Pembelajaran Bahasa Inggris Terkendala Internet
Proses belajar mengajar di sejumlah SMP di Kecamatan Kubu, Karangasem, terkendala akses internet.
AMLAPURA, NusaBali
Sehingga pembelajaran menggunakan IT (informasi teknologi), salah satunya mata pelajaran Bahasa Inggris belum optimal. Selain akses internet, sekolah juga belum punya LCD, proyektor, dan piranti lainnya.
Tenaga Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gede Ringin, mengatakan, perangkat teknologi sangat penting untuk menunjang pembelajaran, terutama Bahasa Inggris. Sebab, sangat perlu siswa mendengar percakapan Bahasa Inggris, bukan hanya dari bacanaan tetapi juga melihat dan mendengar langsung. “Agar siswa terbiasa mendengar ucapan kalimat yang benar, makanya perlu dukungan sarana teknologi,” jelas Ringin, Rabu (31/1).
Kepala SMPN 5 Kubu, Ni Luh Putu Srie Eka Melani, mengakui pembelajaran berbasis IT masih terkendala. Selain fasilitas belum mendukung, akses internet dan jaringan telepon belum ada. “Menelepon saja sulit dari sekolah, bagaimana bisa ada internet. Kami berencana pengadaan proyektor di tahun 2018 ini. Sedangkan LCD pengadaannya tahun 2019,” ugkapnya. Pengadaan itu untuk jaga-jaga jika internet telah mendukung, bisa digunakan.
Srie Eka Melani mengakui, sebanyak 254 siswa, masing-masing kelas VII sebanyak 100 siswa, kelas VIII 86 siswa, dan kelas IX 68 siswa belum mengenal IT. Terpisah, Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengakui, akses internet belum menjangkau hingga ke desa-desa, sehingga jadi kendala bagi sekolah melakukan pembelajaran berbasis IT. “Di situlah kendalanya, terpenting pengadaan sarana dilakukan secara bertahap, sambil menunggu ada akses internet,” jelas Kadisdikpora Gusti Kartika. *k16
Tenaga Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gede Ringin, mengatakan, perangkat teknologi sangat penting untuk menunjang pembelajaran, terutama Bahasa Inggris. Sebab, sangat perlu siswa mendengar percakapan Bahasa Inggris, bukan hanya dari bacanaan tetapi juga melihat dan mendengar langsung. “Agar siswa terbiasa mendengar ucapan kalimat yang benar, makanya perlu dukungan sarana teknologi,” jelas Ringin, Rabu (31/1).
Kepala SMPN 5 Kubu, Ni Luh Putu Srie Eka Melani, mengakui pembelajaran berbasis IT masih terkendala. Selain fasilitas belum mendukung, akses internet dan jaringan telepon belum ada. “Menelepon saja sulit dari sekolah, bagaimana bisa ada internet. Kami berencana pengadaan proyektor di tahun 2018 ini. Sedangkan LCD pengadaannya tahun 2019,” ugkapnya. Pengadaan itu untuk jaga-jaga jika internet telah mendukung, bisa digunakan.
Srie Eka Melani mengakui, sebanyak 254 siswa, masing-masing kelas VII sebanyak 100 siswa, kelas VIII 86 siswa, dan kelas IX 68 siswa belum mengenal IT. Terpisah, Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengakui, akses internet belum menjangkau hingga ke desa-desa, sehingga jadi kendala bagi sekolah melakukan pembelajaran berbasis IT. “Di situlah kendalanya, terpenting pengadaan sarana dilakukan secara bertahap, sambil menunggu ada akses internet,” jelas Kadisdikpora Gusti Kartika. *k16
Komentar