Siswa SDN 3 Munduk Libur Berkepanjangan
Seluruh siswa di SDN 3 Desa Munduk, Kecamatan Banjar, masih belum bersekolah, Senin (5/2).
Pembersihan Lumpur Terkendala Cuaca
SINGARAJA, NusaBali
Dalam satu minggu ke depan pun, para siswa belum dapat dipastikan bisa bersekolah. Masalahnya, pembersihan lumpur dan batu yang menutup seluruh ruangan sekolah terkendala cuaca yang tidak menentu. Hujan yang turun sering menganggu upaya pembersihan.
Bahkan ketika hujan lebat, lumpur kembali masuk ke dalam ruang kelas. “Anak-anak belum bisa bersekolah, kami belum tahu apa dalam satu minggu ini bisa bersih, karena kadang kalau hujan turun, kami tidak bisa membersihkan. Lumpur juga masuk ke ruangan lagi,” kata Kepala SDN 3 Munduk, I Wayan Batin yang dikonfirmasi, Senin siang.
Seluruh ruang di SDN 3 Munduk terendam lumpur dan batu akibat bencana air bah yang terjadi pada Rabu (31/1) malam pekan lalu. Seluruh siswa sebanyak 109 orang, terpaksa diliburkan sejak Kamis (1/2). Warga setempat bersama para guru dan orangtua murid berusaha membersihkan lumpur dan batu. Namun karena ketebalan lumpur mencapai 50 cm tidak bisa dilakukan secara manual. Hingga pada Sabtu (3/2) pagi, Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng, kerahkan satu unit alat berat dan dump truk guna mempercepat pembersihan lumpur.
Namun alat berat yang diturunkan tidak mampu menjangkau tumpukan lumpur dan batu yang merendam seluruh ruangan. Alat berat hanya mampu membersihkan lumpur dan batu yang merendam halaman sekolah. Upaya pembersihan lumpur dan batu di dalam ruangan tetap dilakukan secara manual. “Warga, orang tua murid dan para guru terus gotongroyong membersihkan lumpur yang diruangan, tetap kadang kendalanya ketika turun hujan tidak bisa bekerja lagi,” ujar Kasek Batin.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Sekdisdikpora) Buleleng, I Made Ngadeg ditemui usai rapat di gedung DPRD Buleleng Senin (5/2) mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada para siswa belajar sementara di rumah masing-masing, sambil menunggu upaya pembersihan. Ngadeg menyebut, pihaknya kembali memikirkan upaya pinjam tempat sementara agar proses belajar bisa berlangsung. Tadinya sempat terpikir meminjam gedung TK swasta yang ada di dekat lokasi, namun jumlah ruang yang ada hanya mampu untuk dua kelas. “Kita sedang pikirkan memanfaatkan Balai Banjar Tamblingan, tetapi upaya pembersihan masih terus diupayakan. Kita lihat perkembangannya nanti. Untuk sementara siswa diberikan tugas rumah, agar mereka tetap bisa belajar di rumahnya masing-masing,” terangnya. *k19
Komentar