Muncul Usulan Kreasi Joged Jadi Joged Anyar
Pemkab Badung siap menjadi pioner lahirnya Joged Anyar. Tari kreasi joged ini ke depannya diharapkan bisa menghapus joged jaruh.
MANGUPURA, NusaBali
Sejak pembinaan dan pemantauan Jogeg Bumbung di beberapa kabupaten/kota, kini muncul usulan pengembangan tari Joged Bumbung yang dikreasikan menjadi tari Joged Anyar. Hal ini diutarakan budayawan Prof Dr I Wayan Dibia saat menjadi narasumber pada acara Pembinaan dan Sosialisasi Joged Bumbung oleh Dinas Kebudayaan Bali di Badung, Kamis (8/2).
Menurutnya, jika tari Joged Anyar ini bisa diwujudkan, dapat memberikan ‘penangkis’ terhadap maraknya keberadaan ‘joged jaruh’ atau joged yang dibawakan dengan seronok. “Bentuknya tetap Joged Bumbung, tetapi dikoreografi dengan lebih formal lagi. Ini untuk mengadopsi juga teknik tari dari anak-anak muda kita supaya bisa menari lebih bagus lagi,” ungkap Prof Dibia.
Bentuk Joged Anyar, kata Prof Dibia, berupa kreasi joged yang dijadikan bentuk tarian berkelompok, sehingga pada saat memasuki ibing-ibingan akan menjadi ibing-ibingan massal, namun tetap terikat dengan aksen-aksen gamelan. Menurutnya, dengan hal itu akan muncul tari joged yang berkualitas tinggi dan sangat mungkin dikembangkan dibarengi bermunculannya seniman muda yang kreatif.
“Badung sangat potensial untuk memulai hal ini karena memiliki dana dalam jumlah yang besar. Tinggal pemerintah yang memberikan fasilitas dan ruang untuk penampilan tari Joged Anyar,” imbuhnya.
Prof Dibia berpendapat, tari joged perlu dikembangkan. Karena selama ini mungkin ada anggapan joged dianggap sebagai tontonan yang tidak perlu dikembangkan. “Tetapi bagi saya karena ini kesenian rakyat, justru kesenian ini harus dibina supaya ruang untuk masyarakat berinteraksi dengan sebuah kesenian bisa dilakukan dengan lebih baik,” tegasnya.
Menanggapi permintaan Prof Dibia, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma menyatakan pihaknya siap untuk mendanai pengembangan tari Joged Anyar. Untuk merealisasikan usulan tersebut, rencananya dapat dibiayai melalui APBD Perubahan 2018 sehingga akhir tahun proses penggarapannya sudah bisa dirampungkan.
“Komitmen kami untuk melestarikan seni budaya sangat tinggi. Apalagi ingin membuat tarian joged yang nantinya akan dipakai contoh. Kami siap mendanai, agar ke depan kesan ‘jaruh’ atau porno dari kesenian joged bisa terhapus,” ujarnya.
Hingga saat ini, dari 15 sekaa (sanggar) joged yang ada di Kabupaten Badung, hanya sekitar tujuh sekaa yang masih aktif. Anom Bhasma pun mengatakan, sampai saat ini belum pernah ada penampilan joged jaruh di Badung. “Di daerah kami selama ini belum pernah ditemukan sampai terjadi kasus penampilan joged jaruh,” tandasnya. *ind
Menurutnya, jika tari Joged Anyar ini bisa diwujudkan, dapat memberikan ‘penangkis’ terhadap maraknya keberadaan ‘joged jaruh’ atau joged yang dibawakan dengan seronok. “Bentuknya tetap Joged Bumbung, tetapi dikoreografi dengan lebih formal lagi. Ini untuk mengadopsi juga teknik tari dari anak-anak muda kita supaya bisa menari lebih bagus lagi,” ungkap Prof Dibia.
Bentuk Joged Anyar, kata Prof Dibia, berupa kreasi joged yang dijadikan bentuk tarian berkelompok, sehingga pada saat memasuki ibing-ibingan akan menjadi ibing-ibingan massal, namun tetap terikat dengan aksen-aksen gamelan. Menurutnya, dengan hal itu akan muncul tari joged yang berkualitas tinggi dan sangat mungkin dikembangkan dibarengi bermunculannya seniman muda yang kreatif.
“Badung sangat potensial untuk memulai hal ini karena memiliki dana dalam jumlah yang besar. Tinggal pemerintah yang memberikan fasilitas dan ruang untuk penampilan tari Joged Anyar,” imbuhnya.
Prof Dibia berpendapat, tari joged perlu dikembangkan. Karena selama ini mungkin ada anggapan joged dianggap sebagai tontonan yang tidak perlu dikembangkan. “Tetapi bagi saya karena ini kesenian rakyat, justru kesenian ini harus dibina supaya ruang untuk masyarakat berinteraksi dengan sebuah kesenian bisa dilakukan dengan lebih baik,” tegasnya.
Menanggapi permintaan Prof Dibia, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma menyatakan pihaknya siap untuk mendanai pengembangan tari Joged Anyar. Untuk merealisasikan usulan tersebut, rencananya dapat dibiayai melalui APBD Perubahan 2018 sehingga akhir tahun proses penggarapannya sudah bisa dirampungkan.
“Komitmen kami untuk melestarikan seni budaya sangat tinggi. Apalagi ingin membuat tarian joged yang nantinya akan dipakai contoh. Kami siap mendanai, agar ke depan kesan ‘jaruh’ atau porno dari kesenian joged bisa terhapus,” ujarnya.
Hingga saat ini, dari 15 sekaa (sanggar) joged yang ada di Kabupaten Badung, hanya sekitar tujuh sekaa yang masih aktif. Anom Bhasma pun mengatakan, sampai saat ini belum pernah ada penampilan joged jaruh di Badung. “Di daerah kami selama ini belum pernah ditemukan sampai terjadi kasus penampilan joged jaruh,” tandasnya. *ind
Komentar