nusabali

Pertumbuhan IMK Bali Merosot

  • www.nusabali.com-pertumbuhan-imk-bali-merosot

Pertumbuhan  produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Bali pada triwulan IV (2017) lebih rendah dari pertumbuhan IMK Nasional.

DENPASAR, NusaBali

IMK Bali tumbuh -4,53% di saat IMK Nasional tumbuh -0,21%. Dari sembilan jenis IMK Bali tumbuh negatif, di antaranya industri makanan tumbuh -4,74%. Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki -8,62%. Kemudian industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya  -0,39%. Selanjutnya industri barang bukan galian bukan logam mengalami -18,30%. Industri furniture  -13,56% dan industri pengolahan lainnya -1,86%.   Sementara yang menyumbang pertumbuhan positif di antaranya  industri makanan sebesar 0,81%, industri kertas dan barang dari kertas  3,76%, dan industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang tumbuh 3,79%.

Kapala BPS Bali Adi Nugroho menyatakan tidak mengerti kenapa terjadi penurunan sejauh itu. “Kami hanya memotret saja. Tak sampai ke situ (mencari sebab penurunan IMK dan dampaknya), “ kata Adi Nugroho, Minggu (4/2).

Terpisah kalangan pengusaha meyakini salah satu penyebab  merosotnya pertumbuhan IMK Bali  karena daya saing (ekspor) Bali  yang melemah. Sejumlah produk yang bertalian dan IMK, handicraft , garmen dan lainnya bukan lagi primadona Bali. “Kita sudah kalah saing dengan pesaing dari luar, seperti China, Thailand dan  Vietnam,”  ujar Panudina Kuhn, salah seorang pengusaha.  

Untuk meningkatkan daya saing ekspor sehingga berimbas juga  pada pertumbuhan IMK, kata Dewan Penasehat Apindo Bali ini perlu ada kebijakan dari Pemerintah. Apakah itu berupa subsidi atau perubahan regulasi yang bertalian dengan pengupahan. Misalnya untuk usaha IMK  dibebaskan dari ketentuan aturan tentang pengupahan. “Salah satu penyebab kendornya daya saing kita adalah  faktor ekonomi biaya tinggi,”   ujar Panudiana Kuhn. *k17 

Komentar