Nilai Tukar Petani Bali Menurun
Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Bali Januari mengalami penurunan.
DENPASAR, NusaBali
Besar penurunannya 0,43 persen. Dari 103,93 pada Desember 2017 menjadi 103,48. Ini menunjukkan kemampuan petani mengalami penurunan, walau sesungguhnya NTP tersebut masih dalam kategori positif, yakni masih di atas 100 persen.
Penurunan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga barang- barang hasil produksi pertanian yang lebih kecil daripada kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar oleh petani. Indeks harga yang diterima petani dari hasil pertaniannya mencapai 131,14 naik 0,39 persen dibanding Desember 2017, yang besarnya 130,64.
Sedangkan indeks yang dibayar petani pada Januari 2018 mengalami kenaikan 0,82 persen . Dari 125,70 persen pada Desember menjadi 126,73 pada Januari 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, dari lima subsektor, NTP Tanaman Pangan dan Perikanan yang mengalami kenaikan yakni 2,24 persen dan 0,11 persen. Sedan sub sektor lainnya mengalami penurunan, hortikultura turun 0,21 persen. Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,55 persen dan Peternakan turun 1,59 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Adi Nugroho menjelaskan, Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi. Baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya produksi pertanian. “Semakin tinggi NTP , secara relatif makin kuat peranannya pada tingkat atau kemampuan daya beli petani,” jelas Adi Nugroho.
Namun demikian NTP sebesar 103,48 persen masih positif, karena masih di atas 100. “Masih baik namun dalam istilah ekonomi mengalami pelambatan,” tambah Kabid Integrasi Pengolahan Data dan Desiminasi BPS Bali Kadek Agus Wirawan. *k17
Penurunan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga barang- barang hasil produksi pertanian yang lebih kecil daripada kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar oleh petani. Indeks harga yang diterima petani dari hasil pertaniannya mencapai 131,14 naik 0,39 persen dibanding Desember 2017, yang besarnya 130,64.
Sedangkan indeks yang dibayar petani pada Januari 2018 mengalami kenaikan 0,82 persen . Dari 125,70 persen pada Desember menjadi 126,73 pada Januari 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, dari lima subsektor, NTP Tanaman Pangan dan Perikanan yang mengalami kenaikan yakni 2,24 persen dan 0,11 persen. Sedan sub sektor lainnya mengalami penurunan, hortikultura turun 0,21 persen. Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,55 persen dan Peternakan turun 1,59 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Adi Nugroho menjelaskan, Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi. Baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya produksi pertanian. “Semakin tinggi NTP , secara relatif makin kuat peranannya pada tingkat atau kemampuan daya beli petani,” jelas Adi Nugroho.
Namun demikian NTP sebesar 103,48 persen masih positif, karena masih di atas 100. “Masih baik namun dalam istilah ekonomi mengalami pelambatan,” tambah Kabid Integrasi Pengolahan Data dan Desiminasi BPS Bali Kadek Agus Wirawan. *k17
Komentar