nusabali

Jembatan Roboh, 15 KK Terisolasi

  • www.nusabali.com-jembatan-roboh-15-kk-terisolasi

Sedikitnya 15 kepala keluarga yang tinggal di Banjar Warnasari Kaja, Desa Warnasari, Kecamatan Melaya, Jembrana terisolasi karena ambruknya jembatan penghubung jalan desa, Minggu (4/2) pagi.

Di Desa Purwekerti, Jalan Tergerus Sepanjang 950 Meter


NEGARA, NusaBali
Belasan KK yang terosilasi ini adalah mereka yang tinggal di sisi timur jembatan ambrol. Jembatan di Banjar Wanasari Kaja, Desa Wanasari yang ambruk ini ini melintang arah timur-barat, dengan panjang sekitar 5 meter dan lebar 3 meter. Seluruh badan jembatan ambruk ke dasar sungai, sehingga tak bisa lagi dilalui kendaraan. Orang hanya bisa lewat melalui titian darurat dari bambu, itu pun harus ekstra hati-hati.

Informasi di lapangan, seebelum benar-benar ambruk kemarin pagi, jembatan di Banjar Wanasari Kaja, Desa Wanasari ini diketahui sudah retak-retak hingga nyaris roboh, sejak Kamis (1/2) lalu. Kala itu, senderan penahan sisi timur jembatan yang dibangun secara swadaya tahun 2000, telah amblas akibat diguyur hujan. “Tiga hari kemudian yakni tadi pagi (kemarin), jembatannya roboh,” ungkap Kelian Dinas Banjar Warnasari Kaja, I Komang Sudiarta.

Komang Sudiarta menyebutkan, karena jembatan ambruk, 15 KK yang tinggal di sisi timur jembatan tidak dapat lewat membawa kendaraan. Begitu juga warga yang kebetulan memiliki kebun di sisi timur jembatan, terpaksa harus lewat dengan jalan kaki, itu pun harus ekstra hati-hati. “Tidak ada jalan lain. Jalan sebelah timur jembatan memang buntu. Tapi di sana, ada tempat tinggal sekitar 15 KK. Mereka tinggal di kebunnya,” jelas Sudiarta.

Sebenarnya, lanjut Sudiarta, ketika mengetahui kondisi senderan penahan jembatan amblas, Kamis lalu, warga setempat sudah berusaha melakukan antisipasi dengan memasang kayu penyangga. Selain itu, Sudiarta juga sudah berkoordinasi dengan pihak desa.

Dari hasil koordinasi itu, jembatan yang senderannya amblas ini segera akan diperbaiki menggunakan APBDes, Selasa (6/2) besok. Namun, sebelum sempat diperbaiki, jembatan keburu ambruk. “Sayang sekali, jembatan keburu ambruk. Padahal, sudah direncanakan untuk diper-baiki. Paling tidak, Senin (hari ini) rencananya kami datang ke toko bangunan untuk memesan material,” keluh Sudiarta.

Sedangkan Kepala Desa (Perbekel) Warnasari, I Ketut Widastra, juga mengakui pihaknya sudah menyiapkan anggaran untuk perbaikan jembatan yang keburu ambruk ini dengan anggaran BUMDes. "Ini rencana memang sudah mau ditangani, karena menyangkut akses warga. Kebetulan, lintas di sini juga merupakan jalan desa. Tapi, jembatan keburu ambruk," ujar Perbekel Widiastra yang kemarin sempat turun ke lokasi jembatan roboh, mendampingi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.

Sementara itu, 125 KK warga Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karangasem merana karena tergerusnya jalan desa sepanjang 950 meter. Jalan yang tergerus akibat luberan air hujan ini menghubungkan Tempek Tukad Liki dan Banjar Biaslantang Kaler. Selain itu, jalan dari Banjar Biaslantang Kaler menuju Banjar Amed juga diterjang banjir.

Menurut Perbekel Purwekerti, I Nengah Karyawan, jalan desa ini tergerus akibat hujan terus menerus, sejak Rabu (31/1) lalu. Karena jalan tergerus hingga hanya menyisakan batu-batu dan kerikil, warga dari 125 KK kesulitan beraktivitas, karena jalan tidak lagi bisa dilalui kendaraan. Warga Banjar Biaslantang Kaler pilih menitipkan kendaraannya di luar, selanjutnya jalan kaki menuju rumahnya.

Perbekel Nengah Karyawan bersama Kelian Banjar Biaslantang Kaler, I Wayan Suartana, sudah berkoordinasi dengan petugas BPBD Karangasem untuk survei jalan yang tergerus ini. Kemudian, Minggu kemarin, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, terjun langsung memimpin stafnya ke lokasi TKP.

Dari hasil pengecekan kemarin, BPBD Karangasem merekomendasikan perbaikan jalan yang tergerus ini nantinya akan diupayakan menggunakan dana bencana. "Perbaikannya gunakan dana bencana, hanya saja masih berkoordinasi dulu dengan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangase,, seberapa besar biaya yang dibutuhkan," jelas IB Arimbawa, yang kemarin terjun ke lokasi didampingi Perbekel Nengah Karyawan.

Sedangkan Perbekel Nengah Karyawan mengatakan sebenarnya pihaknya telah beberapa kali mengajukan perbaikan jalan melalui Musrenbangdes, tapi perbaikan belum kunjung terealisasi. "Ada baiknya terjadi bencana, sehingga BPBD langsung mengagendakan perbaikan menggunakan dan bencana," katanya. *ode,k16

Komentar