Negara Pasifik 'Selamatkan' Ekspor Bali
Pemerintah harus membantu memfasilitasi dam mempromosikan komoditas ekspor Bali, terutama ke kawasan ASEAN
DENPASAR NusaBali
Negara-negara di kawasan Pasifik yang meliputi China, Taiwan Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia menyelamatkan’ ekspor Bali tahun 2017. Selain itu, juga Negara-negara lain seperti Kanada, Chili, Meksiko, Amerika Serikat Federasi Rusia ikuti memberi kontribusi yang bagus.
Hal itu disebabkan nilai ekspor Bali ke negara-negara tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan dengan kawasan lainnya. Total nilai ekspor ke negara-negara Pasifik sebesar 484.694.041,64 dollar. Itu berarti meningkat 37,05 persen dari nilai ekspor tahun 2016.
Sebaliknya total nilai ekspor ke negara-negara ASEAN yang meliputi Brunei Darusallam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina , Singapura dan Thailand sebesar 21.122.171,52 dollar AS. Atau minus alias jeblok 21,39 persen dibandingkan 2016, yang mencapai 26.856.874,66 dollar. Selama ini negara-negara ASEAN dan Pasifik termasuk dalam satu kawasan tujuan ekspor yakni kawasan Asia- Pasifik.
Menyikapi kondisi tersebut, Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra menyatakan, pemerintah harus terus membantu memfasilitasi dam mempromosikan komoditas ekspor Bali. Terutama ke kawasan ASEAN, yang merupakan tetangga dan pasar terdekat sesungguhnya.
“Kalau memang belum eksis (minim) pasarnya, ya mesti diakses sehingga lebih ekis,” kata Wiraputra, memberi saran.
Dan apabila sudah establish dipertahankan jangan sampai diserobot competitor. Alit Wiraputra pun mencontohkan ekspor ke negara- negara kawasan Timur Tengah yang belakangan mulai meningkat, tentu harus dipelihara kondisinya. “Dari pantauan Kadin ke kawasan Timteng semakin meningkat ekspor kita,” ungkap Wiraputra.
Jangan sampai kata Alit Wiraputra, pasar yang sudah terbuka tersebut ‘diserobot’ pesaing. Dia menyebut negara-negara seperti China potensial merebut pasar-pasar ekspor yang sebelummya ‘dimiliki’ atau diakses Bali. “Jangan hanya sektor pariwisata saja. Sektor perdagangan mesti juga lebih banyak diperhatikan, karena itu juga memberi pendapatan dan pengaruh pada perekonomian Bali umumnya,” tandas Alit Wiraputra.
Sebelumnya Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Anak Agung Ngurah Bagawinata menyatakan belum bisa memberi penjelasan banyak ketika disinggung kemungkinan pasar dan perluasan ekspor Bali. Potensi produk terbesar, kata AA Bagawinata ada pada sector kerajinan, perkebunan seperti kopi. Sementara dari 12 negara Pasifik, nilai ekspor terbesar tercatat Amerika yakni 191.449.925,99 juta dollar lebih. Sedang di Asean, nilai ekspor terendah ke Laos yakni hanya 8.985,57 dollar.
Namun demikan secara keseluruhan total ekspor Bali tahun 2017 meningkat 18,34 persen dari tahun 2016. Pada tahun 2016 nilai ekspor Bali 574.276.900,25 dollar. Dan pada 2017, nilai ekspor Bali mencapai 679.594.478,52 dollar. *K17.
Negara-negara di kawasan Pasifik yang meliputi China, Taiwan Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia menyelamatkan’ ekspor Bali tahun 2017. Selain itu, juga Negara-negara lain seperti Kanada, Chili, Meksiko, Amerika Serikat Federasi Rusia ikuti memberi kontribusi yang bagus.
Hal itu disebabkan nilai ekspor Bali ke negara-negara tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan dengan kawasan lainnya. Total nilai ekspor ke negara-negara Pasifik sebesar 484.694.041,64 dollar. Itu berarti meningkat 37,05 persen dari nilai ekspor tahun 2016.
Sebaliknya total nilai ekspor ke negara-negara ASEAN yang meliputi Brunei Darusallam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina , Singapura dan Thailand sebesar 21.122.171,52 dollar AS. Atau minus alias jeblok 21,39 persen dibandingkan 2016, yang mencapai 26.856.874,66 dollar. Selama ini negara-negara ASEAN dan Pasifik termasuk dalam satu kawasan tujuan ekspor yakni kawasan Asia- Pasifik.
Menyikapi kondisi tersebut, Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra menyatakan, pemerintah harus terus membantu memfasilitasi dam mempromosikan komoditas ekspor Bali. Terutama ke kawasan ASEAN, yang merupakan tetangga dan pasar terdekat sesungguhnya.
“Kalau memang belum eksis (minim) pasarnya, ya mesti diakses sehingga lebih ekis,” kata Wiraputra, memberi saran.
Dan apabila sudah establish dipertahankan jangan sampai diserobot competitor. Alit Wiraputra pun mencontohkan ekspor ke negara- negara kawasan Timur Tengah yang belakangan mulai meningkat, tentu harus dipelihara kondisinya. “Dari pantauan Kadin ke kawasan Timteng semakin meningkat ekspor kita,” ungkap Wiraputra.
Jangan sampai kata Alit Wiraputra, pasar yang sudah terbuka tersebut ‘diserobot’ pesaing. Dia menyebut negara-negara seperti China potensial merebut pasar-pasar ekspor yang sebelummya ‘dimiliki’ atau diakses Bali. “Jangan hanya sektor pariwisata saja. Sektor perdagangan mesti juga lebih banyak diperhatikan, karena itu juga memberi pendapatan dan pengaruh pada perekonomian Bali umumnya,” tandas Alit Wiraputra.
Sebelumnya Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Anak Agung Ngurah Bagawinata menyatakan belum bisa memberi penjelasan banyak ketika disinggung kemungkinan pasar dan perluasan ekspor Bali. Potensi produk terbesar, kata AA Bagawinata ada pada sector kerajinan, perkebunan seperti kopi. Sementara dari 12 negara Pasifik, nilai ekspor terbesar tercatat Amerika yakni 191.449.925,99 juta dollar lebih. Sedang di Asean, nilai ekspor terendah ke Laos yakni hanya 8.985,57 dollar.
Namun demikan secara keseluruhan total ekspor Bali tahun 2017 meningkat 18,34 persen dari tahun 2016. Pada tahun 2016 nilai ekspor Bali 574.276.900,25 dollar. Dan pada 2017, nilai ekspor Bali mencapai 679.594.478,52 dollar. *K17.
1
Komentar