Mandi di Sungai, Bocah Tewas Tenggelam
Korban tewas saat mandi di sungai depan Pura Gunung Lebah Banjar Anyar, Perean Kangin, Baturiti. Sungai tersebut tidak dalam, tetapi menurut warga setempat lokasinya dikenal angker.
TABANAN, NusaBali
I Made Putra Dharma Yasa, 12, kehilangan nyawa akibat tenggelam saat mandi di sungai depan Pura Gunung Lebah Banjar Anyar, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Rabu (31/1) sore. Korban Dharma Yasa, anak kedua dari pasangan I Ketut Mudana dengan Ni Wayan Suriati, tewas diduga karena tidak bisa berenang.
Informasi yang dihimpun, peristiwa naas ini terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Saat itu korban Dharma Yasa, warga Banjar Beluangan, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, bersama dua rekannya, I Putu Deva Suyasa dan I Komang Alit Merta Yoga hendak pergi ke sawah.
Mereka melintasi Sungai Sembung, dan saat itu korban Dharma Yasa, siswa kelas VI di SDN 1 Perean Kangin, itu ingin mandi. Sementara kedua rekannya tidak ikut mandi, memutuskan duduk di pinggir sungai yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter dan lebar 5 meter.
Namun beberapa saat mandi di sungai, tiba-tiba korban melambaikan tangan dan minta tolong. Kedua rekannya ini panik sehingga teriak-teriak minta tolong. Teriakan ini didengar oleh saksi I Made Wira Sustrawan, pekerja asal Denpasar yang kebetulan sedang membajak sawah yang posisinya di atas sungai.
Karena penasaran dan curiga terjadi sesuatu, Sustrawan menengok ke bawah, dilihat korban Dharma Yasa mengapung. Sustrawan pun berlari menyelamatkan korban, ternyata setelah didekati dari mulut korban keluar busa. Bersamaan dengan itu banyak warga datang, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Semara Ratih Baturiti. Setibanya di RS nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
Kapolsek Baturiti Kompol I Nyoman Sumadi membenarkan peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan kedua rekan korban, awalnya mereka ke sawah kemudian korban ingin mandi.
“Korban dilihat oleh saksi sudah mengapung dan mulutnya keluar busa. Saksi dibantu warga membawa ke rumah sakit menggunakan mobil, tapi nyawa korban tidak tertolong,” ujarnya.
Dikatakannya, tempat korban tenggelam ini sungainya tidak terlalu dalam, airnya tidak deras, dan bukan sungai besar. “Kemungkinan karena hujan beberapa hari ini menyebabkan sungai itu menjadi dalam. Sungainya ini berbentuk bendungan tapi tidak besar dan ada tanggulnya,” ungkap Kompol Sumadi.
Untuk saat ini jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka, dan terkait upacara masih akan dirembukkan. “Ini tewas karena tenggelam, sungainya tidak besar, tapi warga mengatakan tempat tersebut tergolong angker,” imbuhnya.
Sementara itu Perbekel Perean Kangin I Ketut Astra membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya korban ke sawah hendak mencari kakeknya. “Saat mandi di sungai itu beberapa menit, tiba-tiba tenggelam anak ini. Padahal sungainya tidak terlalu dalam,” kata Astra.
Menurut Astra, kejadian ini sempat membuat panik semua warga terlebih orangtua korban karena tidak menyangka terjadi hal buruk ini. Sebab jarak rumahnya dengan lokasi kejadian sekitar 1 kilometer, posisinya TKP ada di sebelah selatan rumah korban. “Kami sama-sama jemput jenazah korban, terlihat tidak ada luka di tubuh korban,” tuturnya. “Sedangkan terkait upacara korban masih akan dirembukkan, karena saat ini di banjar korban sedang berlangsung upacara agama,” tegasnya. *d
Informasi yang dihimpun, peristiwa naas ini terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Saat itu korban Dharma Yasa, warga Banjar Beluangan, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, bersama dua rekannya, I Putu Deva Suyasa dan I Komang Alit Merta Yoga hendak pergi ke sawah.
Mereka melintasi Sungai Sembung, dan saat itu korban Dharma Yasa, siswa kelas VI di SDN 1 Perean Kangin, itu ingin mandi. Sementara kedua rekannya tidak ikut mandi, memutuskan duduk di pinggir sungai yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter dan lebar 5 meter.
Namun beberapa saat mandi di sungai, tiba-tiba korban melambaikan tangan dan minta tolong. Kedua rekannya ini panik sehingga teriak-teriak minta tolong. Teriakan ini didengar oleh saksi I Made Wira Sustrawan, pekerja asal Denpasar yang kebetulan sedang membajak sawah yang posisinya di atas sungai.
Karena penasaran dan curiga terjadi sesuatu, Sustrawan menengok ke bawah, dilihat korban Dharma Yasa mengapung. Sustrawan pun berlari menyelamatkan korban, ternyata setelah didekati dari mulut korban keluar busa. Bersamaan dengan itu banyak warga datang, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Semara Ratih Baturiti. Setibanya di RS nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
Kapolsek Baturiti Kompol I Nyoman Sumadi membenarkan peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan kedua rekan korban, awalnya mereka ke sawah kemudian korban ingin mandi.
“Korban dilihat oleh saksi sudah mengapung dan mulutnya keluar busa. Saksi dibantu warga membawa ke rumah sakit menggunakan mobil, tapi nyawa korban tidak tertolong,” ujarnya.
Dikatakannya, tempat korban tenggelam ini sungainya tidak terlalu dalam, airnya tidak deras, dan bukan sungai besar. “Kemungkinan karena hujan beberapa hari ini menyebabkan sungai itu menjadi dalam. Sungainya ini berbentuk bendungan tapi tidak besar dan ada tanggulnya,” ungkap Kompol Sumadi.
Untuk saat ini jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka, dan terkait upacara masih akan dirembukkan. “Ini tewas karena tenggelam, sungainya tidak besar, tapi warga mengatakan tempat tersebut tergolong angker,” imbuhnya.
Sementara itu Perbekel Perean Kangin I Ketut Astra membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya korban ke sawah hendak mencari kakeknya. “Saat mandi di sungai itu beberapa menit, tiba-tiba tenggelam anak ini. Padahal sungainya tidak terlalu dalam,” kata Astra.
Menurut Astra, kejadian ini sempat membuat panik semua warga terlebih orangtua korban karena tidak menyangka terjadi hal buruk ini. Sebab jarak rumahnya dengan lokasi kejadian sekitar 1 kilometer, posisinya TKP ada di sebelah selatan rumah korban. “Kami sama-sama jemput jenazah korban, terlihat tidak ada luka di tubuh korban,” tuturnya. “Sedangkan terkait upacara korban masih akan dirembukkan, karena saat ini di banjar korban sedang berlangsung upacara agama,” tegasnya. *d
1
Komentar