Dewan Ungkap Retak di Bendungan Titab
Kalangan Komisi III DPRD Bali yang membidangi masalah pembangunan dan lingkungan sudah sempat terjun ke Bendungan Titab di Buleleng Barat, yang belakangan diisukan bocor.
Khawatir Jutaan Kubik Air Tumpah, Pastika Akan Cek ke Lokasi
DENPASAR, NusaBali
Dewan menemukan memang ada retak-retak pada Bendungan Titab yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt, Buleleng tersebut.
Hal ini disampaikan anggota Komisi III DPRD Bali dari Fraksi PDIP Dapil Buleleng, Ketut Kariyasa Adnyana, di Denpasar, Jumat (5/2). Kariyasa Adnyana menyebutkan, isu adanya retak-retak di Bendungan Titab, bulanlah sekadar isapan jempol, tapi benar adanya. Dia menyaksikan sendiri retak-retak tersebut, karena sempat terjun ke lokasi Bendungan Titab. Kebetulan, Karisaya berasal dari Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu.
Menurut Kariyasa, dirinya terjun ke Bentungan Titab setelah beredar informasi yang meresahkan warga sekitar terkait dinding bendungan retak dan terdengar bunyi ledakan, tiga pekan lalu. Nah, saat Kariyasa datang ke lokasi, memang terlihat ada retak-retak pada batas bedungan dan jalur pembuangan.
“Retak-retak itu terlihat begitu lebar. Kita khawatir kalau merembet ke bidang lainnya, bendungan bisa jebol. Kan bahaya itu,” ujar Kariyasa. “Jadi, retak-retak itu bukan isapan jempol. Mungkin saat proses retak itu menimbulkan suara ledakan yang didengar warga. Kita sarankan Pemprov Bali segera turun tangan koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Penida,” lanjut Kariyasa.
Menurut Kariyasa, dirinya juga telah melaporkan kondisi yang terjhadi di Bendungan Titab ini kepada Ketua Komisi III DPRD Bali, Nengah Tamba (dari Fraksi Demokrat Dapil jembrana). Tujuannya, supaya nanti diteruskan kepada Pimpinan Dewan.
“Proyek Bendungan Titab ini harus dikelola dengan baik. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali kita minta bergerak cepat. Kalau retaknnya parah, itu bisa menimbulkan bencana. Mudah-mudahan sih tidak terjadi,” tegas mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali 2004-2009 ini.
Kariyasa menyebutkan, Bendungan Titab yang fisiknya dibangun sejak tahun 2011 itu merupakan proyek APBN dikerjakan oleh Kementerian PU, dalam hal ini Balai Sungai Wilayah (BSW) Bali-Penida. “Proyeknya APBN, tapi pengelolaannya kan pemerintah daerah,” ujarnya.
Bendungan Titab yang saat penuh nanti memiliki kapasitas tampung 12 juta meter kubik air, menurut Kariyasa, bisa difungsikan untuk irigasi bagi tiga kecamatan wilayah Buleleng Barat, yakni Kecamatan Seririt, Kecamatan Gerogak, dan Kecamatan Busungbiu. Selain untuk irigasi, air Bendungan Titab juga bisa difungsikan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Sementara itu, Gubernur bali Made Mangku Pastika berencana mengecak langsung ke lokasi Bendungan Titab. Menurut Pastika, Pemprov Bali juga khawatir dengan adanya informasi Bendungan Titab mengalami retak-retak. “Kita mau tengok itu. Masih cari jadwal dengan Dinas PU dan Balai Sungai Wilayah Bali-Penida,” ujar Pastika secara terpisah, Jumat kemarin.
Pastika mengatakan, jika kerusakan Bendungan Titab benar-benar parah, bisa jebol dan menghancurkan desa-desa di bawahnya. Sebab, ada belasan juta meter kubik air yang ditampung dan terancam tumpah.
“Kami akan koordinasikan dengan pihak Balai Sungai Wilayah Bali-Penida. Kalau Bendungan Titab sampai jebol, bisa hancur desa saya. Itu desanya gubernur bisa hilang kalau sampai terjadi,” kelakar Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini.
Bendungan Titab sendiri berada di lokasi 6 desa dari 2 kecamatan bertetangga di Buleleng Barat. Rinciannya, 4 desa di wilayah Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga. Sedangkan 2 desa lagi masuk wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit.
Bendungan Titab yang luasnya mencapai 64 hektare dengan kedalaman 60 meter, ditargetkan mampu menampung 12 juta meter kubik air. Bendungan Titab diperkirakan akan terisi penuh 12 juta meter kubik air sekitar Maret 2016 mendatang. Proses pengisian air Bendungan Titab sudah dimulai sejak 13 Desember 2015 lalu. Sampai saat ini, Bendungan Titab baru terisi air lebih dari 4 juta meter kubik.
Sebulan lalu, tepatnya 16 Januari 2016, warga desa-desa dari dua kecamatan bertetangga di sekitar Bendungan Titab juga sempat resah. Kala itu pun mereka resah karena beredar isu Bendungan Titab jebol. Ditandai dengan bunyi ledakan sebanyak tiga kali.
Kemudian, Rabu (3/2), untuk kali kedua muncul isu miring terkait Bendungan Titab di Buleleng Barat, hingga bikin cemas warga sekitar. Kali ini, Bendungan Titab diisukan bocor, yang diperkuat postingan sebuah foto di sosial media, yang memperlihatkan situasi saluran irigasi di bawah jembatan mengalami luapan air dengan debit sangat besar.
Gara-gara postingan foto tersebut, muncul kemudian dugaan kalau Bendungan Titab yang berkapasitas 12 juta meter kubik air tersebut mengalami kebocoran. Ini dikaitkan dengan adanya keretakan yang dibarengi amblasnya tanah seputar jembatan di atas Bendungan Titab. 7 nat
1
Komentar