SDN 3 Munduk Masih Lumpuh
Meski sudah mengerahkan alat berat dan dump truk untuk keruk lumpur, namun belum dapat dipastikan kapan aktivitas sekolah di SDN 3 Munduk pulih.
Ruas Jalan Munduk-Gesing Nyaris Putus
SINGARAJA, NusaBali
Warga Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng kembali membersihkan timbunan lumpur dan batu yang menutup seluruh ruangan di SDN 3 Munduk termasuk ruas jalan menuju Danau Tamblingan, Sabtu (3/2) pagi. Guna mempercepat pembersihan, BPBD dan Dinas PUPR Kabupaten Buleleng kerahkan alat berat dan dump truk, karena ketinggian timbunan lumpur mencapai 50 cm.
Perbekel Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Nyoman Niryasa mengatakan, volume tanah yang menutup jalan dan sekolah tergolong banyak, sehingga tidak optimal dibersihkan bila menggunakan peralatan manual. “Warga sempat membersihkan, tapi karena timbunan lumpur cukup tinggi, jadi harus menunggu alat berat,” katanya.
Meski sudah mengerahkan alat berat dan dump truk ke lokasi, namun belum dapat dipastikan aktivitas sekolah di SDN 3 Munduk segera pulih. Masalahnya, alat berat tidak bisa menjangkau timbunan lumpur di dalam ruang kelas. Alat berat hanya mengeruk timbunan lumpur di ruas jalan menuju Danau Tamblingan, dan di sekitar areal halaman SDN 3.
”Alat beratnya tidak bisa masuk, jadi pembersihan lumpur di dalam ruang kelas tetap harus manual,” kata Kadis PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya yang langsung memantau pembersihan lumpur di SDN 3 Munduk, kemarin. Menurut Suparta Wijaya, dirinya juga belum dapat memastikan sampai kapan seluruh timbunan lumpur di dalam ruang kelas dapat dibersihkan secara manual. Karena timbunan lumpur di dalam ruang kelas cukup tebal hingga 50 cm bahkan lebih. “Bisa lama itu (Pembersihan manual,red), karena ketebalan lumpur 50 cm lebih,” ujarnya.
Sejak gedung SDN 3 Munduk, yang berlokasi di Banjar Tamblingan tepatnya di ruas jalan menuju Danau Tamblingan, diterjang bencana air bah pada, Rabu (31/1) malam, seluruh siswa sebanyak 109 orang masih diliburkan hingga seluruh ruang kelas bersih dari timbunan lumpur. Karena akibat bencana air bah itu, seluruh ruang kelas tertimbun lumpur dan batu seukuran batok kelapa. Timbunan lumpur mencapai ketebalan 50 cm. Sementara bencana di wilayah Desa Munduk kembali terjadi. Kali ini ruas jalan penghubung Desa Munduk dan Desa Gesing yang berada di Banjar Tamblingan, ambles sepanjang 17 meter. Ruas jalan itu kini hanya bisa dilalui oleh sepeda motor, karena sebagian badan jalan ambles hingga kedalaman 6 meter. Warga Desa Gesing yang hendak ke Denpasar dengan kendaraan roda empat, kini harus memutar dengan jarak cukup jauh. Amblesnya ruas jalan itu diperkirakan karena curah hujan di wilayah itu masih tinggi. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Warga Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng kembali membersihkan timbunan lumpur dan batu yang menutup seluruh ruangan di SDN 3 Munduk termasuk ruas jalan menuju Danau Tamblingan, Sabtu (3/2) pagi. Guna mempercepat pembersihan, BPBD dan Dinas PUPR Kabupaten Buleleng kerahkan alat berat dan dump truk, karena ketinggian timbunan lumpur mencapai 50 cm.
Perbekel Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Nyoman Niryasa mengatakan, volume tanah yang menutup jalan dan sekolah tergolong banyak, sehingga tidak optimal dibersihkan bila menggunakan peralatan manual. “Warga sempat membersihkan, tapi karena timbunan lumpur cukup tinggi, jadi harus menunggu alat berat,” katanya.
Meski sudah mengerahkan alat berat dan dump truk ke lokasi, namun belum dapat dipastikan aktivitas sekolah di SDN 3 Munduk segera pulih. Masalahnya, alat berat tidak bisa menjangkau timbunan lumpur di dalam ruang kelas. Alat berat hanya mengeruk timbunan lumpur di ruas jalan menuju Danau Tamblingan, dan di sekitar areal halaman SDN 3.
”Alat beratnya tidak bisa masuk, jadi pembersihan lumpur di dalam ruang kelas tetap harus manual,” kata Kadis PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya yang langsung memantau pembersihan lumpur di SDN 3 Munduk, kemarin. Menurut Suparta Wijaya, dirinya juga belum dapat memastikan sampai kapan seluruh timbunan lumpur di dalam ruang kelas dapat dibersihkan secara manual. Karena timbunan lumpur di dalam ruang kelas cukup tebal hingga 50 cm bahkan lebih. “Bisa lama itu (Pembersihan manual,red), karena ketebalan lumpur 50 cm lebih,” ujarnya.
Sejak gedung SDN 3 Munduk, yang berlokasi di Banjar Tamblingan tepatnya di ruas jalan menuju Danau Tamblingan, diterjang bencana air bah pada, Rabu (31/1) malam, seluruh siswa sebanyak 109 orang masih diliburkan hingga seluruh ruang kelas bersih dari timbunan lumpur. Karena akibat bencana air bah itu, seluruh ruang kelas tertimbun lumpur dan batu seukuran batok kelapa. Timbunan lumpur mencapai ketebalan 50 cm. Sementara bencana di wilayah Desa Munduk kembali terjadi. Kali ini ruas jalan penghubung Desa Munduk dan Desa Gesing yang berada di Banjar Tamblingan, ambles sepanjang 17 meter. Ruas jalan itu kini hanya bisa dilalui oleh sepeda motor, karena sebagian badan jalan ambles hingga kedalaman 6 meter. Warga Desa Gesing yang hendak ke Denpasar dengan kendaraan roda empat, kini harus memutar dengan jarak cukup jauh. Amblesnya ruas jalan itu diperkirakan karena curah hujan di wilayah itu masih tinggi. *k19
1
Komentar