nusabali

Pasca Banjir, PUPR Sisir Sampah di Gorong-gorong Trotoar

  • www.nusabali.com-pasca-banjir-pupr-sisir-sampah-di-gorong-gorong-trotoar

Pasca banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kota Denpasar, Senin (22/1) malam lalu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Denpasar mengangkut sedikitnya tiga truk sampah dari gorong-gorong di Jalan Raya Sesetan Denpasar, Selasa (30/1).

DENPASAR, NusaBali
Sampah tersebut juga menjadi penyebab utama meluapnya air di gorong-gorong tersebut hingga merendam beberapa lokasi di sekitarnya. Selain sampah sebagai penyebab utama, penyempitan drainase akibat pembangunan dan retakan gorong-gorong juga menjadi penyebab terhambatnya air yang mengalir. Namun, karena terkendala anggaran PUPR hanya bisa mengupayakan dengan pembersihan dan perawatan saluran drainase agar meminimalisir kembali terjadinya luapan air saat hujan deras turun.

Kepala Seksi Operasional dan Pemeliharaan, Komang Wiweka saat ditemui di sela-sela pengangkutan sampah di Jalan Raya Sesetan Denpasar mengungkapkan sejak banjir melanda sejumlah kawasan di Denpasar, pihaknya berusaha untuk melakukan perbaikan dan pembersihan gorong-gorong dan sungai. Kendati tidak bisa mengantisipasi banjir jika hujan deras terjadi, namun kata Wiweka pihaknya berharap dapat lebih mempercepat pengurangan volume air yang menggenang.

"Kami berupaya meminimalisir genangan saja dengan membersihkan sampah di gorong-gorong, namun untuk melakukan perbaikan gorong-gorong yang mengalami keretakan kami belum bisa karena keterbatasan anggaran. Kami sudah mengajukan anggaran namun hingga kini belum cair," ungkap Wiweka.

Lanjut Wiweka, untuk sehari ini khusus gorong-gorong di Jalan Raya Sesetan pihaknya mengumpulkan sedikitnya tiga truk dengan kapasitas sampah keseluruhan mencapai 10 meter kubik. "Itu baru hanya di Jalan Sesetan, belum lagi di gorong-gorong lainnya yang kita lakukan pembersihan secara bertahap. Kami berharap selain kami yang membersihkan, masyarakat juga ikut dalam menjaga lingkungan setidaknya tidak membuang sampah ke sungai," harapnya.

Pihaknya kata Wiweka, juga berusaha mengantisipasi luapan sungai di Desa Sanur Kauh dengan menyediakan pompa. Namun, mendapat penolakan dari warga dengan alasan suara mesin pompa yang bising. Padahal kata Wiweka jika mesin itu berjalan normal, banjir yang baru-baru ini merendam kawasan Sanur Kauh tidak akan terjadi. "Suara mesin dianggap bikin bising sehingga mengganggu warga," tandasnya. *m

Komentar