Warga Tolak Rencana Pabrik Limbah Medis
Pabrik yang rencana dibangun investor berbasis di Jawa Timur tersebut, mengolah limbah medis yang notabena alat-alat bekas digunakan orang sakit.
NEGARA, NusaBali
Adanya rencana pembangunan pabrik limbah medis di Banjar Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, mendapat protes warga setempat. Warga merasa keberatan dengan lokasi pembangunannya karena dekat kawasan pemukiman, sehingga dikhawatirkan menganggu kenyamanan warga.
Berdasarkan informasi, rencana pembangunan pabrik limbah medis tersebut, terungkap dalam sosialisasi pekan lalu. Para warga penyanding yang sempat dikumpulkan waktu sosialisasi di Balai Banjar Kembang, sepakat menolak. “Masalahnya, lokasinya dekat kawasan pemukiman. Kemarin waktu sosialisasi diminta hadir sekitar 30 warga, dan semua memang menolak,” ujar salah satu warga penyanding, Kamis (8/2).
Menurut warga penyanding yang enggan dikorankan namanya ini, lantaran dekat kawasan pemukiman warga, warga khawatir terjadi dampak pencemaran lingkungan. Apalagi, pabrik yang rencana dibangun investor dengan basis di Jawa Timur tersebut, mengolah limbah medis yang notabena alat-alat bekas penggunaan orang sakit. “Yang diolah limbah, sedangkan kalau nanti warga berdampingan dengan penampungan limbah, kami tidak setuju,” tambahnya.
Perbekel Cupel Usman, dikonfirmasi Kamis kemarin, membenarkan adanya rencana pembangunan pabrik limbah medis tersebut, dan mendapat penolakan warga penyanding. Dia sendiri mengaku tidak tahu secara pasti investor yang rencana membangun pabrik limbah medis tersebut. Namun, pihaknya menyarankan kepada investor bersangkutan, agar melakukan sosialiasi terlebih dahulu, sehingga tidak menjadi masalah dikemudian hari. “Waktu sosisaliasi kemarin itu, diundang 30 warga, dan hadir 27. Intinya, ya mereka menolak karena dekat pemukiman,” katanya.
Setelah mengetahui penolakan warga penyanding tersebut, kata Usman, belum ada tindaklanjut kembali dari investor bersangkutan. Dia pun belum mengetahui, apakah lahan yang rencana digunakan tempat membangun pabrik limbah medis itu, sudah dibeli atau disewa. “Sebelumnya, beberapa warga penyanding sempat diajak melihat amdal pabrik mereka yang di Denpasar. Tetapi, kami tidak tahu pastinya. Ini juga belum ada konfirmasi lanjutan, dan tidak tahu apa rencana pembangunannya akan tetap dilanjutkan atau bagaimana,” ujarnya. *ode
Adanya rencana pembangunan pabrik limbah medis di Banjar Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, mendapat protes warga setempat. Warga merasa keberatan dengan lokasi pembangunannya karena dekat kawasan pemukiman, sehingga dikhawatirkan menganggu kenyamanan warga.
Berdasarkan informasi, rencana pembangunan pabrik limbah medis tersebut, terungkap dalam sosialisasi pekan lalu. Para warga penyanding yang sempat dikumpulkan waktu sosialisasi di Balai Banjar Kembang, sepakat menolak. “Masalahnya, lokasinya dekat kawasan pemukiman. Kemarin waktu sosialisasi diminta hadir sekitar 30 warga, dan semua memang menolak,” ujar salah satu warga penyanding, Kamis (8/2).
Menurut warga penyanding yang enggan dikorankan namanya ini, lantaran dekat kawasan pemukiman warga, warga khawatir terjadi dampak pencemaran lingkungan. Apalagi, pabrik yang rencana dibangun investor dengan basis di Jawa Timur tersebut, mengolah limbah medis yang notabena alat-alat bekas penggunaan orang sakit. “Yang diolah limbah, sedangkan kalau nanti warga berdampingan dengan penampungan limbah, kami tidak setuju,” tambahnya.
Perbekel Cupel Usman, dikonfirmasi Kamis kemarin, membenarkan adanya rencana pembangunan pabrik limbah medis tersebut, dan mendapat penolakan warga penyanding. Dia sendiri mengaku tidak tahu secara pasti investor yang rencana membangun pabrik limbah medis tersebut. Namun, pihaknya menyarankan kepada investor bersangkutan, agar melakukan sosialiasi terlebih dahulu, sehingga tidak menjadi masalah dikemudian hari. “Waktu sosisaliasi kemarin itu, diundang 30 warga, dan hadir 27. Intinya, ya mereka menolak karena dekat pemukiman,” katanya.
Setelah mengetahui penolakan warga penyanding tersebut, kata Usman, belum ada tindaklanjut kembali dari investor bersangkutan. Dia pun belum mengetahui, apakah lahan yang rencana digunakan tempat membangun pabrik limbah medis itu, sudah dibeli atau disewa. “Sebelumnya, beberapa warga penyanding sempat diajak melihat amdal pabrik mereka yang di Denpasar. Tetapi, kami tidak tahu pastinya. Ini juga belum ada konfirmasi lanjutan, dan tidak tahu apa rencana pembangunannya akan tetap dilanjutkan atau bagaimana,” ujarnya. *ode
1
Komentar