamarnya, posisi Hanung yang tertidur tertutup sarung biru masih sama. Pada awalnya Neneng menolak untuk diperiksa, namun setelah dibujuk akhirnya petugas bisa masuk ke dalam kamar tempat suaminya 'tidur'.
"Pas dibuka sarungnya ternyata suaminya sudah bentuk kerangka. Ternyata ada satu kerangka lagi di bawah kasur, itu ternyata anaknya," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan kerangka, yang berada di atas kasur tidak lain adalah Hanung. Sementara kerangka yang berada di bawah kasur adalah putri sulung mereka yakni Hera Sri Herawati (50). Polisi mendapatkan keterangan dari pihak keluarga yang menyebut bahwa dua jasad tersebut meninggal karena sakit. "Pengakuan (anggota keluarga) karena sakit meninggalnya," kata Niko.
Kendati begitu, polisi masih terus mendalami temuan kerangka ayah dan anak tersebut. Saat ini tiga orang yang terakhir tinggal di rumah itu menjalani pemeriksaan."Sedang (diperiksa)," ucap Niko. Kaposek Cimahi Selatan AKP Sutarman mengatakan sesaat setelah penemuan dua kerangka tersebut polisi bersama tim dokter membawa istri Hanung, Neneng Hatidjah (76) dan anaknya Denny Rohmat (42) ke rumah sakit.
Sementara satu anaknya lain Erna Hendrasari (48) yang semula dianggap hilang berhasil ditemukan di dalam salah satu kamar. Erna, kata Sutarman, selama ini terus diam di dalam kamar karena mengalami gangguan jiwa. Selain itu, Sutarman mengatakan di rumah itu ditemukan botol-botol pewangi ruangan. Ia menduga pewangi ruangan itu untuk menghilangkan bau busuk mayat.*
Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Niko N Adiputra membenarkan adanya temuan mayat tersebut. Namun ia membantah apabila mayat ditemukan dalam posisi dirantai. "Memang ada ditemukan mayat di sebuah rumah, tapi bukan dirantai. Posisi mayat ada di atas tempat tidur," ujar Niko saat dikonfirmasi via telepon genggam. Ia menduga jasad manusia itu bukan korban pembunuhan. Sejauh ini polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada mayat tersebut.
"Kalau dilihat dari tulang saat ini ya memang kan harus diautopsi. Tapi secara kasat mata tidak ada bekas sayatan atau luka. Bilamana ada indikasi kekerasan, harusnya logikanya kalau dibunuh barang bukti (mayat) enggak mungkin ditunjukkan dong. Pasti dikubur atau dibuang. Enggak masuk ke rasional kita kalau misalkan itu dibunuh, kenapa harus ditonjolkan," imbuh Niko lagi.
Dari hasil pengecekan sementara, sambung Niko, kondisi kedua mayat sudah berbentuk kerangka. Bahkan berdasarkan keterangan yang didapat, mayat tersebut telah disimpan sejak dua tahun lalu. "Itu diduga sejak tahun 2016," kata Niko dilansir detik.
Penemuan dua kerangka manusia tersebut bermula dari pemeriksaan rutin petugas Puskesmas Melong Asih terhadap seluruh warga pada Senin (29/1) pagi. Menurut salah seorang petugas Puskesmas Zacky Rahman, saat ia dan petugas lainnya mendatangi rumah itu, hanya ditemui oleh Neneng Hatidjah (76) dan salah satu anaknya Denny Rohmat (42). Sementara berdasarkan data, di rumah itu ditinggali enam orang.
Ketika ditanya keberadaan penghuni rumah yang lain, yakni Hanung Sobana (84), Neneng mengatakan tengah tidur. "Pas saya tanya untuk periksa bapak, katanya lagi tidur di kamar," ujar Zacky di lokasi, Selasa (30/1).
Karena curiga, Zakcy dan petugas lainnya kembali mendatangi rumah itu. Saat diintip kamarnya, posisi Hanung yang tertidur tertutup sarung biru masih sama. Pada awalnya Neneng menolak untuk diperiksa, namun setelah dibujuk akhirnya petugas bisa masuk ke dalam kamar tempat suaminya 'tidur'.
"Pas dibuka sarungnya ternyata suaminya sudah bentuk kerangka. Ternyata ada satu kerangka lagi di bawah kasur, itu ternyata anaknya," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan kerangka, yang berada di atas kasur tidak lain adalah Hanung. Sementara kerangka yang berada di bawah kasur adalah putri sulung mereka yakni Hera Sri Herawati (50). Polisi mendapatkan keterangan dari pihak keluarga yang menyebut bahwa dua jasad tersebut meninggal karena sakit. "Pengakuan (anggota keluarga) karena sakit meninggalnya," kata Niko.
Kendati begitu, polisi masih terus mendalami temuan kerangka ayah dan anak tersebut. Saat ini tiga orang yang terakhir tinggal di rumah itu menjalani pemeriksaan."Sedang (diperiksa)," ucap Niko. Kaposek Cimahi Selatan AKP Sutarman mengatakan sesaat setelah penemuan dua kerangka tersebut polisi bersama tim dokter membawa istri Hanung, Neneng Hatidjah (76) dan anaknya Denny Rohmat (42) ke rumah sakit.
Sementara satu anaknya lain Erna Hendrasari (48) yang semula dianggap hilang berhasil ditemukan di dalam salah satu kamar. Erna, kata Sutarman, selama ini terus diam di dalam kamar karena mengalami gangguan jiwa. Selain itu, Sutarman mengatakan di rumah itu ditemukan botol-botol pewangi ruangan. Ia menduga pewangi ruangan itu untuk menghilangkan bau busuk mayat.*
Komentar