TKP Angker karena Dekat 3 Pura, Tempat Krama Cari Tirta Penembak
Bocah SD Tewas Tenggelam di Sungai Sembung Perean Kangin
TABANAN, NusaBali
Tempat bocah kelas VI SDN 1 Perean Kangin, I Made Putra Dharma Yasa, 12, tewas tenggelam di Sungai Sembung, Banjar Anyar, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan, terkenal angker lantaran lokasinya dekat dengan tiga pura milik Desa Pakraman Banjar Anyar. Sungai lokasi korban tenggelem difungsikan sebagai tempat mencari tirta ‘Penembak’ ketika ada ngaben ataupun ngeroras.
Hal ini disampaikan Perbekel Perean Kangin I Ketut Astra. Kata dia, di lokasi tersebut ada tiga pura, yakni Pura Puseh Bale Agung, Pura Gunung Lebah, dan Pura Agung Sari, masing-masing jaraknya sekitar 12 kilometer yang disungsung oleh Desa Pakraman Banjar Anyar. Pura yang paling dekat dengan lokasi adalah Pura Gunung Lebah, posisinya pas di sebelah kiri sungai hanya dibatasi pagar tembok.
“Bahkan di lokasi ini sering kali warga melihat orang berbadan besar dan orang berbusana putih, serta terdapat juga pohon beringin di sebelah selatan lokasi korban tenggelam,” ujarnya, Kamis (1/2).
Di Sungai Sembung ini krama Desa Pakraman Banjar Anyar mencari tirta Penembak ketika ada upacara agama seperti ngaben atau ngeroras. “Memang difungsikan airnya untuk mencari tirta penembak. Sudah dari dulu tradisi ini berlangsung,” tutur Astra.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengumpulkan seluruh Bendesa Adat Desa Perean Kangin untuk mengawasi anak-anaknya agar peristiwa tragis itu tidak terulang. Terlebih saat ini adalah musim hujan, bendesa adat setempat sudah diinformasikan untuk melarang warganya bermain di sungai terutama anak-anak. “Kami sudah rapatkan tadi (kemarin) pagi, intinya mengimbau agar krama mengawasi anak-anak,” tegasnya.
Menurutnya, kepergian Dharma Yasa, anak kedua dari pasangan I Ketut Mudana dengan Ni Wayan Suriati, dari Banjar Belulang, Desa Perean Kangin, ini menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat terutama keluarga. Padahal menurut cerita keluarga tidak ada firasat buruk apapun yang dirasakan. Tetapi tumben kakek korban tidak ingat dengan keberadaan cucunya. Biasanya kalau 10 menit saja tidak kelihatan akan dicari.
“Pas kejadian semua keluarga shock semua kayak orang kesurupan di rumahnya kemarin karena korban anak tersayang. Maklum saja korban merupakan satu-satunya anak laki-laki dari dua bersaudara,” ungkap Astra.
Sementara terkait upacara penguburan jenazah korban, akan dilakukan pada Sukra Pon Prangbakat, Jumat (2/2) hari ini. Sedangkan di lokasi korban tenggelam juga akan dilaksanakan upacara pacaruan namun masih menunggu hari baik. “Pacaruan nanti akan melibatkan dua banjar antara Banjar Belulang asal korban dan Banjar Anyar tempat korban tenggelam, sehingga hal ini masih dirembukkan,” jelasnya.
Seperti berita sebelumnya, I Made Putra Dharma Yasa tewas tenggelam saat mandi di sungai bersama dua rekannya pada Rabu (31/1) sekitar pukul 15.30 Wita. Nyawa korban tak tertolong meskipun sudah sempat dibawa ke rumah sakit. *d
Hal ini disampaikan Perbekel Perean Kangin I Ketut Astra. Kata dia, di lokasi tersebut ada tiga pura, yakni Pura Puseh Bale Agung, Pura Gunung Lebah, dan Pura Agung Sari, masing-masing jaraknya sekitar 12 kilometer yang disungsung oleh Desa Pakraman Banjar Anyar. Pura yang paling dekat dengan lokasi adalah Pura Gunung Lebah, posisinya pas di sebelah kiri sungai hanya dibatasi pagar tembok.
“Bahkan di lokasi ini sering kali warga melihat orang berbadan besar dan orang berbusana putih, serta terdapat juga pohon beringin di sebelah selatan lokasi korban tenggelam,” ujarnya, Kamis (1/2).
Di Sungai Sembung ini krama Desa Pakraman Banjar Anyar mencari tirta Penembak ketika ada upacara agama seperti ngaben atau ngeroras. “Memang difungsikan airnya untuk mencari tirta penembak. Sudah dari dulu tradisi ini berlangsung,” tutur Astra.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengumpulkan seluruh Bendesa Adat Desa Perean Kangin untuk mengawasi anak-anaknya agar peristiwa tragis itu tidak terulang. Terlebih saat ini adalah musim hujan, bendesa adat setempat sudah diinformasikan untuk melarang warganya bermain di sungai terutama anak-anak. “Kami sudah rapatkan tadi (kemarin) pagi, intinya mengimbau agar krama mengawasi anak-anak,” tegasnya.
Menurutnya, kepergian Dharma Yasa, anak kedua dari pasangan I Ketut Mudana dengan Ni Wayan Suriati, dari Banjar Belulang, Desa Perean Kangin, ini menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat terutama keluarga. Padahal menurut cerita keluarga tidak ada firasat buruk apapun yang dirasakan. Tetapi tumben kakek korban tidak ingat dengan keberadaan cucunya. Biasanya kalau 10 menit saja tidak kelihatan akan dicari.
“Pas kejadian semua keluarga shock semua kayak orang kesurupan di rumahnya kemarin karena korban anak tersayang. Maklum saja korban merupakan satu-satunya anak laki-laki dari dua bersaudara,” ungkap Astra.
Sementara terkait upacara penguburan jenazah korban, akan dilakukan pada Sukra Pon Prangbakat, Jumat (2/2) hari ini. Sedangkan di lokasi korban tenggelam juga akan dilaksanakan upacara pacaruan namun masih menunggu hari baik. “Pacaruan nanti akan melibatkan dua banjar antara Banjar Belulang asal korban dan Banjar Anyar tempat korban tenggelam, sehingga hal ini masih dirembukkan,” jelasnya.
Seperti berita sebelumnya, I Made Putra Dharma Yasa tewas tenggelam saat mandi di sungai bersama dua rekannya pada Rabu (31/1) sekitar pukul 15.30 Wita. Nyawa korban tak tertolong meskipun sudah sempat dibawa ke rumah sakit. *d
Komentar