Sempat Mangkrak, Proyek Jalan Biaung - Penebel Kembali Digarap
Sempat mangkrak selama 1 tahun karena terbatasnya anggaran, jalan penghubung Desa Biaung – Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan akan dikerjakan tahun 2018. Dana yang dianggarkan sebesar Rp 5 miliar.
TABANAN, NusaBali
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tabanan I Made Yudiana, menjelaskan jalan alternatif tersebut tahun 2018 akan dikerjakan dan mendapat anggaran sebesar Rp 5 miliar. “Ya, akan diperbaiki tahun ini,” ujarnya, Senin (5/2). Namun, saat ini masih proses persiapan tender. Kalau tidak ada halangan awal Maret 2018 tender akan dimulai.
Menurutnya, konstruksi digunakan sebelumnya adalah dinding penahan tanah (DPT). Tetapi sebelum proyek rampung yang target selesainya pada April 2017 dengan anggaran Rp 742.380.000.000, terjadi longsor pada saat proses pengerjaan. Senderan yang baru dipasang saat itu rusak. Namun pada saat itu dana dibayarkan sesuai presentasi pekerjaan yang dikerjakan yakni 47,62 persen atau senilai Rp 353.521.356.000, dan sisa dana dikembalikan ke kas daerah.
Oleh karena itu, karena kondisi di areal jalan tersebut rawan longsor, maka konstruksi yang digunakan saat ini adalah precast concrete sesuai dengan kajian yang telah dilakukan oleh pihaknya.
“Kalau sebelumnya direncanakan konstruksi dinding penahan tanah (DPT), kalau sekarang kami menggunakan konstruksi precast concrete setelah kami melakukan kajian sesuai kondisi di lapangan,” jelas Yudiana.
Sebelumnya jalan penghubung dua desa itu putus pada November 2016. Saat itu jalan tersebut tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Padahal jalan ini merupakan jalan alternatif bagi warga Desa Biaung terutama untuk berjualan ke Pasar Penebel. Memang ada jalur altenatif ke Desa Buruan tetapi jaraknya sangat jauh.
Kemudian pada Desember 2016 jalan tersebut mulai dikerjakan. Dimana direncanakan akan dibangun konstruksi tembok penahan tanah. Namun sayang beberapa bulan proyek berjalan, tepatnya pada 9 Maret 2017 ruas jalan di sebelah selatan yang tersisa sekitar 1 meter kembali ambles hingga jalan benar-benar putus.
Bahkan alat berat dan peralatan pertukangan juga ikut tertimbun longsoran tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa karena longsor terjadi pada dini hari. Sehingga saat itu proyek dihentikan dan struktur digunakan juga diubah karena tanah di sana rawan longsor. *d
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tabanan I Made Yudiana, menjelaskan jalan alternatif tersebut tahun 2018 akan dikerjakan dan mendapat anggaran sebesar Rp 5 miliar. “Ya, akan diperbaiki tahun ini,” ujarnya, Senin (5/2). Namun, saat ini masih proses persiapan tender. Kalau tidak ada halangan awal Maret 2018 tender akan dimulai.
Menurutnya, konstruksi digunakan sebelumnya adalah dinding penahan tanah (DPT). Tetapi sebelum proyek rampung yang target selesainya pada April 2017 dengan anggaran Rp 742.380.000.000, terjadi longsor pada saat proses pengerjaan. Senderan yang baru dipasang saat itu rusak. Namun pada saat itu dana dibayarkan sesuai presentasi pekerjaan yang dikerjakan yakni 47,62 persen atau senilai Rp 353.521.356.000, dan sisa dana dikembalikan ke kas daerah.
Oleh karena itu, karena kondisi di areal jalan tersebut rawan longsor, maka konstruksi yang digunakan saat ini adalah precast concrete sesuai dengan kajian yang telah dilakukan oleh pihaknya.
“Kalau sebelumnya direncanakan konstruksi dinding penahan tanah (DPT), kalau sekarang kami menggunakan konstruksi precast concrete setelah kami melakukan kajian sesuai kondisi di lapangan,” jelas Yudiana.
Sebelumnya jalan penghubung dua desa itu putus pada November 2016. Saat itu jalan tersebut tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Padahal jalan ini merupakan jalan alternatif bagi warga Desa Biaung terutama untuk berjualan ke Pasar Penebel. Memang ada jalur altenatif ke Desa Buruan tetapi jaraknya sangat jauh.
Kemudian pada Desember 2016 jalan tersebut mulai dikerjakan. Dimana direncanakan akan dibangun konstruksi tembok penahan tanah. Namun sayang beberapa bulan proyek berjalan, tepatnya pada 9 Maret 2017 ruas jalan di sebelah selatan yang tersisa sekitar 1 meter kembali ambles hingga jalan benar-benar putus.
Bahkan alat berat dan peralatan pertukangan juga ikut tertimbun longsoran tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa karena longsor terjadi pada dini hari. Sehingga saat itu proyek dihentikan dan struktur digunakan juga diubah karena tanah di sana rawan longsor. *d
1
Komentar