Golkar Akhirnya Bersatu Kembali
Setelah setahjun lebih didera konflik internal menyangkut dualisme kepengurusan, Golkar akhirnya bersatu kembali.
JAKARTA, NusaBali
Ditandai dengan rapat perdana pasca konflik DPP Golkar hasil Munas Riau 2009, Kamis (4/2), yang dipimpin langsung Aburizal Bakrie alias Ical (selaku Ketua Umum DPP Golkar) dan Agung Laksono (Wakil Ketua Umum DPP Golkar). Setelah rapat perdana kemarin, internal Golkar sepakat tidak ada lagi istrilah kubu Ical dan kubu Agung.
Rapat perdana pasca konflik setahun lebih di Kantor DPP Golkar, Jalan Angrek Neli Slipi, Jakarta Barat, Kamis sore diwarnai keakraban antara dua kubu yang selama ini berseteru. Ical (sebelumnya Ketua Umum DPP Golkar versi Munas Nusa Dua 2014) dan Agung Laksono (Ketua Umum DPP Golkar versi Munas Ancol 2014) duduk berdampingan.
Selain Agung Laksono, dalam rapat kemarin Ical juga didampingi para Wakil Ketua Umum DPP Golkar Munas Riau lainnya, seperti Sharif Cicip Sutardjo dan Theo L Sambuaga. Sekjen DPP Golkar Munas Riau 2009, Idrus Marham, juga ikut hadir sembari bercengkrama dengan Agung. Ical duduk di tengah, Agung berada di sebelah kanannya, dan Idrus Marham duduk di sebelah kirinya. Hanya saja, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Golkar, Akbar Tadnjung, tidak diundang hadir.
Dalam sambutannya, Ical mengungkap rasa bahagia bisa bertemu kangen dengan kader Golkar setelah setahun lebih panas dingin. "Ini merupakan tanda persahabatan abadi untuk memajukan Golkar. Silaturahmi dan mempererat cinta yang sudah bersemi. Jadi, nggak ada masalah lagi," ujar Ical.
Ical pun menegaskan, Golkar sudah bersatu lagi. Kini tidak ada lagi kubu Agung Laksono dan kubu Ical di Golkar. "Jangan ada lagi sebut kubu Agung dan kubu Aburizal Bakrie," tandasnya.
Dalam rapat bersama perdana pasca konflik itu, Ical memberikan kesempatan kepada sejumlah pengurus untuk bicara soal konsolidasi. Beberapa di antara mereka menyampaikan unek-uneknya, termasuk Wakil Sekjen DPP Golkar Leo Nababan---yang sebelumnya berada di kubu Agung.
Leo menyambut pernyataan Ical soal sudah tidak ada lagi kubu di internal Golkar. Dia juga ingin keakraban Golkar di rapat ini berlanjut. "Jangan ada lagi tim-timan. Saya siap dipimpin Aburizal Bakrie," ujar Leo. "Jangan ada dusta di antara kita," imbuhnya.
Saat berbicara di rapat, Agung Laksono juga meluapkan kegembiraannya karena bisa berkumpul lagi. Menurut Agung, ini bagaikan melepas rindu. "Akhirnya kita bisa kangen-kangenan. Seperti sudah 10 tahun tidak bertemu," ujar mantan Ketua DPR 2004-2019 ini.
Sedangkan salah satu pengurus DPP Golkar Munas Riau 2009, Wati Amir, merasa sangat trenyuh dengan bersatunya kembali Beringin. "Begitu lihat Mas Agung dan Pak Ical rangkulan di TV, saya menangis. Begitu terima undangan rapat ini, saya ingin segera cepat-cepat," ujar perempuan paruh baya ini saat diberi kesempoatan bicara di rapat kemarin.
"Mas Agung, I miss you," lanjut Wati Amir sambil melambaikan tangan ke arah Agung. Mendengar itu, baik Ical maupun Agung tersenyum melihat semangat kadernya yang menggebu-gebu. Bahkan, Agung sempat memperagakan kiss bye kepada seluruh pengurus yang hadir sambil tertawa.
Kemudian, Wati Amir melanjutkan unek-uneknya. "Saya bangga Golkar sudah rekonsiliasi. Jangan lupakan (Ketua) Dewan Pertimbangan kita, Akbar Tandjung. Kita bicara yang manis-masis lah. Ibaratnya kita sudah putus, sekarang nyambung lagi," pintanya.
Pada bagian lain, Ical selaku Ketua Umum DPP Golkar menyatakan rapat perdana kemarin tidak menyinggung soal kepanitiaan Munas (sebelumnya disebut Munaslub). Menurut Ical, lebih baik hal itu dibahas dalam rapat pengurus harian berikutnya saja.
"Prinsipnya kedua belah pihak sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Munas Riau 2009. Kita merapat pada hari ini (kemarin) tujuannya cuma satu, yaitu sudah lama tidak ketemu dan kita ingin berbincang-bincang. Jadi, bukan ada acara khusus seperti Munas," terang Ical.
Sedangkan jadwal dan kepanitiaan Munas baru akan dibahas dalam rapat yang berikut yang kemungkinan digelar akhir Februari 2016. "Panitia akhir bulan ini. Kita bahas dulu bersama waketum dan ketua," kata Ical.
Sementara itu, Ical juga menawarkan solusi terkait kepesertaan pengurus daerah (DPD I Golkar Provinsi dan DPD II Golkar Kabupaten/Kota) dalam Munas, yang diagendakan April-Mei 2016 mendatang. Solusi yang ditawarkan berupa Musyawarah Daerah (Musda).
"Kembali ke (turunan) Munas Riau. Kalau sudah selesai masa kepengurusannya, gelar Musda saja. Kalau waktunya belum habis, ya boleh," kata Ical dilansir detikcom tadi malam. Ical menegaskan, pengurus Golkar di daerah tidak boleh lagi terbelah menjadi kubu Agung dan Ical. "Kalau sudah habis masa kepengurusannya, gelar Musda. Tapi, tidak boleh kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie," tegasnya. 7
Komentar