3 Kandidat Lolos Seleksi Calon Sekda
Setelah melalui seleksi secara marathon yang dilakukan Pansel (Panitia Seleksi), 3 kandidat akhirnya dinyatakan lolos sebagai Calon Sekda Provinsi Bali, berkat suksesnya tembus peringkat teratas nilai kumulatif.
Dewa Indra Rengkuh Nilai Tertinggi
DENPASAR, NusaBali
Nama mereka akan diajukan ke Gubernur, untuk kemudian maju ke Mendagri buat dipilih salah satunya menjadi Sekda Provinsi Bali, yakni Dewa Putu Indra, Ketut Lihadnyana, dan I Putu Astawa. Sesuai hasil kumulatif setelah berakhirnya tes wawancara di Pansel, Dewa Putu Indra menduduki tangga teratas dengan nilai 87,50. Sedangkan Ketut Lihadnyana berada di posisi kedua dengan nilai kumulatif 82,46, disusul I Putu Astawa (peringkat ketiga dengan nilai 81,04). Sementara dua kandidat lainnya tersingkir dari arena, masing-masing Luh Gde Haryani, Ida Bagus Wisnu Ardhana, dan I Wayan Suarjana.
Dewa Made Indra adalah birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali). Sedangkan Ketut Lihadnyana adalah birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kini Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bali.
Sebaliknya, Putu Astawa adalah birokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini menjabat Kepala Bappeda dan Litbang Provinsi Bali. Sementara Luh Gde Haryani adalah birokrat asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang kini menjabat Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Bali. IB Wisnu Ardhana saat ini masih menjabat Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Bali. Sedangkan Wayan Suarjana adalah birokrat asal Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan yang kini menjabat Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali.
Ketua Pansel Calon Sekda Provinsi Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun, mengatakan dalam seleksi wawancara yang berjalan adem ayem, tidak banyak mempengaruhi perankingan para kandidat. Sebelum tahapan tes wawancara, urutan nilai para kandidat juga sama untuk uji kompetensi penulisan naskah, yakni Dewa Made Indra, Ketut Lihadnyana, dan Putu Astawa.
“Nilai seleksi secara keseluruhan sudah final. Terakhir sudah dilakukan tes wawancara. Namun, sebagai test terakhir, wawancara ini tidak banyak mempengaruhi penilaian sebelumnya. Urutan tiga besar tetap tidak berubah. ujar Tjok Pemayun yang juga Sekda Provinsi Bali di Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Senin (5/2).
Dalam seleksi uji kompetensi dengan penulisan makalah yang hasilnya diumumkan langsung, Rabu pekan lalu, Dewa Indra memperoleh nilai tertinggi 93,57. Sedangkan Ketut Lihadnyana di posisi kedua dengan nilai 87,86, disusul kemudian Putu Astawa (dengan nilai 85,57), IB Wisnu Ardhana (nilai 82,86), Luh Putu Haryani (nilai 81,71), dan Wayan Suarjana di posisi buncit (nilai 80,71).
“Kami sudah umumkan posisi tiga besar yang diduduki Dewa Made Indra, Ketut Lihadnyana, dan Putu Astawa. Mereka kami ajukan ke Gubernur,” ujar Tjok Pemayun kemarin.
Setelah diajukan ke Gubernur Bali Made Mangku Pastika, kata Tjok Pemayun, kandidat Calon Sekda yang tembus tiga besar ini akan dikirimkan ke Mendagri untuk berproses lagi. Menurut Tjok Pemayun, penentuan Sekda definitif ini sudah menjadi kewenangan Mendagri.
“Gubernur yang ajukan ke Mendagri, nanti Mendagri atas nama Presiden akan menetapkan satu nama Calon Sekda Provinsi Bali. Kami hanya sampaikan hasil seleksi saja. Jadi, tugas Pansel sudah selesai,” tandas Tjok Pemayun yang segera akan pensiun dari jabatan Sekda Provinsi Bali per 1 Maret 2018.
Ketika ditanya apakah hasil seleksi akan sesuai dengan ranking final yang ditetapkan Pansel, di mana Dewa Indra akan terpilih menjadi Sekda Provinsi Bali, menurut Tjok Pemayun, penentuan satu nama sepenuhnya keputusan Mendagri yang kedudukannya sebagai pejabat politik. “Sama dengan penentuan Penjabat Bupati dan Penjabat Gubernur. Mendagri punya kewenangan menentukan nanti. Kalau kami di Pansel, semua hasil seleksi sudah berdasarkan proses yang profesional,” ujar mantan Karo Hukum, Karo Tapem, dan Kepala Bappeda Provinsi Bali ini.
Sementara itu, Putu Astawa yang berhasil dihubungi NusaBali terkait hasil selkeksi yang menempatkan namanya di posisi tiga besar, mengatakan dirinya bangga bisa ikut seleksi kandidat Calon Sekda Provinsi Bali. Apa pun hasilnya, itulah bagian dari proses.
“Saya tetap berbangga, karena bisa ikuti proses ini. Apa pun nanti hasilnya, tentu itu kewenangan dari Pansel dan pusat. Kita tunggu saja,” tegas Putu Astawa, Senin kemarin. Sayangnya, Dewa Indra dan Ketrut Lihadnyana belum berhasil dimintai konfirmasinya. Saat Dewa Indra dihubungi per telepon, Senin kemarin, terdengar nada sambung namun namun ponselnya tidak diangkat. Sedangkan ponsel Lihadnyana bernada mailbox. *nat
DENPASAR, NusaBali
Nama mereka akan diajukan ke Gubernur, untuk kemudian maju ke Mendagri buat dipilih salah satunya menjadi Sekda Provinsi Bali, yakni Dewa Putu Indra, Ketut Lihadnyana, dan I Putu Astawa. Sesuai hasil kumulatif setelah berakhirnya tes wawancara di Pansel, Dewa Putu Indra menduduki tangga teratas dengan nilai 87,50. Sedangkan Ketut Lihadnyana berada di posisi kedua dengan nilai kumulatif 82,46, disusul I Putu Astawa (peringkat ketiga dengan nilai 81,04). Sementara dua kandidat lainnya tersingkir dari arena, masing-masing Luh Gde Haryani, Ida Bagus Wisnu Ardhana, dan I Wayan Suarjana.
Dewa Made Indra adalah birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali). Sedangkan Ketut Lihadnyana adalah birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kini Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bali.
Sebaliknya, Putu Astawa adalah birokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini menjabat Kepala Bappeda dan Litbang Provinsi Bali. Sementara Luh Gde Haryani adalah birokrat asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang kini menjabat Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Bali. IB Wisnu Ardhana saat ini masih menjabat Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Bali. Sedangkan Wayan Suarjana adalah birokrat asal Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan yang kini menjabat Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali.
Ketua Pansel Calon Sekda Provinsi Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun, mengatakan dalam seleksi wawancara yang berjalan adem ayem, tidak banyak mempengaruhi perankingan para kandidat. Sebelum tahapan tes wawancara, urutan nilai para kandidat juga sama untuk uji kompetensi penulisan naskah, yakni Dewa Made Indra, Ketut Lihadnyana, dan Putu Astawa.
“Nilai seleksi secara keseluruhan sudah final. Terakhir sudah dilakukan tes wawancara. Namun, sebagai test terakhir, wawancara ini tidak banyak mempengaruhi penilaian sebelumnya. Urutan tiga besar tetap tidak berubah. ujar Tjok Pemayun yang juga Sekda Provinsi Bali di Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Senin (5/2).
Dalam seleksi uji kompetensi dengan penulisan makalah yang hasilnya diumumkan langsung, Rabu pekan lalu, Dewa Indra memperoleh nilai tertinggi 93,57. Sedangkan Ketut Lihadnyana di posisi kedua dengan nilai 87,86, disusul kemudian Putu Astawa (dengan nilai 85,57), IB Wisnu Ardhana (nilai 82,86), Luh Putu Haryani (nilai 81,71), dan Wayan Suarjana di posisi buncit (nilai 80,71).
“Kami sudah umumkan posisi tiga besar yang diduduki Dewa Made Indra, Ketut Lihadnyana, dan Putu Astawa. Mereka kami ajukan ke Gubernur,” ujar Tjok Pemayun kemarin.
Setelah diajukan ke Gubernur Bali Made Mangku Pastika, kata Tjok Pemayun, kandidat Calon Sekda yang tembus tiga besar ini akan dikirimkan ke Mendagri untuk berproses lagi. Menurut Tjok Pemayun, penentuan Sekda definitif ini sudah menjadi kewenangan Mendagri.
“Gubernur yang ajukan ke Mendagri, nanti Mendagri atas nama Presiden akan menetapkan satu nama Calon Sekda Provinsi Bali. Kami hanya sampaikan hasil seleksi saja. Jadi, tugas Pansel sudah selesai,” tandas Tjok Pemayun yang segera akan pensiun dari jabatan Sekda Provinsi Bali per 1 Maret 2018.
Ketika ditanya apakah hasil seleksi akan sesuai dengan ranking final yang ditetapkan Pansel, di mana Dewa Indra akan terpilih menjadi Sekda Provinsi Bali, menurut Tjok Pemayun, penentuan satu nama sepenuhnya keputusan Mendagri yang kedudukannya sebagai pejabat politik. “Sama dengan penentuan Penjabat Bupati dan Penjabat Gubernur. Mendagri punya kewenangan menentukan nanti. Kalau kami di Pansel, semua hasil seleksi sudah berdasarkan proses yang profesional,” ujar mantan Karo Hukum, Karo Tapem, dan Kepala Bappeda Provinsi Bali ini.
Sementara itu, Putu Astawa yang berhasil dihubungi NusaBali terkait hasil selkeksi yang menempatkan namanya di posisi tiga besar, mengatakan dirinya bangga bisa ikut seleksi kandidat Calon Sekda Provinsi Bali. Apa pun hasilnya, itulah bagian dari proses.
“Saya tetap berbangga, karena bisa ikuti proses ini. Apa pun nanti hasilnya, tentu itu kewenangan dari Pansel dan pusat. Kita tunggu saja,” tegas Putu Astawa, Senin kemarin. Sayangnya, Dewa Indra dan Ketrut Lihadnyana belum berhasil dimintai konfirmasinya. Saat Dewa Indra dihubungi per telepon, Senin kemarin, terdengar nada sambung namun namun ponselnya tidak diangkat. Sedangkan ponsel Lihadnyana bernada mailbox. *nat
Komentar