Sampah Kiriman Belum Tuntas, Badai Pasir Datang
Belum habis menangani masalah sampah kiriman, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badungkini dihadapkan pada badai pasir di Kuta.
MANGUPURA, NusaBali
Angin kencang yang terjadi beberapa hari belakangan mengakibatkan Jalan Raya Pantai Kuta dipenuhi pasir. Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi, Selasa (30/1), mengatakan pihaknya kini membagi personelnya untuk menangani masalah pasir yang tertumpuk di jalan raya. Menurutnya hampir semua jalan raya yang berada di pesisir pantai terimbas badai pasir. Namun yang menjadi atensi adalah Jalan Raya Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak.
Penanganan lebih difokuskan ke Jalan Raya Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak karena ketiganya merupakan tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi. Selain itu jalan raya yang berada pada ketiga titik itu arus lalulintasnya tinggi. Menurutnya kejadian badai pasir merupakan masalah tahunan saat angin baratan tiba .
Untuk menangani masalah badai pasir ini pihaknya membentuk tim khusus. Setiap harinya tim ini menangani pasir yang memenuhi badan jalan. Selain itu juga dikerahkan dua unit mobil transformer. “Tim ini setiap harinya stand by. Karena jika ini dibiarkan berbahaya untuk pengendara. Dua unit transformer ini mengatasi semua jalan yang ada di pesisir pantai biar jalan tetap mulus. Ini masalah alam musiman yang terjadi setiap tahunnya,” tuturnya.
Sementara penanganan sampah kiriman hingga kini masih menjadi prioritas utama. Sejumlah pantai yang kini darurat sampah adalah Pantai Kedonganan, Kelan, dan Nusa Dua. Dalam menangani masalah sampah kiriman ini LHK Badung mengerahkan 700 personel. Sampah kini didominasi oleh sampah kayu dan gelas bekas air mineral.
Sejak November 2017 hingga saat ini Dinas LHK Badung telah menangani sebanyak 6.273 ton sampah. Sampah terbanyak terjadi di Kuta Selatan. Dari total ribuan ton sampah itu 2.750 ton di antaranya sudah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar Selatan.
“Kami fokus pada pembersihan pantai. Kita ketahui bersama wisatawan banyak yang hendak berjemur dan sekadar rekreasi. Kami upayakan sampahnya dikumpulkan pada setiap STO pada tiap pos, setelah itu baru diangkut ke TPA. Hingga kini status darurat belum dicabut karena cuaca masih ekstrem,” kata Merthawan. *p
Penanganan lebih difokuskan ke Jalan Raya Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak karena ketiganya merupakan tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi. Selain itu jalan raya yang berada pada ketiga titik itu arus lalulintasnya tinggi. Menurutnya kejadian badai pasir merupakan masalah tahunan saat angin baratan tiba .
Untuk menangani masalah badai pasir ini pihaknya membentuk tim khusus. Setiap harinya tim ini menangani pasir yang memenuhi badan jalan. Selain itu juga dikerahkan dua unit mobil transformer. “Tim ini setiap harinya stand by. Karena jika ini dibiarkan berbahaya untuk pengendara. Dua unit transformer ini mengatasi semua jalan yang ada di pesisir pantai biar jalan tetap mulus. Ini masalah alam musiman yang terjadi setiap tahunnya,” tuturnya.
Sementara penanganan sampah kiriman hingga kini masih menjadi prioritas utama. Sejumlah pantai yang kini darurat sampah adalah Pantai Kedonganan, Kelan, dan Nusa Dua. Dalam menangani masalah sampah kiriman ini LHK Badung mengerahkan 700 personel. Sampah kini didominasi oleh sampah kayu dan gelas bekas air mineral.
Sejak November 2017 hingga saat ini Dinas LHK Badung telah menangani sebanyak 6.273 ton sampah. Sampah terbanyak terjadi di Kuta Selatan. Dari total ribuan ton sampah itu 2.750 ton di antaranya sudah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar Selatan.
“Kami fokus pada pembersihan pantai. Kita ketahui bersama wisatawan banyak yang hendak berjemur dan sekadar rekreasi. Kami upayakan sampahnya dikumpulkan pada setiap STO pada tiap pos, setelah itu baru diangkut ke TPA. Hingga kini status darurat belum dicabut karena cuaca masih ekstrem,” kata Merthawan. *p
Komentar