Dinas LHK Antisipasi Air Laut Pasang dan Badai Pasir
Mengantisipasi fenomena alam langka super blue blood moon atau gerhana bulan total perigi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung menyiagakan sebanyak 200 personel untuk mengantisipasi gelombang pasang.
Fenomena Super Blue Blood Moon
MANGUPURA, NusaBali
Sebab fenomena yang terjadi 152 tahun sekali ini dikhawatirkan membawa sampah kiriman ke pesisir pantai. “Sekarang saja masih terjadi sampah kiriman. Makanya mengantisipasi fenomena super blue blood moon yang dapat berpengaruh terhadap gelombang laut, kami siagakan personel di lapangan,” ungkap Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Rabu (31/1).
Untuk jumlah personel per hari tak kurang dari 200 orang yang diterjunkan ke lapangan. “Ada 200 orang petugas yang kami terjunkan tiap hari untuk melakukan penanganan,” ungkapnya.
Di samping personel, pihaknya juga menyiagakan dua mobil penyedot debu di kawasan pantai. Sebab diakui angin cukup kencang saat ini hingga membawa pasir beterbangan. “Kami imbau masyarakat dan wisatawan tetap hati-hati. Terutama kawasan pantai, pasir beterbangan,” kata pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, ini.
Sementara mengantisipasi banjir rob dari kawasan Telok Benoa, jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung juga menyiagakan pompa penyedot air. Pompa ini sengaja disiapkan untuk memompa air jika sewaktu-waktu terjadi banjir rob dan menggenangi rumah warga.
“Ini fenomena alam. Kalaupun terjadi, pompa sudah kami siapkan jika air sampai ke rumah warga,” kata Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba.
Selama ini, kata dia, banjir rob terjadi saat intensitas hujan tinggi. Seperti beberapa waktu lalu, banjir rob di hilir sehingga air dari Tukad Mati tak mengalir lancar lalu meluap. “Kita berdoa saja agar banjir rob tidak terjadi dalam fenomena gerhana bulan total kali ini,” tandasnya. *asa
Komentar