Musim Hujan, 69 Hektare Tanaman Padi Diserang Penyakit
Sebanyak 69 hektare tanaman padi di Tabanan diganggu penyakit akibat musim hujan.
TABANAN, NusaBali
Namun serangan penyakit itu tidak sampai mengakibatkan petani gagal panen. Serangan penyakit ini merata di 10 kecamatan se–Kabupaten Tabanan. Rincian penyakit yang menyerang di antaranya, 20 ha diserang wereng cokelat, tungro 6 ha, kresek 30 ha, dan penyakit belas 13 ha, dari luas sisa tanam pada akhir Desember 2017 sebanyak 8.886 ha.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana, menjelaskan hujan yang berkepanjangan tentu akan membuat para petani padi lebih waspada. Agar padi yang sudah ditanam tidak terserang penyakit atau hama. “Kalau musim hujan begini, hama wereng dan busuk leher perlu diwaspadai,” ungkapnya, Selasa (30/1).
Dikatakannya, tanaman padi yang rentan rusak dan tidak mendapatkan hasil, ketika tanaman berusia 2 bulan atau baru tumbuh. Ketika saat ini terus diguyur hujan pada malam hari maka sangat berpotensi terserang penyakit busuk leher. Sehingga tingkat produksi pasti akan turun karena bulir padi tidak berisi.
Menurutnya, gangguan yang menyerang ini intensitasnya masih rendah, karena tidak sampai membut petani gagal panen total. “Yang diserang lingkupnya sedikit, masih ada yang bisa diselamatkan,” imbuh Budana.
Tak hanya padi, tanaman cabai, bawang merah, dan sayur mayur juga terkena imbas akibat musim hujan yang berkepanjangan. Untuk tanaman cabai kebanyakan kena penyakit antrak nosa, dan bawang merah serta sayur menjadi busuk.
Gangguan hama ini berimbas pada harga yang sedkit meningkat. “Jadi ada pengaruh harga yang sedikit naik. Di petani untung, di pembeli merasa mahal,” beber Budana.
Dia mengimbau petani lebih waspada dalam memelihara tanaman ketika musim hujan. Khusus tanaman padi, petani harus cermat meneliti tanaman. Jika sudah ada potensi serangan hama, maka disarankan melakukan penyemprotan.
Ditambahkannya, khusus untuk pengendalian tungro dan wereng cokelat, sudah dibantu insektisida applaud, marshal 20 liter untuk wereng coklat yang dibantu oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. *d
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana, menjelaskan hujan yang berkepanjangan tentu akan membuat para petani padi lebih waspada. Agar padi yang sudah ditanam tidak terserang penyakit atau hama. “Kalau musim hujan begini, hama wereng dan busuk leher perlu diwaspadai,” ungkapnya, Selasa (30/1).
Dikatakannya, tanaman padi yang rentan rusak dan tidak mendapatkan hasil, ketika tanaman berusia 2 bulan atau baru tumbuh. Ketika saat ini terus diguyur hujan pada malam hari maka sangat berpotensi terserang penyakit busuk leher. Sehingga tingkat produksi pasti akan turun karena bulir padi tidak berisi.
Menurutnya, gangguan yang menyerang ini intensitasnya masih rendah, karena tidak sampai membut petani gagal panen total. “Yang diserang lingkupnya sedikit, masih ada yang bisa diselamatkan,” imbuh Budana.
Tak hanya padi, tanaman cabai, bawang merah, dan sayur mayur juga terkena imbas akibat musim hujan yang berkepanjangan. Untuk tanaman cabai kebanyakan kena penyakit antrak nosa, dan bawang merah serta sayur menjadi busuk.
Gangguan hama ini berimbas pada harga yang sedkit meningkat. “Jadi ada pengaruh harga yang sedikit naik. Di petani untung, di pembeli merasa mahal,” beber Budana.
Dia mengimbau petani lebih waspada dalam memelihara tanaman ketika musim hujan. Khusus tanaman padi, petani harus cermat meneliti tanaman. Jika sudah ada potensi serangan hama, maka disarankan melakukan penyemprotan.
Ditambahkannya, khusus untuk pengendalian tungro dan wereng cokelat, sudah dibantu insektisida applaud, marshal 20 liter untuk wereng coklat yang dibantu oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. *d
Komentar