Orok Membusuk di Pinggir Sungai Gegerkan Warga
Warga di Jalan Batas Dukuh Sari, Gang Beo, Sesetan, Denpasar Selatan digegerkan dengan penemuan orok yang diletakan orang tak dikenal diatas bantaran sungai yang berada di sebelah timur SDN 18 Sesetan pada Selasa (30/1) sekitar pukul 10.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Orok berjenis kelamin perempuan tersebut dibuang di dalam plastik lengkap dengan ari-ari dan sudah mengeluarkan aroma tidak sedap. Temuan orok berjenis kelamin tanpa mengenakan sehelai baju dan hanya terbungkus oleh handuk warna merah itu pertama kali diketahui oleh seorang laki-laki yang tidak diketahui identitasnya.
Pemuda paruh baya tersebut memberitahu temuannya kepada sorang warga bernama Ni Luh Sumiati, 40, yang sedang melintas diseputar lokasi. Wanita yang tinggal di Jalan Dukuh Sari, Gang Ceroring, Denpasar Selatan ini pun berhenti dan langsung memeriksa sendiri isi kantong plastik putih berukuran besar berada dibantaran sungai itu. Walhasil, ibu rumah tangga ini menemukan orok yang sudah cukup umur untuk dilahirkan itu sudah mengeluarkan aroma tidak sedap dan dikerumuni lalat.
Mendapati hal itu, saksi langsung panik dan memberitahu temuannya kepada sejumlah warga termasuk pengendara yang sedang melintas diseputaran tempat penemuan. Tak terkecuali, saksi memberitahu kejadian itu kepada Nyoman Budiasa, 40 dan Nyoman Setiawan, 48, yang merupakan pegawai di Kelurahan Sesetan. Atas informasi itu, kedua pegawai tersebut meneruskannya ke Polsek Denpasar Selatan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Indrajaya membenarkan terkait adanya temuan orok cukup umur tersebut. Menurut dia, pasca masuknya laporan, anggota dari Unit Reskrim berkoordinasi dengan Inafis turun ke TKP untuk melakukan gelar perkara serta mendalami keterangan sejumlah saksi. Hasil pemeriksaan luar, orok berjenis kelamin perempuan itu sudah mengeluarkan bauh amis. Dugaan awal, orok tersebut dibuang oleh orang tuanya pasca dilahirnkan. Hal itu diperkuat dengan temuan Labfor yang mendapati ari-ari masih utuh dan sambung dengan orok, “Saat tiba di lokasi, warga sudah banyak disana (TKP), pun kondisi orok itu sudah membiru. Ya, hal itu diduga karena terkena matahari dan udara. Apalagi, orok hanya dibungkus menggunakan sehelai handuk dan disimpan di plastik,” terangnya saat dikonfirmasi terpisah, Selasa (30/1) siang. Saat diterima oleh pihak Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, jenazah bayi tersebut sudah dalam keadaan membusuk.
“Kami terima jenazah bayi berjenis kelamin perempuan dengan perkiraan umur cukup bulan atau bisa hidup di luar kandungan. Jenazah sudah dalam keadaan membusuk lanjut,” terang Koordinator Administrasi dan Umum Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Henky SpF, Selasa kemarin.
Menurut pihak forensik, perkiraan waktu kematian bayi tersebut kemungkinan antara satu hingga dua hari, sebelum dilakukan pemeriksaan luar (PL) mulai pukul 12.15 wita. Berdasarkan hasil PL juga, luka-luka pada tubuh jenazah sulit dievaluasi karena sudah membusuk lanjut. “Kondisi tubuhnya sudah membengkak, dan ada belatungnya juga,” imbuhnya. *dar, ind
Pemuda paruh baya tersebut memberitahu temuannya kepada sorang warga bernama Ni Luh Sumiati, 40, yang sedang melintas diseputar lokasi. Wanita yang tinggal di Jalan Dukuh Sari, Gang Ceroring, Denpasar Selatan ini pun berhenti dan langsung memeriksa sendiri isi kantong plastik putih berukuran besar berada dibantaran sungai itu. Walhasil, ibu rumah tangga ini menemukan orok yang sudah cukup umur untuk dilahirkan itu sudah mengeluarkan aroma tidak sedap dan dikerumuni lalat.
Mendapati hal itu, saksi langsung panik dan memberitahu temuannya kepada sejumlah warga termasuk pengendara yang sedang melintas diseputaran tempat penemuan. Tak terkecuali, saksi memberitahu kejadian itu kepada Nyoman Budiasa, 40 dan Nyoman Setiawan, 48, yang merupakan pegawai di Kelurahan Sesetan. Atas informasi itu, kedua pegawai tersebut meneruskannya ke Polsek Denpasar Selatan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Indrajaya membenarkan terkait adanya temuan orok cukup umur tersebut. Menurut dia, pasca masuknya laporan, anggota dari Unit Reskrim berkoordinasi dengan Inafis turun ke TKP untuk melakukan gelar perkara serta mendalami keterangan sejumlah saksi. Hasil pemeriksaan luar, orok berjenis kelamin perempuan itu sudah mengeluarkan bauh amis. Dugaan awal, orok tersebut dibuang oleh orang tuanya pasca dilahirnkan. Hal itu diperkuat dengan temuan Labfor yang mendapati ari-ari masih utuh dan sambung dengan orok, “Saat tiba di lokasi, warga sudah banyak disana (TKP), pun kondisi orok itu sudah membiru. Ya, hal itu diduga karena terkena matahari dan udara. Apalagi, orok hanya dibungkus menggunakan sehelai handuk dan disimpan di plastik,” terangnya saat dikonfirmasi terpisah, Selasa (30/1) siang. Saat diterima oleh pihak Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, jenazah bayi tersebut sudah dalam keadaan membusuk.
“Kami terima jenazah bayi berjenis kelamin perempuan dengan perkiraan umur cukup bulan atau bisa hidup di luar kandungan. Jenazah sudah dalam keadaan membusuk lanjut,” terang Koordinator Administrasi dan Umum Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Henky SpF, Selasa kemarin.
Menurut pihak forensik, perkiraan waktu kematian bayi tersebut kemungkinan antara satu hingga dua hari, sebelum dilakukan pemeriksaan luar (PL) mulai pukul 12.15 wita. Berdasarkan hasil PL juga, luka-luka pada tubuh jenazah sulit dievaluasi karena sudah membusuk lanjut. “Kondisi tubuhnya sudah membengkak, dan ada belatungnya juga,” imbuhnya. *dar, ind
1
Komentar